Calon Kepala Daerah Perempuan Dominasi Kemenangan Pilkada Serentak Jatim

Jum'at, 29 Juni 2018 - 16:32 WIB
Calon Kepala Daerah...
Calon Kepala Daerah Perempuan Dominasi Kemenangan Pilkada Serentak Jatim
A A A
SURABAYA - Ada yang menarik dalam perhelatan Pilkada serentak di Jatim. Para calon dari kaum hawa memberikan dominasi kemenangan di berbagai daerah. Tercatat ada tujuh calon kepala daerah perempuan yang sementara ini unggul dalam hitung cepat.Di tingkat provinsi nama Khofifah Indar Parawansa tercatat sebagai pemenang, unggul atas calon gubernur Saifullah Yusuf.Sementara di tingkat kabupaten/kota di Jatim, nama Puput Tantriana Sari (Cabup Probolinggo terpilih), Lilik Muhibah (Cawawali Kota Kediri terpilih).Lalu, Ana Muawanah (Cabup Bojonegoro terpilih), Mundjidah Wahab (Cabup Jombang terpilih), Ika Puspitasari (Cawali Kota Mojokerto terpilih), dan Indah Amperawati (Cawabup Lumajang terpilih) menambah deretan kaum hawa yang jadi pemenang dalam pesta demokrasi.
Pakar politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Mochtar W Oetomo menuturkan, ini memang menjadi fenomena baru di Jatim. Kalau dalam gelaran pilkada sebelumnya selalu didominasi para laki-laki sebagai pemenang.

“Ini menjadi bukti keseimbangan elektoral. Bahwa sesungguhnya selama ini mayoritas pemilih yang datang ke TPS adalah perempuan bukan laki-laki,” ujar Mochtar, Jumat (29/6/2018).

Dulu, kata dia, suara perempuan yang mayoritas ini selalu disalurkan ke laki-laki. Maka ketika semakin banyak perempuan yang menjadi calon. Kondisi itu dengan sendirinya mengarahkan kecenderungan terjadi pergeseran. “Ini sebenarnya natural, mereka memilih atas dasar kesamaan,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, pemilih perempuan lebih loyal. Kondisi itu menunjukan karakter dasarnya. Makanya tidak heran kalau pemilih perempuan cenderung lebih loyal. Sementara laki-laki cenderung soft voters.“Perempuan mewakili basis pemilih lebih kuat dibanding laki-laki, seperti Khofifah dengan pendukung loyalnya yakni muslimat,” jelasnya.

Mochtar juga menegaskan kalau perempuan lebih photogenic. Mereka natural dalam konteks peradaban media dan medsos seperti sekarang ini. Makanya tak heran kalau calon perempuan lebih mendapat perhatian.

Bahkan, katanya, politisi perempuan lebih jarang atau lebih sedikit yang tersangkut masalah hukum dan moral. Ini melahirkan harapan buat publik untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik.

“Kandidat perempuan juga memiliki momentum. Salah satunya momentum merebaknya kesadaran gender. Bukan hanya skala nasional tapi juga global. Ada gairah sebagaimana diramalkan oleh Jhon Naisbit di abad 21 ini pada sosok perempuan untuk merebut panggung-panggung sosial, ekonomi dan politik,” ucapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9193 seconds (0.1#10.140)