Kunjungi Swedia, Aher Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Swedia. Dalam kunker itu, Gubernur yang akrab disapa Aher itu tertarik menjajaki kerja sama terkait sistem pengolahan sampah di negara paling bahagia di dunia itu.
Didampingi sang istri Netty Prasetyani Heryawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Anang Sudarna, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Eddy Nasution, dan Direktur Utama Bank Jabar Banten (BJB) Ahmad Irfan beserta istri, Aher menyempatkan diri mengunjungi pusat pengolahan sampah Sysav Industry di Malmo, Skane Region, Swedia, Senin (26/3/2018) siang.
Diketahui, Swedia merupakan salah satu negara yang menerapkan teknologi canggih dalam pengolahan sampah. Hampir 99 persen limbah rumah tangga warga Swedia berhasil didaur ulang. Tidak hanya itu, sampah di negara tersebut juga berhasil diubah menjadi energi listrik. Bahkan, Swedia kini harus mengimpor sampah dari negara lain agar fasilitas pengolahan sampahnya dapat tetap berjalan.
Pusat pengolahan sampah Sysav sendiri memiliki dua anak perusahaan, yakni Sysav Industry AB dan Sysav Utveckling AB. Sysav Industry AB menangani limbah industri dan komersial serta limbah rumah tangga yang mudah terbakar. Sedangkan Sysav Utveckling AB menangani pembiayaan dan pengembangan metode dan teknologi baru dalam pengolahan sampah.
Aher mengakui, pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama penerapan sistem pengolahan sampah tersebut di Jabar. Meskipun bisa diterapkan, kata Aher, sistem pengolahan sampah itu dipastikan mahal. Untuk menyiasatinya, Aher menginginkan adanya transfer of knowledge pengolahan sampah di Swedia kepada putra putri berprestasi asal Jabar.
"Kita masih dalam tahap pembicaraan, dan ini penjajakan. Kalau teknologi yang digunakan di Sysav ini diterapkan di Jawa Barat bisa saja, tapi memang mahal. Bisa saja kita sekolahkan anak ITB misalnya, untuk mempelajari teknologi itu," tutur Aher dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (28/3/2018).
Senada dengan Aher, Kepala DLH Jabar Anang Sudarna mengatakan, penerapan teknologi sampah di Sysav sangat memungkinkan diterapkan di Jabar. Dia pun yakin, lewat penerapan teknologi canggih, kesadaran masyarakat Jabar dalam mengelola sampah akan semakin baik. Pasalnya, sampah yang diolah mampu menghasilkan produk lain yang bermanfaat bagi masyarakat sendiri.
"Saya pikir, kendala di masyarakat tidak ada. Yang pasti kalau sudah berjalan dan menghasilkan hal positif, masyarakat akan mengetahui dan dengan sendirinya akan paham," katanya.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Jabar Eddy Nasution mengatakan, meskipun mahal, teknologi pengolahan sampah tersebut menghasilkan hal yang positif dan menguntungkan masyarakat.
Meski begitu, kata Eddy, penerapan teknologi canggih dalam pengolahan sampah di Jabar perlu dibarengi peningkatan kesadaran masyarakat Jabar dalam memperlakukan sampah.
Vice President of Regional Council Ms Annika Annerby Jansson menyambut baik kehadiran Aher dan rombongan. Pihaknya membuka peluang kerja sama dalam berbagai bidang. Tidak hanya pengolahan sampah, melainkan juga bidang kesehatan, transportasi publik, pendidikan, industri, dan lainnya.
Didampingi sang istri Netty Prasetyani Heryawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Anang Sudarna, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Eddy Nasution, dan Direktur Utama Bank Jabar Banten (BJB) Ahmad Irfan beserta istri, Aher menyempatkan diri mengunjungi pusat pengolahan sampah Sysav Industry di Malmo, Skane Region, Swedia, Senin (26/3/2018) siang.
Diketahui, Swedia merupakan salah satu negara yang menerapkan teknologi canggih dalam pengolahan sampah. Hampir 99 persen limbah rumah tangga warga Swedia berhasil didaur ulang. Tidak hanya itu, sampah di negara tersebut juga berhasil diubah menjadi energi listrik. Bahkan, Swedia kini harus mengimpor sampah dari negara lain agar fasilitas pengolahan sampahnya dapat tetap berjalan.
Pusat pengolahan sampah Sysav sendiri memiliki dua anak perusahaan, yakni Sysav Industry AB dan Sysav Utveckling AB. Sysav Industry AB menangani limbah industri dan komersial serta limbah rumah tangga yang mudah terbakar. Sedangkan Sysav Utveckling AB menangani pembiayaan dan pengembangan metode dan teknologi baru dalam pengolahan sampah.
Aher mengakui, pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama penerapan sistem pengolahan sampah tersebut di Jabar. Meskipun bisa diterapkan, kata Aher, sistem pengolahan sampah itu dipastikan mahal. Untuk menyiasatinya, Aher menginginkan adanya transfer of knowledge pengolahan sampah di Swedia kepada putra putri berprestasi asal Jabar.
"Kita masih dalam tahap pembicaraan, dan ini penjajakan. Kalau teknologi yang digunakan di Sysav ini diterapkan di Jawa Barat bisa saja, tapi memang mahal. Bisa saja kita sekolahkan anak ITB misalnya, untuk mempelajari teknologi itu," tutur Aher dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (28/3/2018).
Senada dengan Aher, Kepala DLH Jabar Anang Sudarna mengatakan, penerapan teknologi sampah di Sysav sangat memungkinkan diterapkan di Jabar. Dia pun yakin, lewat penerapan teknologi canggih, kesadaran masyarakat Jabar dalam mengelola sampah akan semakin baik. Pasalnya, sampah yang diolah mampu menghasilkan produk lain yang bermanfaat bagi masyarakat sendiri.
"Saya pikir, kendala di masyarakat tidak ada. Yang pasti kalau sudah berjalan dan menghasilkan hal positif, masyarakat akan mengetahui dan dengan sendirinya akan paham," katanya.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Jabar Eddy Nasution mengatakan, meskipun mahal, teknologi pengolahan sampah tersebut menghasilkan hal yang positif dan menguntungkan masyarakat.
Meski begitu, kata Eddy, penerapan teknologi canggih dalam pengolahan sampah di Jabar perlu dibarengi peningkatan kesadaran masyarakat Jabar dalam memperlakukan sampah.
Vice President of Regional Council Ms Annika Annerby Jansson menyambut baik kehadiran Aher dan rombongan. Pihaknya membuka peluang kerja sama dalam berbagai bidang. Tidak hanya pengolahan sampah, melainkan juga bidang kesehatan, transportasi publik, pendidikan, industri, dan lainnya.
(rhs)