Survei ILMA: Pasangan Calon Pilgub Jabar Bersaing Ketat

Jum'at, 25 Mei 2018 - 05:26 WIB
Survei ILMA: Pasangan...
Survei ILMA: Pasangan Calon Pilgub Jabar Bersaing Ketat
A A A
JAKARTA - ILMA Research and Consulting merilis hasil survei calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018. Survei yang digelar pada 15 Mei hingga 20 Mei 2018 itu menunjukkan pasangan calon (paslon) bersaing ketat dengan selisih elektabilitas yang sangat tipis.

Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) memperoleh elektabilitas sebesar 28,63%, unggul tipis dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2D) dengan 27,88%. Kemudian, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) meraih 19,50% dan terakhir Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yakni 5,13%. Sementara responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 18,88%.

Peneliti ILMA, Okan Darsyah menilai, tingkat elektabilitas calon dalam survei kali ini menunjukkan persaingan masih sangat ketat dan dinamis."Saking ketatnya, 38,88% responden mengaku belum yakin pada pilihannya atau masih belum berubah pilihan," kata Okan dalam siaran pers yang dietrima SINDOnews pada, Kamis, 25 Mei 2018 kemarin.

Terkait popularitas calon, Okan menuturkan, survei menemukan cagub yang paling dikenal masyarakat Jawa Barat adalah Deddy Mizwar dengan 96,33%, Ridwan Kamil 86,8%, dan Tubagus Hasanuddin 67,9 persen. Sementara Sudrajat harus puas dengan raihan 35,3%.

Sedangkan cawagub yang paling dikenal masyarakat yakni Dedi Mulyadi 71,6%. Selanjutnya, Uu Ruzhanul Ulum 42,8%, Ahmad Syaikhu 36,4% dan Anton Charliyan 33,1%.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, Adiyana Slamet menilai, tren popularitas calon ada yang menunjukkan peningkatan begitu juga sebaliknya. Hal itu tergantung dari apa yang disikapi tim pemenangan kampanye untuk lebih mengevaluasi "pengantinnya".

Selain itu, ada temuan menarik dari survei yang dilakukan ILMA. Mengacu pada debat publik Pilgub Jabar terakhir, responden menilai pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) paling baik, yakni dengan persentase 16,63%. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini dinilai sangat jelas program dan solusinya dalam memimpin Jabar.

Di bawahnya mengekor pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2D) dengan 15%, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 14,13%, dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) 9,13%.

Adiyana menjelaskan, penilaian tersebut menunjukkan jika responden adalah pemilih rasional. Pasalnya, mereka melihat program yang ditawarkan kandidat untuk membangun Jabar, tidak terpaku kepada sosok semata. "Ini strong voters (pemilih solid). Justru mereka adalah pemilih yang rasional," ucap Adiyana.

Mengenai pemilih mengambang, Adiyana berpendapat, para kandidat mesti melakukan upaya dan langkah-langkah yang tidak monoton guna meraup simpati generasi muda atau milenial yang mendominasi tipe pemilih tersebut. "Perlu terobosan, bagaimana partai pengusung dan tim sukses memasifkan sosialisasi dan terobosan yang anti mainstream," jelas Adiyana.

Dia menambahkan, jika menilik pada Pilgub Jabar pada 2008 dan 2013, hasil survei sangat dinamis dan cepat berubah. Menurutnya, dalam Pilgub Jabar hasil survei tidak kemudian terkait dengan siapa yang menjadi pemenang dalam kontestasi tersebut.

Kejadian tersebut menunjukkan, masyarakat Jabar dan tipologi pemilihnya kebanyakan psikologis dan sosiologis. Sangat sedikit sekali pemilih yang rasional yakni berdasarkan rekam jejak, kinerja dan prospective policy choice sang calon."Terbukti dari hasil survei yang dirilis ILMA, menariknya adalah bagaimana tren paslon Hasanah naik. Sedangkan Rindu dan 2D stagnan. Sama halnya dengan paslon Asyik," pungkas Adiyana.

Perlu diketahui, survei yang dilakukan Ilma Research & Consulting dilakukan terhadap 800 responden, di 80 desa/kelurahan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3,46% pada tingkat kepercayaan 95%.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1244 seconds (0.1#10.140)