Parah, Baru Sebulan Dibangun Jembatan Tingkip Sudah Rusak
Selasa, 27 Maret 2018 - 13:26 WIB

Parah, Baru Sebulan Dibangun Jembatan Tingkip Sudah Rusak
A
A
A
MURATARA - Kondisi jembatan Sungai Tingkip, Dusun XI Desa Rantau Kadam, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sangat memprihatinkan.
Padahal, jembatan tersebut baru 34 hari selesai setelah di serahkan oleh pihak pelaksana ke Pemerintah Kabupaten Muratara melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR).
Berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi kerangka besi lantai jembatan sudah menyembul, begitu juga dasar jembatan batu-batunya sudah terlihat. Parahnya lagi, dinding penahan di sisi sebelah kanan jembatan sudah retak tiga.
Tidak sebatas itu saja, berdasarkan penyampaian salah satu pekerja, Marwoto yang saat ini masih tinggal di sana, gajinya bersama puluhan pekerja lain, belum dibayarkan oleh pihak pemborong.
"Aku bersama istri sampai sekarang dak balik ke Lampung, karena gaji aku termasuk 25 pekerja lain belum dibayar oleh pemborong. Kalau ditotal semuanya Rp 180 juta," sebutnya.
Dijelaskan, sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pihak pemborong, dan kepala tukang terpaksa ke Palembang untuk menemui pemborong. "Tapi belum juga ketemu," katanya.
Sementara Ari warga Nibung, mengatakan kondisi jalan rusaknya sudah sangat parah, setiap melalui jalan harus hati-hati kalau tidak besi akan merusak mobil. Padahal jembatan baru selesai dibangun.
"Kami berharap agar pemerintah segara memperbaiki jembatan ini, apalagi setiap hari kami lewat jalan ini selalu was-was takut dengan besi-besi yang sudah banyak menonjol sehingga mengganggu perjalanan," pungkasnya.
Padahal, jembatan tersebut baru 34 hari selesai setelah di serahkan oleh pihak pelaksana ke Pemerintah Kabupaten Muratara melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR).
Berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi kerangka besi lantai jembatan sudah menyembul, begitu juga dasar jembatan batu-batunya sudah terlihat. Parahnya lagi, dinding penahan di sisi sebelah kanan jembatan sudah retak tiga.
Tidak sebatas itu saja, berdasarkan penyampaian salah satu pekerja, Marwoto yang saat ini masih tinggal di sana, gajinya bersama puluhan pekerja lain, belum dibayarkan oleh pihak pemborong.
"Aku bersama istri sampai sekarang dak balik ke Lampung, karena gaji aku termasuk 25 pekerja lain belum dibayar oleh pemborong. Kalau ditotal semuanya Rp 180 juta," sebutnya.
Dijelaskan, sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pihak pemborong, dan kepala tukang terpaksa ke Palembang untuk menemui pemborong. "Tapi belum juga ketemu," katanya.
Sementara Ari warga Nibung, mengatakan kondisi jalan rusaknya sudah sangat parah, setiap melalui jalan harus hati-hati kalau tidak besi akan merusak mobil. Padahal jembatan baru selesai dibangun.
"Kami berharap agar pemerintah segara memperbaiki jembatan ini, apalagi setiap hari kami lewat jalan ini selalu was-was takut dengan besi-besi yang sudah banyak menonjol sehingga mengganggu perjalanan," pungkasnya.
(nag)