Mengenal Tradisi Adu Hidung di Sumba
A
A
A
SELAIN tradisi Adu Betis di Sulawesi Selatan, ternyata Indonesia juga punya tradisi Adu Hidung di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Apa maknanya, ya?
"Sumba di Indonesia dan Maori di Selandia Baru. Terpisah jarak dan berbeda bangsa. Tapi di dua tempat itu, saya mendapat sambutan adat yang sama: Adu Hidung dari tetua suku," tulis Bapak Jokowi, Presiden RI di halaman Facebook-nya.
Ya, tradisi Adu Hidung yang telah lama ada di masyarakat Sumba, NTT, ternyata juga sama dengan tradisi Adu Hidung yang ada di Maori, Selandia Baru.
Napas Hidup Dewa
Di Selandia Baru, adat yang disebut dengan Hongi tersebut merupakan salam perkenalan. Sebuah tradisi unik suku Maori yang dilakukan dengan cara saling bersentuhan hidung dan kening. Suku Maori percaya, Hongi merupakan tradisi kuno dari leluhur yang bermakna napas hidup dari Dewa. Memang saat mengadu hingga menggosokan hidung, kamu bakal mendengar napas orang di depan kamu. Saat saling mendengar napas itulah, suku Maori sudah merasakan jiwa tamunya dan bakal lebih menghormatinya.
Meredam Konflik
Adapun bagi masyarakat Sumba, tradisi Adu Hidung merupakan simbol kekerabatan yang sangat dekat. Melambangkan bahwa orang baru tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Salam cium hidung dilakukan dengan cara saling menempelkan hidung. Dengan salam itu, dua individu seakan didekatkan tanpa adanya jarak. Makna dari salam cium hidung itu pun dipercaya bisa meredam konflik. Bahkan dapat dikatakan kalau semua masalah antarindividu bisa selesai apabila salam cium hidung dilakukan. Tradisi yang sangat baik, ya, Kids?
Ingin tahu lebih jauh tentang tradisi Adu Hidung di Sumba dan kekhasan lainnya di NTT Kids? Yuk baca artikel selengkapnya di Majalah Just For Kids Edisi 10-TH.VIII yang terbit Mei 2018. Buruan beli jangan sampai kehabisan!
"Sumba di Indonesia dan Maori di Selandia Baru. Terpisah jarak dan berbeda bangsa. Tapi di dua tempat itu, saya mendapat sambutan adat yang sama: Adu Hidung dari tetua suku," tulis Bapak Jokowi, Presiden RI di halaman Facebook-nya.
Ya, tradisi Adu Hidung yang telah lama ada di masyarakat Sumba, NTT, ternyata juga sama dengan tradisi Adu Hidung yang ada di Maori, Selandia Baru.
Napas Hidup Dewa
Di Selandia Baru, adat yang disebut dengan Hongi tersebut merupakan salam perkenalan. Sebuah tradisi unik suku Maori yang dilakukan dengan cara saling bersentuhan hidung dan kening. Suku Maori percaya, Hongi merupakan tradisi kuno dari leluhur yang bermakna napas hidup dari Dewa. Memang saat mengadu hingga menggosokan hidung, kamu bakal mendengar napas orang di depan kamu. Saat saling mendengar napas itulah, suku Maori sudah merasakan jiwa tamunya dan bakal lebih menghormatinya.
Meredam Konflik
Adapun bagi masyarakat Sumba, tradisi Adu Hidung merupakan simbol kekerabatan yang sangat dekat. Melambangkan bahwa orang baru tersebut sudah menjadi bagian dari keluarga. Salam cium hidung dilakukan dengan cara saling menempelkan hidung. Dengan salam itu, dua individu seakan didekatkan tanpa adanya jarak. Makna dari salam cium hidung itu pun dipercaya bisa meredam konflik. Bahkan dapat dikatakan kalau semua masalah antarindividu bisa selesai apabila salam cium hidung dilakukan. Tradisi yang sangat baik, ya, Kids?
Ingin tahu lebih jauh tentang tradisi Adu Hidung di Sumba dan kekhasan lainnya di NTT Kids? Yuk baca artikel selengkapnya di Majalah Just For Kids Edisi 10-TH.VIII yang terbit Mei 2018. Buruan beli jangan sampai kehabisan!
(amm)