Harimau Bonita Diduga Menerkam Manusia karena Dendam Anaknya Ditangkap
A
A
A
PEKANBARU - Harimau Bonita saat ini dimasukkan ke dalam Pusat Rehabilitas Harimau Sumatera setelah menerkam dua manusia di Inhil, Riau. Andita, dokter hewan yang menangani Harimau Sumatera menyatakan bahwa Bonita mempunyai anak. Namun Bonita belum menemukan, walau sudah ada tanda-tanda jejak yang diduga anaknya. Beredar kabar sebelum penangkapan Bonita, ada sekelompok warga yang menangkap anak harimau.
Benarkah Bonita menyarang karena anaknya ditangkap. Apakah harimau mempunyai sifat dendam?.
"Jika anaknya diganggu apalagi dibunuh, dia akan marah. Harimau ini mempunyai sifat dendam. Itu adalah naluri seorang ibu terhadap keluarganya," kata Andita, Rabu (25/4/2018).
Sipat melindungi anak, sebut Andita juga dimiliki oleh hewan lainnya. Namun harimau lebih memiliki sifat yang baper (bawa perasaan).
"Harimau ini sifatnya sensitif. Dia sangat perasa dibanding dengan satwa lain. Dia akan sangat marah jika keluarganya diganggu," imbuhnya.
Harimau Bonita ditangkap di wilayah perusahaan sawit Malaysia PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP). Jika dihubungkan dengan aksi harimau Bonita yang menyerang dua orang pejalan kaki hingga tewas akibat, diduga Bonita marah mencari anaknya yang hilang.
Sebelumnya penangkapan Bonita, terdengar kabar bahwa ada sekolompok orang yang berhasil menangkap anak harimau di wilayah Pelanggiran, Inhil. Dugaan inilah yang menyebabkan Bonita turun gunung mencari anaknya dan menyerang manusia.
Pada 3 Januari 2018 Bonita mulai menyerang manusia. Korbannya adalah Jumiati (33), karyawan PT Tabung Haji Indo Plantation. Saat kejadian sebenarnya ada tiga orang yakni Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) termasuk korban. Anehnya saat itu hanya korban saja yang dikejar walau lari ke atas pohon sawit.
Sementara menurut Yusmawati saat memanjat pohon sawit dirinya terjatuh dan tepat berada di hadapan Bonita. Namun Bonita tidak menerkamnya malah mengejar Jumiati.
Kemudian pada 10 Maret 2018 Bonita kembali menebar maut. Harimau Bonita kembali terlihat di Simpang Kanan Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran atau lokasinya sekitar 20 kilometer dari penerkaman Jumiati. Korbannya adalah Yusri Efendi (34). Di sana Bonita mendatangi sekelompok pekerja sarang burung walet. Di sana Bonita langsung mengejar Yusri.
Keterangan rekan korban, saat mengejar Yusri, Bonita melawati tiga temannya. Namun dia hanya mengejar dan menerkam Yusri.
Apakah ini hanya kebetulan Bonita memilih korbannya? Apakah Bonita dendam dan menyerang manusia karena anaknya diganggu.
"Harimau itu mengganggu jika dia merasa terganggu. Beberapa hal yang membuat harimau terganggu adalah karena habitatnya terganggu. Kedua adalah dia terusik jika keluargnya diganggu, terakhir adalah sumber makanannya hilang," tambah Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.
Benarkah Bonita menyarang karena anaknya ditangkap. Apakah harimau mempunyai sifat dendam?.
"Jika anaknya diganggu apalagi dibunuh, dia akan marah. Harimau ini mempunyai sifat dendam. Itu adalah naluri seorang ibu terhadap keluarganya," kata Andita, Rabu (25/4/2018).
Sipat melindungi anak, sebut Andita juga dimiliki oleh hewan lainnya. Namun harimau lebih memiliki sifat yang baper (bawa perasaan).
"Harimau ini sifatnya sensitif. Dia sangat perasa dibanding dengan satwa lain. Dia akan sangat marah jika keluarganya diganggu," imbuhnya.
Harimau Bonita ditangkap di wilayah perusahaan sawit Malaysia PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP). Jika dihubungkan dengan aksi harimau Bonita yang menyerang dua orang pejalan kaki hingga tewas akibat, diduga Bonita marah mencari anaknya yang hilang.
Sebelumnya penangkapan Bonita, terdengar kabar bahwa ada sekolompok orang yang berhasil menangkap anak harimau di wilayah Pelanggiran, Inhil. Dugaan inilah yang menyebabkan Bonita turun gunung mencari anaknya dan menyerang manusia.
Pada 3 Januari 2018 Bonita mulai menyerang manusia. Korbannya adalah Jumiati (33), karyawan PT Tabung Haji Indo Plantation. Saat kejadian sebenarnya ada tiga orang yakni Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) termasuk korban. Anehnya saat itu hanya korban saja yang dikejar walau lari ke atas pohon sawit.
Sementara menurut Yusmawati saat memanjat pohon sawit dirinya terjatuh dan tepat berada di hadapan Bonita. Namun Bonita tidak menerkamnya malah mengejar Jumiati.
Kemudian pada 10 Maret 2018 Bonita kembali menebar maut. Harimau Bonita kembali terlihat di Simpang Kanan Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran atau lokasinya sekitar 20 kilometer dari penerkaman Jumiati. Korbannya adalah Yusri Efendi (34). Di sana Bonita mendatangi sekelompok pekerja sarang burung walet. Di sana Bonita langsung mengejar Yusri.
Keterangan rekan korban, saat mengejar Yusri, Bonita melawati tiga temannya. Namun dia hanya mengejar dan menerkam Yusri.
Apakah ini hanya kebetulan Bonita memilih korbannya? Apakah Bonita dendam dan menyerang manusia karena anaknya diganggu.
"Harimau itu mengganggu jika dia merasa terganggu. Beberapa hal yang membuat harimau terganggu adalah karena habitatnya terganggu. Kedua adalah dia terusik jika keluargnya diganggu, terakhir adalah sumber makanannya hilang," tambah Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.
(sms)