Pemkab Kobar Bakal Bangun Drainase di Jalan Kotawaringin Lama
A
A
A
PANGKALAN BUN - Saat musim penghujan tiba, jalan Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah selalu tergenang banjir. Di sisi kanan dan kiri jalan yang menghubungkan antarkecamatan di Kobar, antarkabupaten di Kalteng, serta penghubung menuju Kabupaten Ketapang Kalbar ini rencananya dibuat drainase.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar akan melakukan normalisasi drainase atau parit di jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) ini. Normalisasi itu untuk mencegah luapan air Sungai Lamandau yang menyebabkan jalan tersebut banjir. "Karena penyebab banjir ini adalah tingginya debit air di Sungai Lamandau dan Sungai Arut lantaran curah hujan yang tinggi," jelas Bupati Kobar Nurhidayah saat meninjau jalan tersebut, Minggu (29/4/2018) sore.
Terkait penanganan jalan yang terendam banjir, menurut Bupati, sebagai langkah penanggulangan awal akan dilakukan penimbunan agar bisa dilewati oleh pengguna jalan. "Mungkin dalam waktu dekat ini menunggu kondisi air agak surut. Demikian juga proyek pembangunan jalan tersebut tentunya tidak bisa dilakukan saat kondisi banjir."
Bila kondisi air sudah mulai normal, lanjutnya, proses normalisasi drainase di bagian kiri dan kanan jalan akan dilakukan. "Agar saat proses pembangunan jalan tersebut kondisi banjir seperti ini tidak kembali lagi."
Sebelumnya, hujan deras yang terus mengguyur Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng dalam satu pekan terakhir menyebabkan beberapa titik jalan Pangkalan Bun-Kolam (atau Jalur Trans Kalteng-Kalbar) menjadi banjir dan rusak parah bak bubur lumpur. Sejumlah mobil terjebak dalam kubangan lumpur di kilometer 21 dari arah Pangkalan Bun. Ada sekitar tiga titik jalan yang rusak dengan panjang yang bervariasi mulai 20-50 m.
Para sopir taksi dan warga harus bahu-membahu mengeluarkan mobil dengan cara ditarik. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Kubangan lumpur yang mencapai 60 sentimeter membenamkan roda mobil. Namun ada juga mobil yang berhasil lolos melintasi jalan yang banjir dan rusak parah.
Yelis, sopir taksi rute Sukamara-Pangkalan Bun mengaku harus berjuang keras melintasi jalan tersebut. Menurut Yelis, dirinya terpaksa lewat jalan tersebut untuk mempersingkat waktu dan mengirit biaya operasional, tapi ternyata justru biaya dan waktunya terbuang.
"Sudah dua hari ini jalan terendam air setinggi 40-70 cm, kami tertahan di sini, maksudnya ingin memperkecil pengeluaran tapi justru jadi nombok. Bisa saja lewat Lamandau tapi jauh juga meski jalannya bagus," keluh Yelis saat berjuang keras mengeluarkan mobilnya yang masuk ke kubangan tanah berbubur, Rabu (25/4/2018).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar akan melakukan normalisasi drainase atau parit di jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) ini. Normalisasi itu untuk mencegah luapan air Sungai Lamandau yang menyebabkan jalan tersebut banjir. "Karena penyebab banjir ini adalah tingginya debit air di Sungai Lamandau dan Sungai Arut lantaran curah hujan yang tinggi," jelas Bupati Kobar Nurhidayah saat meninjau jalan tersebut, Minggu (29/4/2018) sore.
Terkait penanganan jalan yang terendam banjir, menurut Bupati, sebagai langkah penanggulangan awal akan dilakukan penimbunan agar bisa dilewati oleh pengguna jalan. "Mungkin dalam waktu dekat ini menunggu kondisi air agak surut. Demikian juga proyek pembangunan jalan tersebut tentunya tidak bisa dilakukan saat kondisi banjir."
Bila kondisi air sudah mulai normal, lanjutnya, proses normalisasi drainase di bagian kiri dan kanan jalan akan dilakukan. "Agar saat proses pembangunan jalan tersebut kondisi banjir seperti ini tidak kembali lagi."
Sebelumnya, hujan deras yang terus mengguyur Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng dalam satu pekan terakhir menyebabkan beberapa titik jalan Pangkalan Bun-Kolam (atau Jalur Trans Kalteng-Kalbar) menjadi banjir dan rusak parah bak bubur lumpur. Sejumlah mobil terjebak dalam kubangan lumpur di kilometer 21 dari arah Pangkalan Bun. Ada sekitar tiga titik jalan yang rusak dengan panjang yang bervariasi mulai 20-50 m.
Para sopir taksi dan warga harus bahu-membahu mengeluarkan mobil dengan cara ditarik. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Kubangan lumpur yang mencapai 60 sentimeter membenamkan roda mobil. Namun ada juga mobil yang berhasil lolos melintasi jalan yang banjir dan rusak parah.
Yelis, sopir taksi rute Sukamara-Pangkalan Bun mengaku harus berjuang keras melintasi jalan tersebut. Menurut Yelis, dirinya terpaksa lewat jalan tersebut untuk mempersingkat waktu dan mengirit biaya operasional, tapi ternyata justru biaya dan waktunya terbuang.
"Sudah dua hari ini jalan terendam air setinggi 40-70 cm, kami tertahan di sini, maksudnya ingin memperkecil pengeluaran tapi justru jadi nombok. Bisa saja lewat Lamandau tapi jauh juga meski jalannya bagus," keluh Yelis saat berjuang keras mengeluarkan mobilnya yang masuk ke kubangan tanah berbubur, Rabu (25/4/2018).
(zik)