Rindu dan Deddy-Dedi Kuasai Panggung Debat Publik Perdana

Senin, 12 Maret 2018 - 22:44 WIB
Rindu dan Deddy-Dedi Kuasai Panggung Debat Publik Perdana
Rindu dan Deddy-Dedi Kuasai Panggung Debat Publik Perdana
A A A
BANDUNG - Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) Jabar beradu konsep dan gagasan dalam debat publik perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (12/3/2018) malam.

Keempat paslon itu, yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) yang diusung NasDem, PKB, PPP, dan Hanura; Tubagus Hasanudin-Abton Charliyan (Hasanah) yang diusung PDIP; Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN; dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Deddy-Dedi) yang diusung Demokrat dan Golkar.

Dalam kegiatan yang disiarkan secara langsung salah satu stasiun televisi nasional itu, setiap pasangan cagub-cawagub Jabar memulainya dengan memaparkan visi dan misi serta program-program unggulannya jika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jabar 2018-2023.

Dipandu presenter yang juga jurnalis senior Rosiana Silalahi, jalannya debat publik tersebut berlangsung meriah. Teriakan yel yel dari para pendukung masing-masing paslon terus mewarnai jalannya debat. Suasana mulai menghangat saat memasuki sesi debat.

Cawagub Jabar nomor urut 3 Ahmad Syaikhu memulai sesi debat dengan melontarkan pertanyaan kepada cawagub Jabar nomor urut 4 Dedi Mulyadi. Syaikhu mempertanyakan kebijakan Deddy Mulyadi yang membalut batang pohon dengan kain di Kabupaten Purwakarta selama Deddy Mulyadi menjabat Bupati Purwakarta hampir dua periode lamanya.

Namun, dengan cekatan, Deddy malah melontarkan jawaban yang membuat seluruh peserta kagum. Menurut Deddy, membalut pohon dengan kain lebih mulia ketimbang menjadikan pohon sebagai tempat untuk menyimpan papan iklan. Dia pun mengatakan, membalut batang pohon dengan kain sebagai bentuk memuliakan alam dan pohon itu sendiri.

"Ilmu lingkungan mengajarkan memuliakan, pohon memberikan energi bagi lingkungan, memberikan air. Pohon dikasih kain lebih utama dibandingkan ditebang demi kepentingan ekonomi," katanya.

Jawaban Dedi kembali disanggah Syaikhu. Menurut dia, kebijakan tersebut ironis dan sangat disayangkan. Pasalnya, masih banyak anak-anak di Jabar yang kekurangan kain. "Rasanya kebijakan-kebijakan itu kurang tepat, apalagi kalau kebijakan itu diberlakukan se-Jawa Barat, berapa banyak pohon yang harus diberi kain?" tandas Syaikhu.

Itulah sepenggal adu argumen yang terekam dalam sesi debat. Debat terus berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan berbeda yang dilontarkan masing-masing paslon, mulai dari persoalan kasus intoleransi di Jabar hingga persoalan teknologi dan ekonomi kreatif.

Menanggapi jalannya debat publik tersebut, pakar politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai, pasangan Rindu dan Deddy-Dedi masih lebih unggul ketimbang Asyik dan Hasanah. Firman menyebut, kedua pasangan tersebut lebih menguasai panggung ketimbang dua pasangan lainnya.

"Sejauh ini, yang terlihat unggul adalah pasangan Rindu dan Deddy-Dedi. Visi misi lebih konkret dibandingkan dengan Asyik dan Hasanah," ungkap Firman melalui sambungan telepon selulernya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3079 seconds (0.1#10.140)
pixels