Tuding Banyak Data Palsu, Warga Minta Pengumuman PPDB Dibatalkan
A
A
A
BANDUNG - Sejumlah warga hingga saat ini masih berkerumun di Kantor Disdik Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka menuntut pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dijadwalkan hari ini dibatalkan.
"Kami minta Disdik Kota Bandung menunda atau membatalkan rencana pengumuman PPDB 2018 yang rencananya akan dilaksanakan hari ini pukul 14.00. Kami menuntut jangan ada ketuk palu, sebelum ada verifikasi semua berkas," kata salah seorang warga, Sukma, di Kantor Disdik, Senin (9/7/2018).
Menurut dia, proses PPDB Kota Bandung banyak keganjilan. Salah satunya persoalan zonasi yang dinilai dimanfaatkan oknum tertentu untuk memalsukan data. Dia menduga, banyak nomor induk kependudukan (NIK) yang dipalsukan.
Sambil menunjukkan data-data, Sukma menunjukkan banyak nomor kartu keluarga (KK) yang bukan kode kecamatan terdekat. Bahkan, dia menunjukkan ada NIK yang semuanya berisi angka 1. "Bahkan di Astana Anyar ada pendaftar yang jaraknya dari sekolah 200 meter. Ini kan patut dipertanyakan. Jangan-jangan banyak warga luar kota," ujarnya.
Menurut dia, keganjilan PPDB Kota Bandung banyak terjadi di SMP favorit, seperti SMP 2, 5, 7, dan lainnya. Banyak orang tua yang merasa dirugikan akibat keganjilan tersebut. "Jangan sampai ada jual beli kursi. Ini harus dipertanyakan, siapa yang upload data itu."
Orang tua siswa lainnya, Yoga mengatakan, walaupun menggunakan sistem zonasi, mestinya panitia melihat dan menelaah jarak calon peserta. Jangan sampai warga yang dekat sekolah justru tidak diterima. "Kami berharap Disdik menambah kuota setiap kelas. Masak yang deket enggak diterima." (Baca Juga: Protes PPDB, Puluhan Orang Duduki Disdik Kota Bandung(zik)
"Kami minta Disdik Kota Bandung menunda atau membatalkan rencana pengumuman PPDB 2018 yang rencananya akan dilaksanakan hari ini pukul 14.00. Kami menuntut jangan ada ketuk palu, sebelum ada verifikasi semua berkas," kata salah seorang warga, Sukma, di Kantor Disdik, Senin (9/7/2018).
Menurut dia, proses PPDB Kota Bandung banyak keganjilan. Salah satunya persoalan zonasi yang dinilai dimanfaatkan oknum tertentu untuk memalsukan data. Dia menduga, banyak nomor induk kependudukan (NIK) yang dipalsukan.
Sambil menunjukkan data-data, Sukma menunjukkan banyak nomor kartu keluarga (KK) yang bukan kode kecamatan terdekat. Bahkan, dia menunjukkan ada NIK yang semuanya berisi angka 1. "Bahkan di Astana Anyar ada pendaftar yang jaraknya dari sekolah 200 meter. Ini kan patut dipertanyakan. Jangan-jangan banyak warga luar kota," ujarnya.
Menurut dia, keganjilan PPDB Kota Bandung banyak terjadi di SMP favorit, seperti SMP 2, 5, 7, dan lainnya. Banyak orang tua yang merasa dirugikan akibat keganjilan tersebut. "Jangan sampai ada jual beli kursi. Ini harus dipertanyakan, siapa yang upload data itu."
Orang tua siswa lainnya, Yoga mengatakan, walaupun menggunakan sistem zonasi, mestinya panitia melihat dan menelaah jarak calon peserta. Jangan sampai warga yang dekat sekolah justru tidak diterima. "Kami berharap Disdik menambah kuota setiap kelas. Masak yang deket enggak diterima." (Baca Juga: Protes PPDB, Puluhan Orang Duduki Disdik Kota Bandung(zik)