Di Balik Berdirinya Universitas Islam Indonesia

Minggu, 06 Mei 2018 - 05:00 WIB
Di Balik Berdirinya...
Di Balik Berdirinya Universitas Islam Indonesia
A A A
Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta merupakan perguruan tinggi nasional pertama di Indonesia. Berdirinya UII tak lepas dari keputusan yang dibuat Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

UII, awalnya bernama Sekolah Tinggi Islam (STI), didirikan pada tanggal 27 Rajab 1364 H atau 8 Juli 1945. Awalnya, pada 1944, Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), gabungan organisasi Islam di zaman Jepang sebagai ganti Majelis Islam A'laa Indonesia (MIAI), membuat dua keputusan. Pertama, membuat barisan mujahidin dengan nama Hizbullah. Kedua, mendirikan perguruan tinggi Islam dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI).

Menindaklanjuti keputusan itu, Masyumi mengundang para ulama dari berbagai organisasi Islam dan cendekiawan muslim dari berbagai kalangan untuk mengonkretkan rencana pembentukan STI. Hasil musyawarah, Mohammad Hatta ditunjuk sebagai ketua Panitia Perencana STI.

Pada 27 Rajab 1364 bertepatan dengan 8 Juli 1945, STI resmi didirikan di Jakarta. Upacara peresmian STI dilakukan di Gedung Masyumi, Jalan Van Heutz Boulevard (kini Jalan Teuku Umar) Nomor 1. Sejumlah tokoh pergerakan hadir seperti Soekarno. Pembesar Jepang, pimpinan Jakarta Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta) juga hadir.

Berdirinya STI diberitakan oleh Harian Sinar Matahari dengan judul Pendirian Sekolah Tinggi Islam di Djawa, dengan subjudul Sekolah Tinggi Islam yang Pertama di Daerah Selatan.

Dalam buku 'Alam Pikiran dan Jejak Perjuangan Prawoto Mangkusasmito Ketua Umum (Terakhir) Partai Masyumi' dituliskan bahwa berbeda dengan perguruan tinggi Islam yang berdiri sebelumnya, STI lahir dari gagasan murni para pemimpin umat sebagai persembahan kepada bangsa Indonesia.

Ketika semua sekolah memasukkan bahasa dan kebudayaan Jepang sebagai pelajaran wajib, di STI justru tidak ada mata kuliah tersebut. Para mahasiswa STI hanya diberi pelajaran umum dan agama. Pengantar Ekonomi oleh Mohammad Hatta, Bahasa Arab oleh KH Abdul Kahar Muzakkir (Rektor Pertama STI), dan Sosiologi oleh HM Rasjidi.

Pada tahun 1946, kondisi negara genting. Pusat pemerintahan RI dipindahkan ke Yogyakarta. STI sebagai anak kandung revolusi Indonesia juga dipindahkan ke Yogyakarta. Pada 10 April 1946, Sekolah Tinggi Islam resmi dibuka di Yogyakarta. Pada upacara pembukaan perkuliahan di Yogyakarta, Bung Hatta menyampaikan pidato pembukaan berjudul Sifat Sekolah Tinggi Islam.

Pada 14 Desember 1947, Panitia Perbaikan STI menetapkan STI menjadi University Islam Indonesia berkedudukan di Yogyakarta dengan fakultas perintis di antaranya Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi.

Saat Dies Natalis ke-3 STI, pada 27 Rajab 1367 bertepatan 10 Maret 1948, STI resmi diubah menjadi Universitet (kemudian Universitas) Islam Indonesia.

Singkat cerita, saat pemerintah sangat memerlukan tenaga-tenaga ahli agama untuk mengisi berbagai jabatan di Kementerian Agama, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1950 yang ditandatangani Pemangku Jabatan Presiden RI Mr Assaat, Fakultas Agama UII diambil alih pemerintah dan kemudian berubah menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN).

Sementara, Fakultas Pendidikan UII, yang pada 1951 diambil alih oleh UGM, berkembang menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta dan sekarang menjadi Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumber tulisan:
* www.uii.ac.id
* Buku Alam Pikiran dan Jejak Perjuangan Prawoto Mangkusasmito Ketua Umum (Terakhir) Partai Masyumi. Penyusun: SU Bajasut, Editor (Edisi Revisi): Lukman Hakim, Penerbit Buku Kompas.
* https://www.youtube.com/watch?v=2fVafFwuSz0(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)