Infrastruktur Rampung, KA Bandara Minangkabau Express Beroperasi April
A
A
A
PADANG - Kereta Api Bandara Minangkabau Express segera beroperasi. Rencananya, kereta yang melayani rute Stasiun Padang-Bandara Internasional Minangkabau tersebut akan diresmikan pada April mendatang.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri memastikan pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur kereta bandara sudah rampung 100%. "Melalui serangkaian pekerjaan yang tak ringan sejak 2012, Kereta Api Bandara Minangkabau akhirnya bisa dioperasikan," katanya, Selasa (27/3/2018).
Dari stasiun Padang, KA Bandara Minangkabau Express akan berjalan melintasi Stasiun Tabing, Stasiun Duku, dan berakhir di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau. Artinya, KA bandara akan menggunakan jalur yang sama dengan KA Sibinuang yang melayani rute dari dan ke Stasiun Padang, Stasiun Tabing, Stasiun Duku, Stasiun Lubuk Alung, hingga ke Stasiun Pariaman. Untuk tahap awal, KA Bandara Minangkabau Express akan melayani rute dengan 10 kali perjalanan dari Padang ke Bandara Internasional Minangkabau dan sebaliknya.
KA Bandara Minangkabau Express menggunakan rangkaian kereta (trainset) jenis Kereta Api Diesel Elektronik (KRDE) yang dibuat PT Industri Kereta Api (Persero) alias PT INKA. Dalam sekali perjalanan, KA ini mampu menampung 272 penumpang.
Menurut Zulfikri, keberadaan KA Bandara Minangkabau akan berdampak positif bagi masyarakat maupun daerah Sumatera Barat. Antara lain, meningkatkan konektivitas antar-moda di Sumatera Barat sehingga mendorong peningkatan dan efisiensi aktivitas perekonomian. Selain itu, tentunya akan dapat meningkatkan pertumbuhan di sektor pariwisata.
"Bandara ini kan gerbang atau pintu utama untuk pariwisata, Dan, paling penting lagi, dapat mengatasi masalah kemacetan di perkotaan," katanya. Mengutip hasil penelitian lembaga riset dari Amerika yang menyurvei 1.300 kota di dunia dan dirilis 2017 lalu, Kota Padang menempati nomor lima dari 10 kota termacet di Indonesia.
Dengan dioperasikannya KA Bandara di Kota Padang, kata Zulfikri, masyarakat memiliki kendaraan alternatif selain bus atau mobil pribadi. Waktu tempuh juga semakin cepat, jika menggunakan kendaraan pribadi bisa memakan waktu hingga 45 menit, tapi dengan KA bandara hanya 35 menit.
Terkait tarif KA masih diusulkan berdasarkan zona dan jarak. Dari Stasiun Padang ke Stasiun Tabing, diusulkan sebesar Rp5.000, dari Stasiun Tabing hingga Stasiun Duku Rp5.000, dan dari Stasiun Duku masuk ke Stasiun Bandara Minangkabau sebesar Rp10.000. "Total dari Padang ke Bandara sebesar Rp20.000. Tapi, ini masih usulan," pungkasnya.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri memastikan pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur kereta bandara sudah rampung 100%. "Melalui serangkaian pekerjaan yang tak ringan sejak 2012, Kereta Api Bandara Minangkabau akhirnya bisa dioperasikan," katanya, Selasa (27/3/2018).
Dari stasiun Padang, KA Bandara Minangkabau Express akan berjalan melintasi Stasiun Tabing, Stasiun Duku, dan berakhir di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau. Artinya, KA bandara akan menggunakan jalur yang sama dengan KA Sibinuang yang melayani rute dari dan ke Stasiun Padang, Stasiun Tabing, Stasiun Duku, Stasiun Lubuk Alung, hingga ke Stasiun Pariaman. Untuk tahap awal, KA Bandara Minangkabau Express akan melayani rute dengan 10 kali perjalanan dari Padang ke Bandara Internasional Minangkabau dan sebaliknya.
KA Bandara Minangkabau Express menggunakan rangkaian kereta (trainset) jenis Kereta Api Diesel Elektronik (KRDE) yang dibuat PT Industri Kereta Api (Persero) alias PT INKA. Dalam sekali perjalanan, KA ini mampu menampung 272 penumpang.
Menurut Zulfikri, keberadaan KA Bandara Minangkabau akan berdampak positif bagi masyarakat maupun daerah Sumatera Barat. Antara lain, meningkatkan konektivitas antar-moda di Sumatera Barat sehingga mendorong peningkatan dan efisiensi aktivitas perekonomian. Selain itu, tentunya akan dapat meningkatkan pertumbuhan di sektor pariwisata.
"Bandara ini kan gerbang atau pintu utama untuk pariwisata, Dan, paling penting lagi, dapat mengatasi masalah kemacetan di perkotaan," katanya. Mengutip hasil penelitian lembaga riset dari Amerika yang menyurvei 1.300 kota di dunia dan dirilis 2017 lalu, Kota Padang menempati nomor lima dari 10 kota termacet di Indonesia.
Dengan dioperasikannya KA Bandara di Kota Padang, kata Zulfikri, masyarakat memiliki kendaraan alternatif selain bus atau mobil pribadi. Waktu tempuh juga semakin cepat, jika menggunakan kendaraan pribadi bisa memakan waktu hingga 45 menit, tapi dengan KA bandara hanya 35 menit.
Terkait tarif KA masih diusulkan berdasarkan zona dan jarak. Dari Stasiun Padang ke Stasiun Tabing, diusulkan sebesar Rp5.000, dari Stasiun Tabing hingga Stasiun Duku Rp5.000, dan dari Stasiun Duku masuk ke Stasiun Bandara Minangkabau sebesar Rp10.000. "Total dari Padang ke Bandara sebesar Rp20.000. Tapi, ini masih usulan," pungkasnya.
(amm)