Kotak Kosong Menang di Makassar, Kemenangan Rakyat Lawan Kekuasaan
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry J Juliantono menganggap kemenangan kotak kosong di Pemilihan Wali Kota Makassar sebagai perlawanan rakyat terhadap calon tunggal yang memiliki kedekatan dengan kekuasaan.
"Kotak kosong ini gambaran perlawanan rakyat," kata Ferry dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM bertema Pilkada, Kotak Kosong dan Pilpres di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6/2018).
Dalam hasil hitung cepat atau quick count Pilwalkot Makassar oleh Celebes Research Center (CRC), kotak kosong unggul atas calon tunggal dengan perolehan 53,47%. Sementara itu, pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) hanya memperoleh 46,53% suara.
Sebelum kotak kosong menjadi pesaing Appi-Ciccu, Pilwalkot Makassar juga diikuti pasangan petahana Mohammad Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (Diami). Pasangan ini maju melalui jalur independen. Namun belakangan pasangan ini didiskualifikasi KPU sehingga Pilwalkot Makassar hanya diikuti calon tunggal.
Ferry meminta penjelasan Ketua KPU Arief Budiman terkait didiskualifikasinya paslon Diami di Pilwalkot Makassar. Ia menduga terjadi penggunaan instrumen kekuasaan untuk membuat kontestasi hanya diikuti calon tunggal.
"Menurut saya terdapat kemungkinan adanya di situ bisa saja terjadi penggunaan kekuasaan atau penggunaan instrumen aparat, birokrasi atau apa pun. Tapi ternyata kotak kosong yang menang," kata dia.
"Kotak kosong ini gambaran perlawanan rakyat," kata Ferry dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM bertema Pilkada, Kotak Kosong dan Pilpres di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6/2018).
Dalam hasil hitung cepat atau quick count Pilwalkot Makassar oleh Celebes Research Center (CRC), kotak kosong unggul atas calon tunggal dengan perolehan 53,47%. Sementara itu, pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) hanya memperoleh 46,53% suara.
Sebelum kotak kosong menjadi pesaing Appi-Ciccu, Pilwalkot Makassar juga diikuti pasangan petahana Mohammad Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (Diami). Pasangan ini maju melalui jalur independen. Namun belakangan pasangan ini didiskualifikasi KPU sehingga Pilwalkot Makassar hanya diikuti calon tunggal.
Ferry meminta penjelasan Ketua KPU Arief Budiman terkait didiskualifikasinya paslon Diami di Pilwalkot Makassar. Ia menduga terjadi penggunaan instrumen kekuasaan untuk membuat kontestasi hanya diikuti calon tunggal.
"Menurut saya terdapat kemungkinan adanya di situ bisa saja terjadi penggunaan kekuasaan atau penggunaan instrumen aparat, birokrasi atau apa pun. Tapi ternyata kotak kosong yang menang," kata dia.
(zik)