Kasus Dihentikan, Dukungan Habib Rizieq kepada Pasangan Asyik Semakin Kuat
A
A
A
BANDUNG - Dihentikannya kasus Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab atas tuduhan penodaan lambang negara atau Pancasila semakin menguatkan dukungan umat muslim untuk memenangkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilgub Jabar.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, bebasnya Habib Rizieq Shihab dari jeratan hukum atas dugaan penodaan lambang negara akan mempersatukan kekuatan suara umat muslim khsusunya para pendukung Imam Besar FPI tersebut.
Apalagi, kata dia, Habib Rizieq telah memerintahkan anggotanya untuk siap memenangkan pasangan Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) di Pilkada Jabar 2018. Instruksi itu terlihat dalam rekaman video pertemuan pasangan Asyik dengan Habib Rizieq di Mekkah yang sempat beredar dan seakan Imam Besar FPI itu telah mendukung Pasangan Sudrajat-Syaikhu dan meminta anggotanya untuk memenangkan mereka di Pilgub Jabar.
"Ini akan semakin menguatkan. Meski sebenarnya tidak di SP3 juga tidak akan berpengaruh. Simpatisan mereka yang militan itu akan tetap melaksanakam instruksi Habib Rizieq untuk mendukung pasangan Asyik," kata Firman saat dihubungi, Sabtu 5 Mei 2018.
Menurut Firman, dukungan kaum ulama dalam pelaksanaan pilkada masih memiliki peran sentral dalam upaya memenangkan salah satu pasangan calon. Seperti yang terjadi saat Pilkada 2013 calon Gubernur Ahmad Heryawan yang memiliki figur santri mendapatkan dukungan penuh dari kaum ulama di Jabar. Hal itu juga akan terjadi pada Pilgub Jabar 2018 dimana salah satu pasangan calon juga memiliki figur yang sama.
Dia menyebutkan, basis masyarakat tradisonal yang mayoritas beragama muslim masih membutuhkan referensi dari para ulama dan kiai di daerah terutama di pedesaan atau basis pesantren. Karena itu, dukungan ulama di Jabar juga akan menentukan suara kemenangan terhadap pasangan calon di Jabar.
"Warga akan selalu menanyakan kepada guru mereka seperti kiai, ulama, dan habaib terkait politik di Jabar. Pilihan ulama bisa juga menentukan pilihan warga," katanya.
Namun, kata dia, selain ulama, kaum milenial juga akan memiliki suara yang signifikan. Sebab, kelompok ini memiliki sekitar 30% suara yang bisa menambah peluang kemenangan pasangan calon di Pilgub Jabar.
Meskipun, kata Firman, dalam Pilgub Jabar isu politik identitas akan sulit dilakukan sebagai strategi pemenangan. Sebab, empat kandidat peserta Pilgub Jabar tidak memiliki celah yang bisa digunakan sebagai alat untuk menyerang pasangan calon lain.
"Isu politik identitas akan berat digunakan di Jabar. Tidak ada celah untuk saling serang, karena pasangan calon seluruhnya muslim. Selain itu, Jabar berbeda dengan DKI," pungkasnya.
(wib)
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, bebasnya Habib Rizieq Shihab dari jeratan hukum atas dugaan penodaan lambang negara akan mempersatukan kekuatan suara umat muslim khsusunya para pendukung Imam Besar FPI tersebut.
Apalagi, kata dia, Habib Rizieq telah memerintahkan anggotanya untuk siap memenangkan pasangan Asyik (Sudrajat-Ahmad Syaikhu) di Pilkada Jabar 2018. Instruksi itu terlihat dalam rekaman video pertemuan pasangan Asyik dengan Habib Rizieq di Mekkah yang sempat beredar dan seakan Imam Besar FPI itu telah mendukung Pasangan Sudrajat-Syaikhu dan meminta anggotanya untuk memenangkan mereka di Pilgub Jabar.
"Ini akan semakin menguatkan. Meski sebenarnya tidak di SP3 juga tidak akan berpengaruh. Simpatisan mereka yang militan itu akan tetap melaksanakam instruksi Habib Rizieq untuk mendukung pasangan Asyik," kata Firman saat dihubungi, Sabtu 5 Mei 2018.
Menurut Firman, dukungan kaum ulama dalam pelaksanaan pilkada masih memiliki peran sentral dalam upaya memenangkan salah satu pasangan calon. Seperti yang terjadi saat Pilkada 2013 calon Gubernur Ahmad Heryawan yang memiliki figur santri mendapatkan dukungan penuh dari kaum ulama di Jabar. Hal itu juga akan terjadi pada Pilgub Jabar 2018 dimana salah satu pasangan calon juga memiliki figur yang sama.
Dia menyebutkan, basis masyarakat tradisonal yang mayoritas beragama muslim masih membutuhkan referensi dari para ulama dan kiai di daerah terutama di pedesaan atau basis pesantren. Karena itu, dukungan ulama di Jabar juga akan menentukan suara kemenangan terhadap pasangan calon di Jabar.
"Warga akan selalu menanyakan kepada guru mereka seperti kiai, ulama, dan habaib terkait politik di Jabar. Pilihan ulama bisa juga menentukan pilihan warga," katanya.
Namun, kata dia, selain ulama, kaum milenial juga akan memiliki suara yang signifikan. Sebab, kelompok ini memiliki sekitar 30% suara yang bisa menambah peluang kemenangan pasangan calon di Pilgub Jabar.
Meskipun, kata Firman, dalam Pilgub Jabar isu politik identitas akan sulit dilakukan sebagai strategi pemenangan. Sebab, empat kandidat peserta Pilgub Jabar tidak memiliki celah yang bisa digunakan sebagai alat untuk menyerang pasangan calon lain.
"Isu politik identitas akan berat digunakan di Jabar. Tidak ada celah untuk saling serang, karena pasangan calon seluruhnya muslim. Selain itu, Jabar berbeda dengan DKI," pungkasnya.
(wib)