Limbah Batu PT MMS Tergerus, Longsor Terjang Perkampungan di Purwakarta
A
A
A
PURWAKARTA - Longsor menerjang Blok Gunung Miyun, Kampung Babakan RT 14/04 Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (9/3/2018). Bencana alam itu diduga akibat tergerusnya lahan pembuangan limbah PT Mandiri Sejahtera Sentra (MMS) yang berada di atas perkampungan warga.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun akses jalan ke perkampungan itu sempat terputus. Selain sejumlah fasilitas milik warga dan hektaran sawah ikut tertimbun material longsoran. Kerugian material pun ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Sepanjang pagi hingga siang kemarin, puluhan warga berusaha membersihkan material longsoran dari jalan desa yang tertimbn longsoran secara gotong royong. Mereka memprioritaskan pembersihan jalan karena sarana infrastruktur itulah yang paling vital sebagai penghubung dengan perkampungan lain.
Salah seorang warga setempat, Ujang (30) menuding, tambang batu milik PT MMS lah yang menjadi penyebabnya. Pihak perusahaan terkesan ceroboh dengan membuang material limbah di atas bukit. Sehingga begitu turun hujan lebat, batu bercampur lumpur turun ke permukiman warga. "Peristiwa longsor ini sudah dua kali terjadi, namun kali ini yang paling parah,'' kata Ujang.
Bahkan, menurut warga lainnya, mereka telah memperingatkan PT MMS agar tidak membuang limbah di lokasi itu. Sayangnya, peringatan warga seperti itu terkesan tak digubris dan tetap membiarkan limbah batu menumpuk di atas bukit.
“Selama ini warga hanya mendapat sedikit kompensasi dari perusahaan tambang itu. Sementara kami selalu dihantui bencana alam seperti yang sekarang terjadi,”ujar salah seorang warga sembari berlalu.
Di bagian lain, Kepala Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered Cecep Supriadi mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke kecamatan dan dinas terkait. Pemerintah desa juga sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan tambang batu agar ikut menanggulangi bencana longsor tersebut.
"Kami memastikan tidak ada korban jiwa. Setelah itu kami dibantu warga untuk membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor,'' tandasnya.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun akses jalan ke perkampungan itu sempat terputus. Selain sejumlah fasilitas milik warga dan hektaran sawah ikut tertimbun material longsoran. Kerugian material pun ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Sepanjang pagi hingga siang kemarin, puluhan warga berusaha membersihkan material longsoran dari jalan desa yang tertimbn longsoran secara gotong royong. Mereka memprioritaskan pembersihan jalan karena sarana infrastruktur itulah yang paling vital sebagai penghubung dengan perkampungan lain.
Salah seorang warga setempat, Ujang (30) menuding, tambang batu milik PT MMS lah yang menjadi penyebabnya. Pihak perusahaan terkesan ceroboh dengan membuang material limbah di atas bukit. Sehingga begitu turun hujan lebat, batu bercampur lumpur turun ke permukiman warga. "Peristiwa longsor ini sudah dua kali terjadi, namun kali ini yang paling parah,'' kata Ujang.
Bahkan, menurut warga lainnya, mereka telah memperingatkan PT MMS agar tidak membuang limbah di lokasi itu. Sayangnya, peringatan warga seperti itu terkesan tak digubris dan tetap membiarkan limbah batu menumpuk di atas bukit.
“Selama ini warga hanya mendapat sedikit kompensasi dari perusahaan tambang itu. Sementara kami selalu dihantui bencana alam seperti yang sekarang terjadi,”ujar salah seorang warga sembari berlalu.
Di bagian lain, Kepala Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered Cecep Supriadi mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke kecamatan dan dinas terkait. Pemerintah desa juga sudah berkoordinasi dengan pihak perusahaan tambang batu agar ikut menanggulangi bencana longsor tersebut.
"Kami memastikan tidak ada korban jiwa. Setelah itu kami dibantu warga untuk membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor,'' tandasnya.
(sms)