Warga Lereng Merapi Aktifkan Ronda Malam
A
A
A
SLEMAN - Warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, mulai bersiap terkait kondisi Gunung Merapi yang naik status dari aktif normal ke waspada. Mereka menggelar ronda malam guna memantau kondisi gunung teraktif di dunia tersebut ketika hari gelap.
“Yang pemuda dan laki laki, kalau malam akan berada di luar untuk begadang. Sedangkan anak anak, perempuan dan orangtua tetap berada di dalam rumah,” ucap Tarno (37), Ketua RT 1/RW 5, Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (22/5/2018) siang.
Ketika letusan freaktif terjadi Senin 21 Mei 2018 petang, warga banyak yang mengungsi karena kondisi gelap sehingg tidak mengetahui kondisi Merapi secara langsung. Terlebih trauma letusan pada 2010 masih membayangi.
Banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Baru pada pagi harinya warga telah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa. Dusun Stabelan termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi. Wilayah lainnya yang juga masuk KRB adalah Desa Tlogolele karena hanya berjarak 3-5 kilometer dari puncak Merapi.
“Yang pemuda dan laki laki, kalau malam akan berada di luar untuk begadang. Sedangkan anak anak, perempuan dan orangtua tetap berada di dalam rumah,” ucap Tarno (37), Ketua RT 1/RW 5, Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (22/5/2018) siang.
Ketika letusan freaktif terjadi Senin 21 Mei 2018 petang, warga banyak yang mengungsi karena kondisi gelap sehingg tidak mengetahui kondisi Merapi secara langsung. Terlebih trauma letusan pada 2010 masih membayangi.
Banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Baru pada pagi harinya warga telah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa. Dusun Stabelan termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi. Wilayah lainnya yang juga masuk KRB adalah Desa Tlogolele karena hanya berjarak 3-5 kilometer dari puncak Merapi.
(wib)