Ganjar Pastikan Jateng Tetap Swasembada Beras

Senin, 02 April 2018 - 13:57 WIB
Ganjar Pastikan Jateng Tetap Swasembada Beras
Ganjar Pastikan Jateng Tetap Swasembada Beras
A A A
SRAGEN - Calon Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Jawa Tengah akan tetap swasembada beras. Selama ini, produksi beras di Jawa Tengah berlebih sehingga tidak membutuhkan impor dari daerah lain.

Ganjar mengatakan, swasembada beras adalah salah satu cara untuk menstabilkan harga. "Jateng ini kan berasnya sisa, tidak perlu beras impor. Harga cenderung stabil," ujarnya saat Sarasehan Keluarga Besar Pengusaha Beras se-Kabupaten Sragen, di Masaran, Senin (2/4/2018).

Bahkan stok yang ada masih bisa dijual ke daerah lain, sehingga harga beras bisa dibentuk sedari awal. Calon gubernur nomor urut satu itu, mengakui masih menerima laporan mengenai tidak stabilnya harga beras. Namun, hal itu karena dipengaruhi musim panen.

"Januari dan Februari katanya harga lumayan tinggi, ya itu karena belum panen. Saat ini, Maret dan April, harga mulai turun karena sudah panen," katanya

Pemerintah, lanjutnya, tidak tinggal diam melihat naik turunnya harga beras. "Pemerintah ada mekanisme, harga pembelian pemerintah atau HPP," paparnya.

Ganjar menegaskan siap memfasilitasi pertemuan antara Bulog dengan petani dan pengusaha besar untuk membicarakan pengendalian harga beras. "Memang perlu duduk bersama, pengendalian harga butuh peran serta semua," tukasnya.

Sarasehan diikuti sekitar lima ratus pedagang beras. Salah satunya Sutrisno yang menanyakan soal ketersediaan pupuk sebagai unsur utama pendukung produksi padi. "Mohon pupuk bersubsidi dipermudah pembeliannya pak Ganjar," katanya.

Ganjar menyatakan, dirinya memproteksi pupuk bersubsidi dengan kartu tani agar distribusinya tepat sasaran. Jika subsidi dibiarkan terbuka seperti elpiji 3 kilogram, akan tidak tepat sasaran. Terbukti warga kaya pun sekarang bebas membeli gas melon.

"Dulu sebelum ada kartu tani siapapun yang punya duit meski bukan petani bisa beli pupuk subsidi, maka penyelundupan marak," sebutnya.

Soal kurangnya stok pupuk diakui Ganjar karena jatah dari pemerintah pusat kurang. Jatang Urea untuk Jateng hanya 92,80% dari kebutuhan. Begitu juga dengan SP-36 hanya 48,48%, ZA 62,5%, NPK Phonska 48,5%, dan Organik 24,6%.

"Saya sudah meminta kementerian pertanian menambah. Per 5 April akan dikirim tambahan jatah pupuk subsidi untuk Jateng, petani tidak akan kesulitan lagi," kata suami Siti Atikoh itu.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7758 seconds (0.1#10.140)