Pilgub Jatim, Diprediksi Ada 486 TPS yang Rawan
A
A
A
GRESIK - Diperkirakan ada sekitar 486 tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan terjadi konflik saat penyelenggara Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada 27 Juni 2018.
Kanit II Satintelres Ipda Joko yang mewakili Kasat Intelkam Polres Gresik AKP Yuli Riyanto menyebutkan, TPS rawan itu tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Dukun, Bungah, Cerme, Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang.
“Wilayah dianggap rawan, apabila ada tim sukses yang menjabat anggota legislatif, ada kepala dinas yang aktif menjadi tim sukses. Sehingga rawan money politics, pengerahan massa dan intimidasi yang menyebabkan konflik,” ujarnya saat rapat koordinasi steakholders dalam Pemetaan Kerawanan Pungut Hitung Suara di Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Gresik, Selasa (5/6/2018).
Dia menjelaskan, secara spesifik wilayah Gresik tidak ada katagori rawan yang sampai mengkhawatirkan. Kendati begitu, tetap perlu dilakukan antisipasi. Di antaranya bakal ada pengamanan untuk pelaksanaan Pilgub nanti. Sekitar 100 anggota Brimob dan 200 lebih anggota kepolisian yang diturunkan termasuk TNI.
Menyikapi hal itu, Ketua Panwaslu Kabupaten Gresik, Imron Rosyadi menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk membuat pelaksanaan Pilgub aman, tenang dan tidak banyak penindakan baik sebelum maupun sesudahnya. Karena itu, pihaknya berusahan untuk melakukan pencegahan dengan sosialisasi.
“Kami tidak ingin terjadi di Tuban yang ada pembakaran, terjadi di Madura atau saat Pilbup Gresik 2015 lalu yang sampai ada penyanderaan anggota Panwaskab. Makanya, kami akan selaku komunikasi secara terbuka dengan semua steakhokders,” tukasnya.
Kanit II Satintelres Ipda Joko yang mewakili Kasat Intelkam Polres Gresik AKP Yuli Riyanto menyebutkan, TPS rawan itu tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Dukun, Bungah, Cerme, Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang.
“Wilayah dianggap rawan, apabila ada tim sukses yang menjabat anggota legislatif, ada kepala dinas yang aktif menjadi tim sukses. Sehingga rawan money politics, pengerahan massa dan intimidasi yang menyebabkan konflik,” ujarnya saat rapat koordinasi steakholders dalam Pemetaan Kerawanan Pungut Hitung Suara di Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Gresik, Selasa (5/6/2018).
Dia menjelaskan, secara spesifik wilayah Gresik tidak ada katagori rawan yang sampai mengkhawatirkan. Kendati begitu, tetap perlu dilakukan antisipasi. Di antaranya bakal ada pengamanan untuk pelaksanaan Pilgub nanti. Sekitar 100 anggota Brimob dan 200 lebih anggota kepolisian yang diturunkan termasuk TNI.
Menyikapi hal itu, Ketua Panwaslu Kabupaten Gresik, Imron Rosyadi menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk membuat pelaksanaan Pilgub aman, tenang dan tidak banyak penindakan baik sebelum maupun sesudahnya. Karena itu, pihaknya berusahan untuk melakukan pencegahan dengan sosialisasi.
“Kami tidak ingin terjadi di Tuban yang ada pembakaran, terjadi di Madura atau saat Pilbup Gresik 2015 lalu yang sampai ada penyanderaan anggota Panwaskab. Makanya, kami akan selaku komunikasi secara terbuka dengan semua steakhokders,” tukasnya.
(wib)