Santap Nasi Kenduri, Puluhan Warga Blitar Keracunan
A
A
A
BLITAR - Sedikitnya 35 warga Dusun Sumberurip, Desa Purworejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar mengalami pusing, mual, muntah dan diare. Gejala keracunan massal ini terjadi usai menyantap hidangan nasi kenduri Sunarto, warga setempat yang menggelar tasyakuran.
Sejumlah sampel makanan langsung diambil untuk uji laboratorium. "Sampel makanan telah kita ambil untuk uji laboratorium," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan, Senin (14/5/2018).
Acara tasyakuran berlangsung Jumat malam 11 Mei 2018. Selain makan di tempat, para undangan yang berjumlah 16 orang itu juga mendapat nasi kenduri, yakni lodho ayam, urap dan tumis tempe untuk dibawa pulang.
Di rumah, nasi kenduri itu dinikmati oleh masing masing anggota keluarga. "Karenannya jumlah korban melebihi jumlah undangan hajatan," timpal Rifaldhy. Mulai Sabtu 12 Mei hingga Senin pagi (14/5/2018) jumlah korban keracunan terus bertambah.
Mereka mengeluhkan sakit yang sama. Terakhir tercatat 35 orang. Sebagian besar dilarikan ke puskesmas setempat. Rifaldhy menambahkan saat ini masih memintai keterangan saksi. Terutama korban yang sudah diperbolehkan pulang.
"Kita masih melakukan penyelidikan terkait penyebab keracunan, termasuk proses memasak makanan," pungkasnya.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberatasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan semua korban sudah mendapat perawatan medis.
Dari jumlah 35 orang, 13 diantaranya dirawat di Puskesmas Wates dan klinik terdekat. Sementara selebihnya, yakni 22 orang sudah diizinkan pulang.
Dalam kasus ini dinas kesehatan dan aparat kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium atas sampel makanan. "Masih ada yang dirawat. Dan alhamdulillah sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, " tandasnya.
Sejumlah sampel makanan langsung diambil untuk uji laboratorium. "Sampel makanan telah kita ambil untuk uji laboratorium," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan, Senin (14/5/2018).
Acara tasyakuran berlangsung Jumat malam 11 Mei 2018. Selain makan di tempat, para undangan yang berjumlah 16 orang itu juga mendapat nasi kenduri, yakni lodho ayam, urap dan tumis tempe untuk dibawa pulang.
Di rumah, nasi kenduri itu dinikmati oleh masing masing anggota keluarga. "Karenannya jumlah korban melebihi jumlah undangan hajatan," timpal Rifaldhy. Mulai Sabtu 12 Mei hingga Senin pagi (14/5/2018) jumlah korban keracunan terus bertambah.
Mereka mengeluhkan sakit yang sama. Terakhir tercatat 35 orang. Sebagian besar dilarikan ke puskesmas setempat. Rifaldhy menambahkan saat ini masih memintai keterangan saksi. Terutama korban yang sudah diperbolehkan pulang.
"Kita masih melakukan penyelidikan terkait penyebab keracunan, termasuk proses memasak makanan," pungkasnya.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberatasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan semua korban sudah mendapat perawatan medis.
Dari jumlah 35 orang, 13 diantaranya dirawat di Puskesmas Wates dan klinik terdekat. Sementara selebihnya, yakni 22 orang sudah diizinkan pulang.
Dalam kasus ini dinas kesehatan dan aparat kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium atas sampel makanan. "Masih ada yang dirawat. Dan alhamdulillah sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, " tandasnya.
(sms)