Cara Pangdam III/Siliwangi Atasi Bencana Banjir di Cirebon
A
A
A
CIREBON - Curah hujan ekstrem mengakibatkan beberapa wilayah di Jawa Barat mengalami bencana seperti banjir dan longsor. Wilayah Cirebon pun beberapa hari terakhir kerap dilanda banjir.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto K mengatakan, bencana banjir dan lingkungan tidak bisa diatasi dalam satu sisi. Menurutnya, saat ini daerah dengan tangkapan air dalam keadaan kritis, sehingga air hujan langsung turun ke tanah lantaran tidak bisa menyerap ke tanah.
"Karena tidak ada daerah tangkapan air berupa hutan," kata dia seusai acara pembukaan kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-101 di Desa Gembongan Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (4/4/2018).
Melihat kondisi tersebut, upaya yang dilakukan pihaknya yaitu melanjutkan penanaman pohon, meski baru bisa dinikmati 5-10 tahun ke depan. Sebagai upaya jangka pendek, yakni dengan memperbanyak lubang resapan biopori yang dilakukan tidak hanya di hulu namun juga di ladang sampai daerah permukiman.
Menurutnya, jika hal tersebut sukses dilakukan, tidak akan ada air yang jatuh langsung ke sungai. "Ya meresap ke tanah dalam bentuk menjadi tanah dan menimbulkan mata air yang akan mengalir ke sungai. Sehingga sungai akan bersih."
Atas dasar itu, perlu adanya respons dan peran serta kesadaran masyarakat untuk memahami hal itu, yakni dengan cara membuat lubang-lubang resapan. "Itu bisa kita lakukan kalau kita mau semuanya. Jika tercipta jutaan lubang resapan biopori, maka tidak akan ada lagi banjir di wilayah Cirebon," katanya.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto K mengatakan, bencana banjir dan lingkungan tidak bisa diatasi dalam satu sisi. Menurutnya, saat ini daerah dengan tangkapan air dalam keadaan kritis, sehingga air hujan langsung turun ke tanah lantaran tidak bisa menyerap ke tanah.
"Karena tidak ada daerah tangkapan air berupa hutan," kata dia seusai acara pembukaan kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-101 di Desa Gembongan Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (4/4/2018).
Melihat kondisi tersebut, upaya yang dilakukan pihaknya yaitu melanjutkan penanaman pohon, meski baru bisa dinikmati 5-10 tahun ke depan. Sebagai upaya jangka pendek, yakni dengan memperbanyak lubang resapan biopori yang dilakukan tidak hanya di hulu namun juga di ladang sampai daerah permukiman.
Menurutnya, jika hal tersebut sukses dilakukan, tidak akan ada air yang jatuh langsung ke sungai. "Ya meresap ke tanah dalam bentuk menjadi tanah dan menimbulkan mata air yang akan mengalir ke sungai. Sehingga sungai akan bersih."
Atas dasar itu, perlu adanya respons dan peran serta kesadaran masyarakat untuk memahami hal itu, yakni dengan cara membuat lubang-lubang resapan. "Itu bisa kita lakukan kalau kita mau semuanya. Jika tercipta jutaan lubang resapan biopori, maka tidak akan ada lagi banjir di wilayah Cirebon," katanya.
(zik)