Harimau Bonita Akan Ditembak, Sniper Diterjunkan

Kamis, 15 Maret 2018 - 11:53 WIB
Harimau Bonita Akan...
Harimau Bonita Akan Ditembak, Sniper Diterjunkan
A A A
PEKANBARU - Pihak Pemkab Inhil bersama polisi, TNI dan BBKSDA melakukan pertemuan untuk membahas masalah harimau Bonita. Salah satu solusi yang akan dilakukan adalah melumpuhkan Bonita.

Pihak BBKSDA mengusulkan kalau sudah mengancam nyawa petugas, Bonita terpaksa harus ditembak. Pasukan penembak jitu pun sudah disiapkan untuk melumpuhkan Bonita. "Hasil kesepakatan dan petunjuk BBKSDA harus dilumpuhkan. Caranya adalah dengan melumpuhkan pada bagian kaki belakangnya (harimau Bonita)," ucap Kapolres Inhil, Riau AKBP Cristian Rony Rabu (14/3/2018).

Tahap awal tim gabungan sudah melakukan upaya penangkapan dengan memasang kandang jebakan berisi kambing. Kedua adalah melakukan tembak bius. Namun sudah lebih dua bulan, Bonita belum juga tertangkap.

Dalam pertemuan itu dihadiri Plt Bupati Inhil, Rudyanto Kepala BBKSDA Riau, Haryono Kepala Staf Kodim 0314 Inhil, Mayor Suratno tokoh masyarakat dan pihak kepolisian. Pertemuan itu dilakukan di kantor kebun sawit THIP (Tabungan Haji Indo Plantation) di Pelangiran Inhil. "Dalam pertemuan itu BBKSDA meminta bantuan sniper dari Polri dan TNI," ucapnya.

Dia mengatakan bahwa penanganan kasus Bonita akan dilakukan dengan terpadu. "Tim terpadu itu ada dari Pemkab, polisi, TNI, BBKSDA dan warga,"ucapnya.

Seperti diketahui Bonita menyerang karyawati PT THIP bernama Jumiati (33) pada 3 Januari 2018 di Pelangiran, Inhil. Kemudian pada 10 Maret 2018, harimau Sumatera itu kembali menyerang warga. Korbannya adalah Yusri (34) juga di Pelangiran. "Dalam kasus ini dua warga tewas dan satuwarga mengalami luka kena cakar harimau. Kita tidak mau ada korban lagi," imbuh Kapolres.

Sementara itu organisasi pencinta satwa Internasional WWF menyatakan Bonita menyerang manusia karena habitatnya hancur. "Sebelumnya areal itu adalah hutan dengan hamparan luas. Bonita menyerang manusia karena tidak punya tempat lagi karena hutan itu sekarang sudah menjadi kebun sawit PT THIP dan konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) milik PT Arara Abadi anak perusahaan Indah Kiat Pulp dan Paper (IKPP)," ucap Humas WWF Riau, Syamsidar.
(nag)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7275 seconds (0.1#10.24)