Sosiolog: Kelompok Radikal Mulai Eksploitasi Perempuan dan Anak

Senin, 14 Mei 2018 - 01:23 WIB
Sosiolog: Kelompok Radikal...
Sosiolog: Kelompok Radikal Mulai Eksploitasi Perempuan dan Anak
A A A
SURABAYA - Aksi terorisme yang terjadi di Surabaya menjadi pola baru dalam rekrutmen calon pengantin bom bunuh diri. Media sosial serta pelibatan perempuan dan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri menjadi modus baru yang harus diwaspadai.

Sosiolog Universitas Airlangga Prof Bagong Suyanto menuturkan, kalau dulu calon pengantin bom bunuh diri selalu didominasi laki-laki. Sekarang, dengan percepatan informasi melalui media sosial serta perubahan pola gerakan radikal menjadi masif.

"Ini pola baru, mereka (pelaku bom bunuh diri) di Surabaya sepertinya ingin meniru di luar negeri," ujar Bagong, Minggu (13/5/2018).

Dia melanjutkan, perempuan selama ini dianggap bisa mengecoh pemeriksaan. Apalagi mereka membawa anak-anak untuk ikut serta. Berbagai kejadian membuat pelaku gerakan radikan belajar dari kegagalan mereka.

"Anak-anak ini jadi korban. Makanya saat ini yang dibutuhkan adalah gerakan bersama dari masyarakat untuk bisa mencegah terorisme," ungkapnya.

Tugas polisi, katanya, saat ini semakin sulit dengan berkembangnya jaringan teroris yang multi sektor. Pelaku bom bunuh diri bisa dilakukan semua jenis gender, umur dan latarbelakang lainnya.

Dia menambahkan, kehadiran media sosial yang dalam beberapa tahun terakhir juga menyisipkan banyak gerakan radikal. Sementara penguna media sosial dari berbagai macam umur dan kalangan.

Para kelompok radikal, lanjutnya, saat ini sudah mengekploitasi perempuan dan anak-anak untuk suksesi gerakan mereka. Eksploitasi pada perempuan dan anak mungkin baru kali ini dilakukan di Indonesia.

"Kejadian di Surabaya bisa menjadi reverensi. Ini yang harus dicegah, jangan sampai para teroris euphoria dengan kejadian ini," jelasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9448 seconds (0.1#10.140)