Anak Tempatan Tak Diterima, Ratusan Warga Demo Sekolah
A
A
A
PEKANBARU - Ratusan warga sekitaran SMP Negeri 21 Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau melakukan aksi demo. Mereka memprotes pihak sekolah yang tidak menerima anak tempatan di sekolah tersebut.
Aksi protes ini dilakukan di halaman SMPN 21 Pekanbaru pada Kamis (5/8/2018) sekitar pukul 10 WIB. Aksi dilakukan oleh warga didampingi para tokoh masyakarat tempatan.
"Saya heran kenapa hampir semua anak sekitar sekolah tidak ada yang masuk SMP 021. Semua yang diterima hampir anak luar. Kalau tahun tahun sebelumnya anak di sini banyak diterima," keluh Alex perwakilan warga.
Dia menjelaskan bahwa seharusnya warga tempatan didahulukan dibanding warga lain. Banyak hal yang menjadi pertimbangan pihak sekolah mengapa harus warga tempatan yang terima.
"Setahu kita peraturan pemerintah mengapa harus warga terdekat, pertama untuk mengurangi kecelakaan, untuk mengurangi kemacetan. Kemudian agar biaya jangan berat, misalnya tranportasi. Kalau sudah dekat tidak perlu mengantar jemput ke sekolah," keluh Alex yang rumahnya bersebelahan dengan SMPN 21 Pekanbaru.
Kepala Sekolah SMP 021 Asmar mengatakan banyaknya warga tempatan yang diterima tahun lalu karena semuanya berdasarkan nilai. Hal itu berdasarkan keputusan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
"Semua yang diterima berdasarkan nilai. Di sekolah kita yang lulus 192 siswa. Sekarangkan peraturannya sesuai zonasi, kalau disinikan zonasi ada dua kecamatan yakni di Kecamatan Marpoyan Damai dan Tampan. Nilai yang terendah 229,90 yang tertinggi 274. Jadi semua berdasarkan nilai," katanya dihadapan warga.
Terkait permasalahan warga sekitar sekolah, Asmar mengaku tidak bisa berbuat banyak karena semua sekarang berdasarkan nilai dan zonasi. "Namun demikian nanti saya akan sampaikan keluahan warga ini ke dinas pendidikan. Mana tau ada solusinya seperti pakai pagi dan sore," janjinya.
Bagun Sitepu, Ketua RT 03 Kelurahan Sidomulyo Timur mengatakan bahwa warga banyak tidak mengetahui sistem zonasi. Karena selama ini warganya banyak diterima bila sekolahnya dekat rumah.
"Mana tau warga zonasi, setahu saya warga tempatan mendapat porsi untuk bisa bersekolah tempat tinggal mereka. Pemkot Pekanbaru harusnya memperhatikan warga tempatan," pungkasnya.
Aksi protes ini dilakukan di halaman SMPN 21 Pekanbaru pada Kamis (5/8/2018) sekitar pukul 10 WIB. Aksi dilakukan oleh warga didampingi para tokoh masyakarat tempatan.
"Saya heran kenapa hampir semua anak sekitar sekolah tidak ada yang masuk SMP 021. Semua yang diterima hampir anak luar. Kalau tahun tahun sebelumnya anak di sini banyak diterima," keluh Alex perwakilan warga.
Dia menjelaskan bahwa seharusnya warga tempatan didahulukan dibanding warga lain. Banyak hal yang menjadi pertimbangan pihak sekolah mengapa harus warga tempatan yang terima.
"Setahu kita peraturan pemerintah mengapa harus warga terdekat, pertama untuk mengurangi kecelakaan, untuk mengurangi kemacetan. Kemudian agar biaya jangan berat, misalnya tranportasi. Kalau sudah dekat tidak perlu mengantar jemput ke sekolah," keluh Alex yang rumahnya bersebelahan dengan SMPN 21 Pekanbaru.
Kepala Sekolah SMP 021 Asmar mengatakan banyaknya warga tempatan yang diterima tahun lalu karena semuanya berdasarkan nilai. Hal itu berdasarkan keputusan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
"Semua yang diterima berdasarkan nilai. Di sekolah kita yang lulus 192 siswa. Sekarangkan peraturannya sesuai zonasi, kalau disinikan zonasi ada dua kecamatan yakni di Kecamatan Marpoyan Damai dan Tampan. Nilai yang terendah 229,90 yang tertinggi 274. Jadi semua berdasarkan nilai," katanya dihadapan warga.
Terkait permasalahan warga sekitar sekolah, Asmar mengaku tidak bisa berbuat banyak karena semua sekarang berdasarkan nilai dan zonasi. "Namun demikian nanti saya akan sampaikan keluahan warga ini ke dinas pendidikan. Mana tau ada solusinya seperti pakai pagi dan sore," janjinya.
Bagun Sitepu, Ketua RT 03 Kelurahan Sidomulyo Timur mengatakan bahwa warga banyak tidak mengetahui sistem zonasi. Karena selama ini warganya banyak diterima bila sekolahnya dekat rumah.
"Mana tau warga zonasi, setahu saya warga tempatan mendapat porsi untuk bisa bersekolah tempat tinggal mereka. Pemkot Pekanbaru harusnya memperhatikan warga tempatan," pungkasnya.
(nag)