Jalur Pendakian Merapi Telah Ditutup Sebelum Status Waspada Ditetapkan
A
A
A
SOLO - Jalur pendakian Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah sudah ditutup sebelum status Waspada ditetapkan mulai Senin (21/5/2018) pukul 23.00 WIB. Jalur menuju puncak telah disterilkan sejak erupsi freatik pertama pada 11 Mei lalu.
Koordinator Tim SAR Barameru Boyolali Samsuri mengatakan, jalur pendakian sejak dua pekan terakhir telah ditutup. Sehingga saat ini tidak ada pendaki yang tengah naik ke Merapi.
"Kami juga telah memasang tulisan di base camp bahwa jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu," ungkap Samsuri saat dihubungi SINDOnews, Selasa (22/5/2018) pagi.
Ia menyebut tidak ada pendaki yang kecele atau gagal naik karena tidak tahu jalur pendakian ditutup. Sebab, perkembangan teknologi informasi sangat cepat. Sehingga, informasi penutupan sudah diketahui khalayak, terutama yang gemar mendaki. "Ada juga yang datang, tapi sekadar main ke base camp saja," ujarnya.
Dirinya tidak tahu apakah para pendaki mengalihkan pendakiannya ke Gunung Merbabu pasca penutupan jalur pendakian ke Gunung Merapi. Pihaknya juga tidak memberikan imbauan agar pendaki beralih ke Gunung Merbabu.
Disinggung mengenai kondisi masyarakat di lereng Merapi, sejauh ini tetap normal seperti biasa. Masyarakat yang rata rata merupakan petani tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa, seperti bercocok tanam dan mencangkul.
Kondisi puncak Merapi dari Kecamatan Selo juga tidak kelihatan karena sejak dua hari terakhir tertutup kabut tebal. "Dari sini (Kecamatan Selo) juga tidak terdengar suara gemuruh," katanya seraya menyebut tidak ada hujan abu akibat erupsi freatik.
Koordinator Tim SAR Barameru Boyolali Samsuri mengatakan, jalur pendakian sejak dua pekan terakhir telah ditutup. Sehingga saat ini tidak ada pendaki yang tengah naik ke Merapi.
"Kami juga telah memasang tulisan di base camp bahwa jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu," ungkap Samsuri saat dihubungi SINDOnews, Selasa (22/5/2018) pagi.
Ia menyebut tidak ada pendaki yang kecele atau gagal naik karena tidak tahu jalur pendakian ditutup. Sebab, perkembangan teknologi informasi sangat cepat. Sehingga, informasi penutupan sudah diketahui khalayak, terutama yang gemar mendaki. "Ada juga yang datang, tapi sekadar main ke base camp saja," ujarnya.
Dirinya tidak tahu apakah para pendaki mengalihkan pendakiannya ke Gunung Merbabu pasca penutupan jalur pendakian ke Gunung Merapi. Pihaknya juga tidak memberikan imbauan agar pendaki beralih ke Gunung Merbabu.
Disinggung mengenai kondisi masyarakat di lereng Merapi, sejauh ini tetap normal seperti biasa. Masyarakat yang rata rata merupakan petani tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa, seperti bercocok tanam dan mencangkul.
Kondisi puncak Merapi dari Kecamatan Selo juga tidak kelihatan karena sejak dua hari terakhir tertutup kabut tebal. "Dari sini (Kecamatan Selo) juga tidak terdengar suara gemuruh," katanya seraya menyebut tidak ada hujan abu akibat erupsi freatik.
(zik)