Lava Pijar Gunung Agung Sebabkan Hutan di Puncak Terbakar

Senin, 02 Juli 2018 - 22:56 WIB
Lava Pijar Gunung Agung...
Lava Pijar Gunung Agung Sebabkan Hutan di Puncak Terbakar
A A A
Gunung Agung mengeluarkan letusan dan suara ledakan keras disertai dengan lontaran batu pijar. PVMBG melaporkan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Agung, pada (2/7/2018) pukul 21. 04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak sekira 5.142 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 milimeter dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 Km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar di beberapa bagian.

"Relawan Pasebaya melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem. Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas," kata Sutopo.

Masyarakat sekitarnya langsung melakukan evakuasi mandiri. Turun ke desa-desa yang aman. Status Gunung Agung tetap Siaga (level 3) dengan radius berbahaya 4 Km dari pincak kawah.

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Gunakan semua informasi terkait kegunungapian dari PVMBG sebagai lembaga yang resmi. Gunung Agung telah dipasang berbagai peralatan sistem peringatan dini yang lengkap dan terus beroperasi sengan baik<' sebutnya.

Dikatakan, evakuasi dilakukan dengan tetap tertib. Masyarakat yang melakukan evakuasi dihimbau tidak keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem tetapi cukup berada di daerah KRB II agar memudahkan penanganan pengungsi. "BNPB dan BPBD terus berkoordinasi dengan PVMBG, BMKG dan pihak-pihak lainnya," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5124 seconds (0.1#10.140)