Erupsi, Gunung Merapi Dipastikan Tak Keluarkan Awan Panas
A
A
A
YOGYAKARTA - Masyarakat dihimbau tetap tenang. Gunung Merapi dipastikan tidak mengeluarkan awan panas atau yang biasa disebut wedus gembel. Beredar kabar saat erupsi Merapi terlihat lontaran batu besar yang membakar hutan di lereng Merapi sebelah utara Kalitengah. Dari laporan visual petugas di lapangan terpantau dua titik apik di lereng selatan Merapi namun saat ini sudah padam.
Menanggapi hal ini Kasi Gunung Merapi BPPTKG DIY Agus Budi Santoso mengungkapkan pihaknya masih akan melakukan verifikasi terhadap laporan ini. Menurut Agus saat ini petugas sedang naik untuk memastikan namun dari rentang waktu dengan letusan sangat mungkin disebabkan material akibat letusan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida berharap masyarakat tetap tenang. Terbakarnya hutan dengan jarak 1,5 km dari puncak bukanlah akibat awan panas, tapi material balistik yang masih panas. "Jadi itu dipastikan bukan awan panas. Warga kami harap tetap tenang dan percaya dengan informasi resmi baik dari BPPTKG maupun BPBD," katanya, Jumat (1/6/2018).
Namun demikian pihaknya masih akan memastikan dengan menerjunkan tim pengamatan di lokasi tersebut. "Nanti akan kami sampaikan," ujarnya. Begitu juga dengan material yang dikeluarkan dari Merapi. BPPTKG juga masih akan meneliti material yang terlontar untuk memastikan material yang terlontar itu magmatik atau freatik.
Sementara dari informasi yang dihimpun SINDOnews, gemuruh Gunung Merapi saat erupsi juga terdengar sampai di Gunungkidul. Jatmiko, warga Desa Logandeng, Playen, Gunungkidul mengaku kaget mendengar gemuruh di pagi hari dengan cuaca cerah. "Saya heran kok ada suara seperti geluduk padahal cerah, ternyata Merapi erupsi," ucapnya.
Menanggapi hal ini Kasi Gunung Merapi BPPTKG DIY Agus Budi Santoso mengungkapkan pihaknya masih akan melakukan verifikasi terhadap laporan ini. Menurut Agus saat ini petugas sedang naik untuk memastikan namun dari rentang waktu dengan letusan sangat mungkin disebabkan material akibat letusan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida berharap masyarakat tetap tenang. Terbakarnya hutan dengan jarak 1,5 km dari puncak bukanlah akibat awan panas, tapi material balistik yang masih panas. "Jadi itu dipastikan bukan awan panas. Warga kami harap tetap tenang dan percaya dengan informasi resmi baik dari BPPTKG maupun BPBD," katanya, Jumat (1/6/2018).
Namun demikian pihaknya masih akan memastikan dengan menerjunkan tim pengamatan di lokasi tersebut. "Nanti akan kami sampaikan," ujarnya. Begitu juga dengan material yang dikeluarkan dari Merapi. BPPTKG juga masih akan meneliti material yang terlontar untuk memastikan material yang terlontar itu magmatik atau freatik.
Sementara dari informasi yang dihimpun SINDOnews, gemuruh Gunung Merapi saat erupsi juga terdengar sampai di Gunungkidul. Jatmiko, warga Desa Logandeng, Playen, Gunungkidul mengaku kaget mendengar gemuruh di pagi hari dengan cuaca cerah. "Saya heran kok ada suara seperti geluduk padahal cerah, ternyata Merapi erupsi," ucapnya.
(amm)