Anak-anak Ketakutan Pascagempa, Kemensos Siapkan Pendampingan
A
A
A
BANJARNEGARA - Gempa susulan yang masih terjadi di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah menimbulkan trauma dan ketakutan bagi anak-anak dan perempuan lanjut usia. Meski bertahan di pengungsian, mereka sering menangis dan menjerit ketakutan saat terjadi gempa susulan.
“Dari hasil kunjungan ke Desa Kasinoman, Desa Kertosari, Desa Plorengan, dan Desa Sidakangen, saya melihat perhatian kepada kelompok rentan harus ditingkatkan. Berdasarkan hasil asesmen tim LDP, ketika ada gempa susulan anak-anak panik, ketakutan, menangis dan menjerit-jerit. Para lansia terutama ibu-ibu mengalami kecemasan di luar kewajaran dan takut masuk rumah,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
Dia mengatakan, sesaat setelah terjadi gempa susulan, pengungsi memerlukan sapaan dan penguatan. Untuk itu, tim Taruga Siaga Bencana (Tagana) dan Tim Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial diminta langsung bergerak melakukan pendampingan kepada korban gempa.
Harry berkesimpulan, hasil asesmen menunjukkan pengungsi mengalami kesedihan mendalam dan merasakan trauma dan kecemasan akan kehidupan selanjutnya. Sementara pengungsi yang anggota keluarganya meninggal mengalami kesedihan yang mendalam, takut masuk rumah, sulit tidur, dan tidak mau makan serta mengalami kebingungan.
Karena itu, lanjut Dirjen, pengungsi memerlukan layanan psikososial secara berkelanjutan (trauma healing, counseling, spirit of life, life review therapy, spiritual teraphy, dan play therapy) dan dalam jangka panjang diperlukan penanganan pascatrauma atau Post Trauma Stres Disorder (PTSD).
“Layanan trauma healing, konseling dan psikoterapi akan terus dilakukan hingga beberapa bulan ke depan sesuai kebutuhan meskipun masa tanggap darurat selesai,” lugasnya.
Sebanyak 12 personel Tagana Psikososial, 8 orang Pekerja Sosial dan 30 Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta 2 orang TKSK dari wilayah Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Pekalongan, dan Banyumas telah melakukan intervensi LDP. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian motivasi, konseling, trauma healing, dan berdialog dengan kelompok rentan di beberapa titik pengungsian. Posko LDP Kemensos RI berada di SDN 2 Kasidengan, Desa Kasidengan, Kalibening.
“Kemudian secara bertahap akan dilakukan perluasan layanan psikososial di titik–titik pengungsian lain yang belum terjangkau,” terangnya.
“Dari hasil kunjungan ke Desa Kasinoman, Desa Kertosari, Desa Plorengan, dan Desa Sidakangen, saya melihat perhatian kepada kelompok rentan harus ditingkatkan. Berdasarkan hasil asesmen tim LDP, ketika ada gempa susulan anak-anak panik, ketakutan, menangis dan menjerit-jerit. Para lansia terutama ibu-ibu mengalami kecemasan di luar kewajaran dan takut masuk rumah,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
Dia mengatakan, sesaat setelah terjadi gempa susulan, pengungsi memerlukan sapaan dan penguatan. Untuk itu, tim Taruga Siaga Bencana (Tagana) dan Tim Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial diminta langsung bergerak melakukan pendampingan kepada korban gempa.
Harry berkesimpulan, hasil asesmen menunjukkan pengungsi mengalami kesedihan mendalam dan merasakan trauma dan kecemasan akan kehidupan selanjutnya. Sementara pengungsi yang anggota keluarganya meninggal mengalami kesedihan yang mendalam, takut masuk rumah, sulit tidur, dan tidak mau makan serta mengalami kebingungan.
Karena itu, lanjut Dirjen, pengungsi memerlukan layanan psikososial secara berkelanjutan (trauma healing, counseling, spirit of life, life review therapy, spiritual teraphy, dan play therapy) dan dalam jangka panjang diperlukan penanganan pascatrauma atau Post Trauma Stres Disorder (PTSD).
“Layanan trauma healing, konseling dan psikoterapi akan terus dilakukan hingga beberapa bulan ke depan sesuai kebutuhan meskipun masa tanggap darurat selesai,” lugasnya.
Sebanyak 12 personel Tagana Psikososial, 8 orang Pekerja Sosial dan 30 Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), serta 2 orang TKSK dari wilayah Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Pekalongan, dan Banyumas telah melakukan intervensi LDP. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian motivasi, konseling, trauma healing, dan berdialog dengan kelompok rentan di beberapa titik pengungsian. Posko LDP Kemensos RI berada di SDN 2 Kasidengan, Desa Kasidengan, Kalibening.
“Kemudian secara bertahap akan dilakukan perluasan layanan psikososial di titik–titik pengungsian lain yang belum terjangkau,” terangnya.
(rhs)