Jelang Coblosan Pilgub Jateng, Bawaslu Temukan 45.000 Pemilih Belum Masuk DPT
A
A
A
SEMARANG - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah tinggal menghitung hari, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menemukan sekitar 45.000 pemilih yang belum masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Menurut Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Fajar SAK Arif, temuan tersebut terjadi hampir di sejumlah daerah. "Untuk pendataan yang kami kumpulkan per 27 Mei lalu, terdapat 45.000 pemilih yang belum masuk DPT Pilgub. Ini tentu jumlahnya bisa berkembang lagi karena KPU sampai sekarang masih melakukan perbaikan data menjelang coblosan," katanya, Minggu (24/6/2018).
Dia mengaku jika pihaknya sudah menginstruksikan kepada petugas Panawaslu di tiap kabupaten/kota untuk mengecek temuan sebanyak itu. Pengecekan juga menyasar pada dugaan pemilih yang punya tiga nama di beberapa daerah, seperti yang dilaporkan oleh Timses Sudirman-Ida.
"Soal nama yang diduga tiga huruf itu harus dicek dulu. Kami sudah perintahkan Panwas kabupaten dan kota dan jika ada data yang keliru maka harus segera diperbaiki," ungkapnya.
Temuan lainnya yangi marak terjadi adalah banyaknya jumlah pemilih yang telah meninggal dunia. Tentu saja hal ini cukup merepotkan pihaknya mengingat harus menyisir satu per satu di setiap kecamatan maupun kelurahan.
"Karena tiap hari itu ada laporan pemilih yang meninggal dunia. Namun, yang terpenting saat ini masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di DPT," katanya.
Pihaknya berharap perbaikan DPT bisa selesai sebelum masa tenang kampanye Pilgub. Dengan demikian, DPT yang selesai dilakukan pemutahiran data dapat menjadi acuan pada proses Pemilu dan Pilpres 2019.
Menurut Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Fajar SAK Arif, temuan tersebut terjadi hampir di sejumlah daerah. "Untuk pendataan yang kami kumpulkan per 27 Mei lalu, terdapat 45.000 pemilih yang belum masuk DPT Pilgub. Ini tentu jumlahnya bisa berkembang lagi karena KPU sampai sekarang masih melakukan perbaikan data menjelang coblosan," katanya, Minggu (24/6/2018).
Dia mengaku jika pihaknya sudah menginstruksikan kepada petugas Panawaslu di tiap kabupaten/kota untuk mengecek temuan sebanyak itu. Pengecekan juga menyasar pada dugaan pemilih yang punya tiga nama di beberapa daerah, seperti yang dilaporkan oleh Timses Sudirman-Ida.
"Soal nama yang diduga tiga huruf itu harus dicek dulu. Kami sudah perintahkan Panwas kabupaten dan kota dan jika ada data yang keliru maka harus segera diperbaiki," ungkapnya.
Temuan lainnya yangi marak terjadi adalah banyaknya jumlah pemilih yang telah meninggal dunia. Tentu saja hal ini cukup merepotkan pihaknya mengingat harus menyisir satu per satu di setiap kecamatan maupun kelurahan.
"Karena tiap hari itu ada laporan pemilih yang meninggal dunia. Namun, yang terpenting saat ini masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di DPT," katanya.
Pihaknya berharap perbaikan DPT bisa selesai sebelum masa tenang kampanye Pilgub. Dengan demikian, DPT yang selesai dilakukan pemutahiran data dapat menjadi acuan pada proses Pemilu dan Pilpres 2019.
(wib)