Simo Kalangan Jadi Kampung Binaan Pelindo III
A
A
A
SURABAYA - Setelah Kampung Maspati, kini Kampung Simo Kalangan dipilih untuk menjadi kampung binaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III di wilayah Surabaya dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Sedikitnya 50 pegawai Pelindo III dan masyarakat Simo Kalangan melakukan aksi kerja bakti untuk membenahi kampung tersebut agar tampak hijau dan asri.
Warga dan pegawai Pelindo III bergotong royong melakukan pengecatan paving di jalan gang. Kemudian membuat seni lukis mural bertema pelabuhan, mengecat terowongan tol, penyediaan tong sampah, penyediaan taman baca dan pengembangan tanaman hidroponik, Minggu (1/07/2018). Secara keseluruhan dana yang disalurkan untuk pembenahan kampung yang masuk Kelurahan Simomulyo Kecamatan Suko Manunggual itu senilai Rp225 juta.
Human Capital and General Affair Director Pelindo III Toto Heli Yanto menyebutkan, program pembentukan kampung binaan merupakan amanat UU. Sehingga BUMN tanpa terkecuali wajib terlibat dalam upaya pembangunan ekonomi rakyat dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar.
“Pelindo III sebagai BUMN telah sukses mengembangkan Kampung Maspati menjadi Kampung Wisata yang cukup dikenal di Surabaya. Tentunya kami tidak berhenti disitu, kami akan bantu kampung-kampung lain seperti Kampung Simo Kalangan yang saat ini dikembangkan agar mengikuti rekam jejak kampung pendahulunya,” imbuhnya.
Kampung Simo Kalangan, yang terletak di tengah kota Surabaya nantinya akan dikembangkan menjadi kampung yang membudayakan tanaman selada hidroponik. “Saat ini hanya beberapa rumah saja yang bertanam dan sekarang sudah semakin banyak jumlahnya untuk itu Pelindo III akan bantu kembangkan lebih besar lagi dengan menyediakan medianya sebagai lahan tanam tumbuhan hidroponik,” jelas Toto Heli.
Ketua RT Simo Kalangan, Nugroho menambahkan Kota Surabaya memiliki banyak kampung-kampung yg memiliki ciri khas, seperti Kampung Mangga, Kampung Lele, Kampung Jajan, Kampung Lawas, dan kami ingin membudidayakan tanaman selada hidroponik karena saat ini penanaman dengan sistem tersebut hasilnya lebih bagus tanpa menggunakan pestisida dan bisa memanfaatkan lahan sempit di tengah kampung.
“Saat ini potensi yang dihasilkan dari hidroponik cukup besar. Banyak rumah makan yang memesan selada hidroponik. Namun karena keterbatasan media tanamnya kami belum bisa memenuhi permintaan karena lahan tanam yang tersedia hanya seukuran 5 meter,” katanya.
Pihaknya berharap, dengan pengembangan dari Pelindo III lahan tanam nantinya bisa terwujud hingga 40 meter. Sehingga warga Simo Kalangan dapat meningkatkan ekonomi dari tanam hidroponik melalui kelompok tani beranggotakan warga.
“Selada banyak dimanfaatkan untuk makanan gado-gado, tahu campur, steak belum lagi selada masih bisa intensifikasikan menjadi produk lain seperti keripik selada dan es cream,” tuturnya.
Terkait pembinaan dan pemberdayaan kampung masyarakat, Vice President Corporate Communication Pelindo III Lia Indi Agustiana menyatakan, saat ini Pelindo III membina sedikitnya empat kampung binaan yaitu Kampung Lawas Maspati, Kampung Simo Kalangan, Kampung Kefir dan Kampung Markisa.
Warga dan pegawai Pelindo III bergotong royong melakukan pengecatan paving di jalan gang. Kemudian membuat seni lukis mural bertema pelabuhan, mengecat terowongan tol, penyediaan tong sampah, penyediaan taman baca dan pengembangan tanaman hidroponik, Minggu (1/07/2018). Secara keseluruhan dana yang disalurkan untuk pembenahan kampung yang masuk Kelurahan Simomulyo Kecamatan Suko Manunggual itu senilai Rp225 juta.
Human Capital and General Affair Director Pelindo III Toto Heli Yanto menyebutkan, program pembentukan kampung binaan merupakan amanat UU. Sehingga BUMN tanpa terkecuali wajib terlibat dalam upaya pembangunan ekonomi rakyat dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar.
“Pelindo III sebagai BUMN telah sukses mengembangkan Kampung Maspati menjadi Kampung Wisata yang cukup dikenal di Surabaya. Tentunya kami tidak berhenti disitu, kami akan bantu kampung-kampung lain seperti Kampung Simo Kalangan yang saat ini dikembangkan agar mengikuti rekam jejak kampung pendahulunya,” imbuhnya.
Kampung Simo Kalangan, yang terletak di tengah kota Surabaya nantinya akan dikembangkan menjadi kampung yang membudayakan tanaman selada hidroponik. “Saat ini hanya beberapa rumah saja yang bertanam dan sekarang sudah semakin banyak jumlahnya untuk itu Pelindo III akan bantu kembangkan lebih besar lagi dengan menyediakan medianya sebagai lahan tanam tumbuhan hidroponik,” jelas Toto Heli.
Ketua RT Simo Kalangan, Nugroho menambahkan Kota Surabaya memiliki banyak kampung-kampung yg memiliki ciri khas, seperti Kampung Mangga, Kampung Lele, Kampung Jajan, Kampung Lawas, dan kami ingin membudidayakan tanaman selada hidroponik karena saat ini penanaman dengan sistem tersebut hasilnya lebih bagus tanpa menggunakan pestisida dan bisa memanfaatkan lahan sempit di tengah kampung.
“Saat ini potensi yang dihasilkan dari hidroponik cukup besar. Banyak rumah makan yang memesan selada hidroponik. Namun karena keterbatasan media tanamnya kami belum bisa memenuhi permintaan karena lahan tanam yang tersedia hanya seukuran 5 meter,” katanya.
Pihaknya berharap, dengan pengembangan dari Pelindo III lahan tanam nantinya bisa terwujud hingga 40 meter. Sehingga warga Simo Kalangan dapat meningkatkan ekonomi dari tanam hidroponik melalui kelompok tani beranggotakan warga.
“Selada banyak dimanfaatkan untuk makanan gado-gado, tahu campur, steak belum lagi selada masih bisa intensifikasikan menjadi produk lain seperti keripik selada dan es cream,” tuturnya.
Terkait pembinaan dan pemberdayaan kampung masyarakat, Vice President Corporate Communication Pelindo III Lia Indi Agustiana menyatakan, saat ini Pelindo III membina sedikitnya empat kampung binaan yaitu Kampung Lawas Maspati, Kampung Simo Kalangan, Kampung Kefir dan Kampung Markisa.
(rhs)