Business Friendly Kabupaten Boyolali Menyerap Investasi
A
A
A
TAK salah agaknya jika Pemkab Boyolali fokus pada bidang investasi. Berkat program ramah investasi, pertumbuhan ekonomi kabupaten itu melesat, bahkan melampaui kota-kota besar di Jawa. September silam, Bupati Boyolali Seno Samodro mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di wilayahnya pada 2016 mencapai 6,08%. Angka itu mengalahkan Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, bahkan Jakarta yang pertumbuhan ekonominya rata-rata sekitar 5%. “Tahun lalu, Boyolali memecahkan rekor nasional. Sekelas kabupaten, pertumbuhan ekonomi Boyolali mengalahkan kota-kota besar di Indonesia,” ujarnya.
Perizinan adalah kunci untuk menyedot investasi. Birokrasi berbelit-belit dipangkas habis. Kini, dari 33 peraturan daerah (perda) yang mengatur perizinan tersisa tiga perda saja. Boyolali menerapkan konsep "business friendly" untuk menata iklim investasi yang kondusif. Caranya dengan penataan regulasi dan konsep pelayanan "one stop service".
Konsep ini sungguh ampuh. Kepada investor asing, Boyolali siap menuntaskan proses perizinan investasi paling lama 3 jam. Ditunjang murahnya biaya tenaga kerja serta amannya iklim investasi dan politik, tahun lalu kabupaten ini mendapatkan proyek investasi Rp16 triliun. Ini meningkat pesat jika dibandingkan 2015 dan 2016. Penanaman modal asing (PMA) pada dua tahun itu tercatat masing-masing Rp117 miliar dan Rp300 miliar. Sementara, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2015 dan 2016 masing-masing mencapai Rp1,019 triliun dan Rp693,63 miliar.
Guna menggenjot investasi, Pemkab Boyolali juga menggelar program Smart City agar semua bisa dilakukan dengan cepat dan transparan. Adanya satu gedung yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi ini dapat mewujudkan e-Government. Organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Boyolali saat ini pun telah menerapkan kurang lebih 80 aplikasi berbasis teknologi.
Apa saja manfaat aplikasi tersebut bagi masyarakat? Simak laporan selengkapnya dalam Edisi Khusus Government Award Majalah SINDO Weekly No 04-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (26/3/2018) hari ini.
Perizinan adalah kunci untuk menyedot investasi. Birokrasi berbelit-belit dipangkas habis. Kini, dari 33 peraturan daerah (perda) yang mengatur perizinan tersisa tiga perda saja. Boyolali menerapkan konsep "business friendly" untuk menata iklim investasi yang kondusif. Caranya dengan penataan regulasi dan konsep pelayanan "one stop service".
Konsep ini sungguh ampuh. Kepada investor asing, Boyolali siap menuntaskan proses perizinan investasi paling lama 3 jam. Ditunjang murahnya biaya tenaga kerja serta amannya iklim investasi dan politik, tahun lalu kabupaten ini mendapatkan proyek investasi Rp16 triliun. Ini meningkat pesat jika dibandingkan 2015 dan 2016. Penanaman modal asing (PMA) pada dua tahun itu tercatat masing-masing Rp117 miliar dan Rp300 miliar. Sementara, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2015 dan 2016 masing-masing mencapai Rp1,019 triliun dan Rp693,63 miliar.
Guna menggenjot investasi, Pemkab Boyolali juga menggelar program Smart City agar semua bisa dilakukan dengan cepat dan transparan. Adanya satu gedung yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi ini dapat mewujudkan e-Government. Organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Boyolali saat ini pun telah menerapkan kurang lebih 80 aplikasi berbasis teknologi.
Apa saja manfaat aplikasi tersebut bagi masyarakat? Simak laporan selengkapnya dalam Edisi Khusus Government Award Majalah SINDO Weekly No 04-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (26/3/2018) hari ini.
(amm)