Mabes Polri Ikut Dalami Kasus Penganiayaan Ulama Kendal

Rabu, 21 Maret 2018 - 17:31 WIB
Mabes Polri Ikut Dalami...
Mabes Polri Ikut Dalami Kasus Penganiayaan Ulama Kendal
A A A
KENDAL - Kasus penganiayaan yang menimpa seorang ulama di Kendal Jawa Tengah mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan. Bahkan, Mabes Polri dan Polda Jateng menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.

"Kita ingin melihat apakah ini by design, ada pihak ketiga lain, ada keterkaitan dengan kasus di daerah lain. Tim dari Mabes turun, tim dari Direktorat Krimsus dan Krimum Polda Jateng turun untuk melihat ini," ujar Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono, kepada awak media Rabu (21/3/2018).

Dia juga menyatakan, polisi hingga saat ini masih mendalami kasus tersebut. Dari hasil pemeriksaan diketahui, penganiyaan terhadap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kendal itu terjadi Sabtu 17 Maret 2018 pukul 16.30 WIB. Korban bernama Ahmad Zaenuri dan menantunya Agus Nurus Sakban.

"Kejadiannya adalah penganiayaan dan percobaan pencurian dengan kekerasan, faktanya seperti itu. Pelakunya adalah S alias Bogel. Hasil pemeriksaan tersangka dengan korban tidak saling mengenal. Motifnya adalah ingin memiliki tas yang dibawa oleh istri korban Agus saat keluar rumah," terangnya.

Meski demikian, motif itu belum sebagai kesimpulan akhir karena masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Selain meminta keterangan tersangka dan saksi, polisi juga melakukan pengembangan untuk mengetahui motif sebenarnya penganiayaan tersebut.

"Kita masih dalami, belum kita simpulkan apakah by design atau tidak. Polri belum menyimpulkan, makanya dari Mabes turun untuk melihat apakah ada keterkaitan dengan kasus di Jatim, Jabar, dan Jateng. Ini dilakukan secara terpadu," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua PW Ansor Jawa Tengah, Solahudin Aly, mengatakan pihaknya menemukan beberapa kejanggalan terkait motif pelaku sesuai hasil penyidikan sementara oleh pihak kepolisian. Polisi menyebut kasus tersebut merupakan kriminal murni berupa modus perampokan.

“Pertama, pelaku tiba-tiba mendatangi rumah korban dan mengarah ke mobil yang ditumpangi korban. Kedua, tidak ada percakapan antara pelaku dengan korban, dan pelaku sekonyong-konyong menyabetkan golok ke arah korban. Saat ditegur pelaku tidak menjawab langsung mengayunkan senjatanya dan tak ada bahasa ancaman secara verbal," terangnya.

Fakta selanjutnya adalah pelaku sama sekali tidak berusaha merebut tas istri korban yang sama-sama berada di lokasi kejadian. Bahkan pelaku juga tidak melukai saksi-saksi perempuan yang berusaha menghentikannya.

"Lalu fakta berikutnya jika memang pelaku berniat menjambret, mestinya dia sudah menyiapkan kendaraan atau tumpangan untuk melarikan diri. Tidak ada skenario pelaku untuk kabur, seperti pelaku penjambretan pada umumnya," terangnya.

Gus Sholah mendesak pihak kepolisian untuk mengungkapnya secara tuntas dan tidak menyederhanakan isu yang malah tidak mendukung dengan fakta yang sebenarnya. “Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan dari tim PC Ansor Kendal dan bertemu langsung dengan saksi kunci dari pihak keluarga korban, kami menemukan ada indikasi tindakan pelaku sudah direncanakan, entah oleh pelaku sendiri ataukah ada pihak lain yang menyuruhnya,” pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)