Pemprov Jatim Gandeng KPAI Cegah Radikalisme Anak
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jatim Soekarwo menyampaikan keprihatinannya terkait pelibatan anak dalam radikalisme, khususnya dalam terorisme di Surabaya.
Agar tidak terjadi kasus serupa, pihaknya bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan melakukan langkah pencegahan.
“KPAI telah berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan anak-anak,” ujar Pakde Karwo,sapaan akrab Soekarwo saat menerima Ketua KPAI Susanto di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Kamis (17/5/2018).Kerja sama tersebut setidaknya menjadi pilot project untuk mencegah radikalisme pada anak. “Atau minimal saling membagi informasi antara KPAI dengan Pemprov Jatim,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengundang Forkopimda bersama para rektor dan pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jatim terkait upaya mencegah radikalisme ini.
Sementara itu, Ketua KPAI Susanto mengatakan, pihaknya datang ke Jatim untuk memberikan atensi khusus kepada para anak-anak yang dilibatkan dalm aksi bom terkait terorisme. Meskipun posisinya diduga sebagai sebagai pelaku, tetapi perspektifnya tetap sebagai korban.
Sesuai dengan mandat UU Perlindungan Anak,KPAI harus melakukan proses pengawasan dan memastikan adanya perlindungan kepada anak. Untuk itu, kata Susanto,ingin melihat penanganan yang ada di Jatim, terutama dalam proses rehabilitasi pada anak. Menurutnya, kebutuhan rehabilitasi terhadap anak harus komprehensif yakni rehabilitasi terhadap medis, psikis, sosial, hingga sentuhan keagamaannya.
Selain itu KPAI akan mengumpulkan anak-anak dan keluarga untuk diberikan pemahaman mencegah radikalisme. Salah satunya dengan memberikan literasi media sosial pada anak dan keluarga.Apalagimedia sosial memiliki informasi yang tak terbendung.
Agar tidak terjadi kasus serupa, pihaknya bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan melakukan langkah pencegahan.
“KPAI telah berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan anak-anak,” ujar Pakde Karwo,sapaan akrab Soekarwo saat menerima Ketua KPAI Susanto di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Kamis (17/5/2018).Kerja sama tersebut setidaknya menjadi pilot project untuk mencegah radikalisme pada anak. “Atau minimal saling membagi informasi antara KPAI dengan Pemprov Jatim,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengundang Forkopimda bersama para rektor dan pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jatim terkait upaya mencegah radikalisme ini.
Sementara itu, Ketua KPAI Susanto mengatakan, pihaknya datang ke Jatim untuk memberikan atensi khusus kepada para anak-anak yang dilibatkan dalm aksi bom terkait terorisme. Meskipun posisinya diduga sebagai sebagai pelaku, tetapi perspektifnya tetap sebagai korban.
Sesuai dengan mandat UU Perlindungan Anak,KPAI harus melakukan proses pengawasan dan memastikan adanya perlindungan kepada anak. Untuk itu, kata Susanto,ingin melihat penanganan yang ada di Jatim, terutama dalam proses rehabilitasi pada anak. Menurutnya, kebutuhan rehabilitasi terhadap anak harus komprehensif yakni rehabilitasi terhadap medis, psikis, sosial, hingga sentuhan keagamaannya.
Selain itu KPAI akan mengumpulkan anak-anak dan keluarga untuk diberikan pemahaman mencegah radikalisme. Salah satunya dengan memberikan literasi media sosial pada anak dan keluarga.Apalagimedia sosial memiliki informasi yang tak terbendung.
(vhs)