Mahasiswa UMM Ciptkan Mesin Perontok Padi Ramah Lingkungan

Senin, 25 Juni 2018 - 16:40 WIB
Mahasiswa UMM Ciptkan Mesin Perontok Padi Ramah Lingkungan
Mahasiswa UMM Ciptkan Mesin Perontok Padi Ramah Lingkungan
A A A
MALANG - Mesin perontok padi ramah lingkungan, berhasil diciptakan mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Alat perontok padi ini, diberi nama Screentel Padi.

Screentel Padi, menurut salah satu anggota tim yang menciptakannya, Cyntia Fea Saputri, merupakan alat untuk memisahkan bulit padi dengan gagangnya saat panen. "Alat ini menjadi alternatif bagi petani, untuk memudahkan dan menghemat biaya saat panen padi," ungkapnya.

Selama ini, petani masih banyak menggunakan cara-cara manual dalam merontokkan padi. Yakni, dengan cara dipukulkan di atas papan kayi, atau batu. Akibatnya, padi tidak bisa rontok secara sempurna. Bahkan, banyak yang terbuang sia-sia.

Sebagian petani, ada yang sudah menggunakan mesin perontok padi bertenaga disel. Cyntia menyebut, mesin disel hanya bisa digerakkan dengan bahan bakar minyak. Bagi petani kecil, tentunya akan berat membiayai bahan bakar minyak tersebut hanya untuk merontokkan padi.

Screentel Padi hadir menjadi alternatif untuk mengatasi persoalan selama ini. "Alat ini didesain khusus, sehingga mudah digerakkan dengan tenaga manusia. Selain itu, mudah dibawa kemana-mana, utamanya untuk lahan pertanian yang akses jalannya sempit," terangnya.

Desainnya sangat sederhana sehingga ringan untuk digerakkan oleh manusia. Desain yang ergonimia tersebut, juga bisa menghemat energi serta menekan terjadinya cedera otot bagi operatornya.

Pengoperasiannya sangat mudah. Petani tinggal mengayuh pedalnya, dan secara otomatis alat akan bergerak memutar untuk merontokkan padi yang dimasukkan ke dalam alat tersebut. Antara pedal dengan mesin perontok, dihubungkan oleh gir yang bisa diatur sesuai kebutuhan penggunanya.

Alat ini menurutnya, terus berusaha disempurnakan untuk mendapatkan hasil maksimal, dan membantu petani saat panen padi. "Harapannya bisa segera di pasarkan dengan harga yang terjangkau oleh petani. Yakni sekitar Rp1,5 juta-Rp2 juta," ungkapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3004 seconds (0.1#10.140)