Pemprov Jatim Terapkan Pendidikan Double Track SMA
A
A
A
SURABAYA - Pendidikan double track SMA dilakukan untuk mengisi kekosongan terhadap proses industrialisasi di Jawa Timur (Jatim). Kekosongan tersebut antara lain terlihat dari adanya sekitar 90.000 peluang kerja di Jatim yang tidak bisa diisi karena kompetensi.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dengan Dewan Pendidikan mengambil double track sebagai solusi. Dalam program ini terdapat link and match antara pendidikan dengan lowongan tenaga kerja.
“Penerapan konsep double track untuk menghadapi pertarungan global dan mengisi tenaga kerja di industri merupakan pengambilan keputusan penting,” ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Kepala SMA Negeri dan Swasta se-Jatim Tahun 2018 di Ballroom Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Senin (23/4/2018).
Dia menjelaskan, pengembangan pendidikan double track menjadi salah satu fokus Jatim tahun ini. Hal itu sesuai dengan tagline pengembangan SDM berdaya saing. Konsep ini merupakan langkah konkrit pemprov untuk meningkatkan sumber daya manusia sekaligus mengatasi pengangguran.
“Double track pada SMA juga sebagai solusi mengatasi permasalahan siswa lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya. Dia menambahkan double track dilakukan baik pada jalur formal maupun non formal.
Sistem double track adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara belajar SMA dan SMK. Nantinya, setiap siswa SMA akan diberi keterampilan tambahan untuk menyiapkan lulusannya siap kerja jika tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, penerapan double track dilakukan dengan menambahkan kurikulum kompetensi di SMA, yakni menyisipkan pendidikan vokasional. Adapun keahlian yang diberikan seperti bidang teknologi dan rekayasa, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, agrobisnis dan agro teknologi, perikanan dan kelautan, bisnis dan manajemen, pariwisata, seni rupa dan kriya, serta seni pertunjukkan.
“Begitu lulus dari double track ini, para siswa SMA akan mendapatkan sertifikat dari BSN. Jadi, saat mereka tidak bisa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi bisa bekerja sesuai keahlian yang dimiliki,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dengan Dewan Pendidikan mengambil double track sebagai solusi. Dalam program ini terdapat link and match antara pendidikan dengan lowongan tenaga kerja.
“Penerapan konsep double track untuk menghadapi pertarungan global dan mengisi tenaga kerja di industri merupakan pengambilan keputusan penting,” ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Kepala SMA Negeri dan Swasta se-Jatim Tahun 2018 di Ballroom Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Senin (23/4/2018).
Dia menjelaskan, pengembangan pendidikan double track menjadi salah satu fokus Jatim tahun ini. Hal itu sesuai dengan tagline pengembangan SDM berdaya saing. Konsep ini merupakan langkah konkrit pemprov untuk meningkatkan sumber daya manusia sekaligus mengatasi pengangguran.
“Double track pada SMA juga sebagai solusi mengatasi permasalahan siswa lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya. Dia menambahkan double track dilakukan baik pada jalur formal maupun non formal.
Sistem double track adalah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara belajar SMA dan SMK. Nantinya, setiap siswa SMA akan diberi keterampilan tambahan untuk menyiapkan lulusannya siap kerja jika tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, penerapan double track dilakukan dengan menambahkan kurikulum kompetensi di SMA, yakni menyisipkan pendidikan vokasional. Adapun keahlian yang diberikan seperti bidang teknologi dan rekayasa, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, agrobisnis dan agro teknologi, perikanan dan kelautan, bisnis dan manajemen, pariwisata, seni rupa dan kriya, serta seni pertunjukkan.
“Begitu lulus dari double track ini, para siswa SMA akan mendapatkan sertifikat dari BSN. Jadi, saat mereka tidak bisa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi bisa bekerja sesuai keahlian yang dimiliki,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
(wib)