Saat Dedi Mulyadi Robohkan Gubuk Janda di Karawang
A
A
A
KARAWANG - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Muyadi merobohkan sebuah gubuk milik seorang janda tua di Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Kamis (5/7/2018). Gubuk tersebut merupakan milik Mak Entas (80), warga setempat.
Saat sampai di lokasi, mantan Bupati Purwakarta tersebut meminta bantuan warga untuk mencari tangga. Dedi langsung menaiki tangga tersebut untuk turut serta mengambil genting satu per satu. Setelah genting selesai diturunkan dari atap, gubuk itu akhirnya benar-benar dirobohkan.
"Satu hari minimal ada satu keluarga yang terbantu, tergantung kasusnya. Apakah itu rumah atau persoalan ekonomi. Jadi, kita targetkan dalam satu bulan ada 30 keluarga yang terbantu," jelas Dedi.
Mak Entas merupakan seorang janda tua sebatangkara. Dia sudah lama menjanda karena suaminya meninggal dunia. Sementara, anak-anak Mak Entas tidak pernah datang menjenguknya. Semuanya berada jauh di perantauan.
Dedi bertemu dengan Mak Entas atas informasi warga setempat. Pada Senin (2/7/2018) dia berkunjung ke desa itu untuk menemui Mak Atem. Ternyata, nasib Mak Entas setali tiga uang dengan nasib Mak Atem. Sama-sama telantar dan membutuhkan pertolongan.
Selama kampanye Pilgub Jabar 2018, Dedi rutin memasukkan agenda membantu masyarakat. Namun, beberapa jenis bantuan urung terlaksana karena terganjal peraturan perundang-undangan. Sebagai cawagub, dirinya terikat dengan peraturan itu.
"Kalau sekarang lepas dari beban. Kemarin (saat kampanye), saya sedih sebenarnya, banyak orang yang tidak bisa terbantu. Akhirnya, saya ikrarkan untuk bantu pascakampanye saja," katanya.
Pria yang lekat dengan iket Sunda makutawangsa itu sudah memiliki daftar penerima bantuan. Selain menginventarisasi sendiri, jika ada keluhan dadakan, dirinya mengaku siap membantu.
"Sejak kecil bapak saya ajarkan begini. Bantu sesama, jaga lingkungan dan kegiatan lain. Saya kira tidak akan selesai di sini saja. Saya akan terus berjalan, selagi saya diberikan kekuatan," ujarnya.
Saat sampai di lokasi, mantan Bupati Purwakarta tersebut meminta bantuan warga untuk mencari tangga. Dedi langsung menaiki tangga tersebut untuk turut serta mengambil genting satu per satu. Setelah genting selesai diturunkan dari atap, gubuk itu akhirnya benar-benar dirobohkan.
"Satu hari minimal ada satu keluarga yang terbantu, tergantung kasusnya. Apakah itu rumah atau persoalan ekonomi. Jadi, kita targetkan dalam satu bulan ada 30 keluarga yang terbantu," jelas Dedi.
Mak Entas merupakan seorang janda tua sebatangkara. Dia sudah lama menjanda karena suaminya meninggal dunia. Sementara, anak-anak Mak Entas tidak pernah datang menjenguknya. Semuanya berada jauh di perantauan.
Dedi bertemu dengan Mak Entas atas informasi warga setempat. Pada Senin (2/7/2018) dia berkunjung ke desa itu untuk menemui Mak Atem. Ternyata, nasib Mak Entas setali tiga uang dengan nasib Mak Atem. Sama-sama telantar dan membutuhkan pertolongan.
Selama kampanye Pilgub Jabar 2018, Dedi rutin memasukkan agenda membantu masyarakat. Namun, beberapa jenis bantuan urung terlaksana karena terganjal peraturan perundang-undangan. Sebagai cawagub, dirinya terikat dengan peraturan itu.
"Kalau sekarang lepas dari beban. Kemarin (saat kampanye), saya sedih sebenarnya, banyak orang yang tidak bisa terbantu. Akhirnya, saya ikrarkan untuk bantu pascakampanye saja," katanya.
Pria yang lekat dengan iket Sunda makutawangsa itu sudah memiliki daftar penerima bantuan. Selain menginventarisasi sendiri, jika ada keluhan dadakan, dirinya mengaku siap membantu.
"Sejak kecil bapak saya ajarkan begini. Bantu sesama, jaga lingkungan dan kegiatan lain. Saya kira tidak akan selesai di sini saja. Saya akan terus berjalan, selagi saya diberikan kekuatan," ujarnya.
(zik)