Tokoh Muda Muhammadiyah: Jangan Ciderai Ramadhan dengan Kampanye Politik
A
A
A
SURABAYA - Tokoh muda Muhammadiyah, Defy Indiyanto Budiarto meminta agar kesucian Ramadhan dijaga dengan tidak melakukan kampanye politik yang dapat memecah belah kerukunan.Kampanye politik yang terjadi belakangan sangat rentan dengan adu domba dan sering kali memicu keresahan umat secara masif."Kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri agar tidak mengotori kesucian bulan Ramadhan dengan aktifitas kampanye politik ganti presiden atau dukung presiden," kata Defy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/5/2018).
Dia menambahkan, “Sebagai umat beragama dan warga bangsa, maka harus menghormati kehidupan umat Islam yang kini tengah menjalankan ibadah ramadhan dengan menjaga iklim sosial politik yang teduh dan damai.
Pandangan tokoh muda Muhammadiyah ini muncul setelah mencermati maraknya kampanye politik #2019GantiPresiden dengan memanfaatkan momentum Ramadhan seperti pembagian takjil yang dilaksanakan sejumlah relawan.
Defy mengungkapkan, meskipun kampanye politik ganti presiden atau sebaliknya tersebut legal, namun tetap harus mengedepankan etika dalam pelaksanaannya.Sangat tidak etis berkampanye politik dengan memanfaatkan berbagi takjil atau sahur sebab ini merupakan praktik politisasi agama, apalagi dalam suasana Ramadhan.
"Kalau ingin berbagi kepada sesama, mohon niatkan dengan tulus untuk beramal dengan ikhlas. Jangan berbagi dengan niat-niat yang lain", tutur Defy.
Dia menambahkan, “Sebagai umat beragama dan warga bangsa, maka harus menghormati kehidupan umat Islam yang kini tengah menjalankan ibadah ramadhan dengan menjaga iklim sosial politik yang teduh dan damai.
Pandangan tokoh muda Muhammadiyah ini muncul setelah mencermati maraknya kampanye politik #2019GantiPresiden dengan memanfaatkan momentum Ramadhan seperti pembagian takjil yang dilaksanakan sejumlah relawan.
Defy mengungkapkan, meskipun kampanye politik ganti presiden atau sebaliknya tersebut legal, namun tetap harus mengedepankan etika dalam pelaksanaannya.Sangat tidak etis berkampanye politik dengan memanfaatkan berbagi takjil atau sahur sebab ini merupakan praktik politisasi agama, apalagi dalam suasana Ramadhan.
"Kalau ingin berbagi kepada sesama, mohon niatkan dengan tulus untuk beramal dengan ikhlas. Jangan berbagi dengan niat-niat yang lain", tutur Defy.
(vhs)