Tiga Paslon Debat Permasalahan Bandung

Senin, 16 April 2018 - 11:37 WIB
Tiga Paslon Debat Permasalahan Bandung
Tiga Paslon Debat Permasalahan Bandung
A A A
BANDUNG - Tiga pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota Bandung kembali mengikuti debat publik di Hotel Holiday Inn, Minggu (15/4/2018) malam.

Ketiga paslon itu adalah, nomor urut 1 Nurul Arifin-Chairul Yakin Hidayat (Golkar-Demokrat-PKB), nomor urut 2 Yossi Irianto-Aries Supriatna (PDIP-Hanura-NasDem, PPP), dan nomor urut 3 Oded M Danial-Yana Mulyana (PKS-Gerindra).

Berbeda dengan debat pertama, kali ini KPU Kota Bandung mengusung tema Tahu Masalah dan Solusi Kota Bandung. Tema itu membawa masing-masing paslon mengidentifikasi masalah dan solusinya.

Paslon nomor urut 1, Nurul Arifin dalam pemaparannya mengatakan, mengidentivikasi empat persoalan Kota Bandung yang mesti mendapat perhatian dan dicarikan solusinya. Empat persoalan itu adalah pendidikan, kesehatan, kemacetan, dan persoalan ekonomi.

"Solusi untuk masalah kesehatan adalah membangun puskemsas lengkap dengan fasilitas rawat inap dan dan ambulance setiap puskesmas. Kita tidak boleh pesimistis, karena di sini ada Unpad. Kita bisa kerja sama dengan mereka untuk penuhi kebutuhan. Tidak ada masalah tanpa solusi," jelas Nurul.

Sementara paslon nomor urut 2 Yossi Irianto mengidentivikasi beberapa persoalan di Kota Bandung yang perlu penyelesaian. Yaitu banjir, macet, ekonomi, dan lingkungan hidup. Solusi banjir, kata Yossi, bagaimana membuat pengelolaan banjir terpadu dari hulu ke hilir. Membuat sumur resapan, dan kolam retensi.

"Aktivasi sungai, drainase dan edukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan sangat penting. Kemudian pada persoalan macet, solusasinya beralih menggunakan transportasi publik. Dengan membuat transportasi publik yang mendekati simpul keramaian," jelas Yossi.

Sedangkan paslon nomor urut tiga Oded M Danial mengidentivikasi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ke depan. Namun, yang paling besar lima persoalan yang mesti secepatnya dicarikan solusinya. Yaitu macet, banjir, kesenjangan ekonomi, pelayanan publik, dan sampah.

"Di Bandung, penyelesaian sampah kuncinya diselesaikan di tingkat rumah tangga. Sampah dipilih dan diproses sebelum dibuang. Banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mengolah sampah di rumah. Sampah pun bisa dipakai untuk membuat aspal dan produk bernilai ekonomi lainnya," jelasnya.

Ketua KPU Kota Bandung Rifqi Alimubarok mengatakan, melalui debat publik kedua ini, diharapkan semua paslon tahu masalah dan mengetahui solusi masalah Bandung. Sebagai komitmen membangun Bandung lima tahun ke depan.

"Harapan debat publik dapat memberi pencerahan bagi masyarakat Bandung," kata dia.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8698 seconds (0.1#10.140)