13 Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Dinyatakan Tewas
A
A
A
SURABAYA - Total terduga pelaku bom bunuh diri yang tewas hingga saat ini berjumlah sebanyak 13 orang. Mereka beraksi di sejumlah lokasi.
Enam pelaku tewas saat beraksi di tiga gereja di Kota Surabaya. Satu orang di Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, tiga orang di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dua orang di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya.
Keenam pelaku ini masih satu keluarga. Sedangkan tiga orang tewas dalam ledakan bom di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Wonocolo, Sidoarjo yang juga masih satu keluarga. Terakhir adalah empat pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi.
“Sementara untuk total jumlah korban tewas dalam peristiwa ledakan bom ini sebanyak 21 orang,” ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, Senin (14/5/2018).
Dari rangkaian peristiwa ini, semua melibatkan anak kecil. Baik pengeboman di gereja, di rusunawa maupun Mapolrestabes Surabaya. Praktik serangan bom bunuh diri dengan melibatkan anak kecil ini baru pertama kali dilakukan. Namun, cara ini sudah biasa dilakukan oleh ISIS ketika melakukan aksi di luar negeri.
“Aksi bom bunuh diri ini tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Aksi ini erat kaitannya dengan jaringan di luar negeri seperti di Filipina dan Timur Tengah. Kita akan bekerja lebih keras lagi,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Enam pelaku tewas saat beraksi di tiga gereja di Kota Surabaya. Satu orang di Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, tiga orang di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dua orang di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya.
Keenam pelaku ini masih satu keluarga. Sedangkan tiga orang tewas dalam ledakan bom di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Wonocolo, Sidoarjo yang juga masih satu keluarga. Terakhir adalah empat pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi.
“Sementara untuk total jumlah korban tewas dalam peristiwa ledakan bom ini sebanyak 21 orang,” ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, Senin (14/5/2018).
Dari rangkaian peristiwa ini, semua melibatkan anak kecil. Baik pengeboman di gereja, di rusunawa maupun Mapolrestabes Surabaya. Praktik serangan bom bunuh diri dengan melibatkan anak kecil ini baru pertama kali dilakukan. Namun, cara ini sudah biasa dilakukan oleh ISIS ketika melakukan aksi di luar negeri.
“Aksi bom bunuh diri ini tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Aksi ini erat kaitannya dengan jaringan di luar negeri seperti di Filipina dan Timur Tengah. Kita akan bekerja lebih keras lagi,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
(rhs)