Setiap Tahun Jutaan Wisatawan Kunjungi Kabupaten Malang
A
A
A
MALANG - Keindahan wilayah Kabupaten Malang, seperti pecahan surga yang turun ke bumi. Kemolekan tanah di jantung Jawa Timur, tersebut, membentang dari laut, lembah, sungai, hingga ke puncak-puncak gunung.
Anugerah keindahan alam ini, juga berpadu dengan kekayaan yang dikandung alamnya. Lautnya menyimpan potensi ikan tuna yang mampu diekspor hingga ke mancanegara. Tanahnya, subur hingga menopang kebutuhan beras, gula hingga kopi untuk Indonesia.
Sejarah Nusantara, juga mencatat kemashuran wilayah Kabupaten Malang, sebagai salah satu cikal bakal lahirnya negara kepulauan ini. Kerajaan Kanjuruhan, Singhasari, hingga Majapahit yang mampu menyatukan Nusantara, terpahat di tanah Malang.
Berbagai potensi ini, membuat Kabupaten Malang, selalu menjadi magnet bagi siapapun untuk mengunjunginya.
“Tahun lalu, tingkat kunjungan wisata ke wilayah Kabupaten Malang, mencapai 5,5 juta. Jumlah ini, kita targetkan terus mengalami peningkatan,” ujar Bupati Malang, Rendra Kresna.
Saat diskusi dengan Pimpinan Redaksi Koran SINDO, Pung Purwanto, dan General Manager (GM) Biro Koran SINDO Doni Irawan. Rendra memaparkan, potensi wisata Kabupaten Malang, sangat besar. Utamanya, potensi wisata alam.
Dia menyebutkan, garis pantainya saja membentang sepanjang 115 kilometer (km). setiap pantainya, memiliki potesi keindahan alam tersendiri.
“Di sini (Kabupaten Malang), ada pantai yang keindahannya sepadan dengan Raja Ampat. Ada Pantai Wedi Awu, yang ombaknya sangat digemari oleh para peselancar,” ujarnya.
Keindahan bawah laut di Pantai Tiga Warna, juga bisa memanjakan para pecinta olah raga selam.
Di Pantai Modangan, terdapat perbukitan yang dijadikan tempat paralayang, sehingga para wisatawan bisa menikmati keindahan pesisir laut dari udara.
Rendra mengaku, keindahan alam ini juga terdapat di wilayah pegunungan. Di wilayah Turen, terdapat Bon Pring, yakni hutan bambu yang dikelola Badan Usaha Masyarakat Desa (BUM Des) untuk wisata alam.
Desa Ngadas, merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berada tepat di jalur menuju ke Gunung Bromo, dan Gunung Semeru, menjadikan desa ini akan selalu memanjakan setiap pengunjungnya.
Masyarakat, dilibatkan penuh dalam pengelolaan potensi-potensi wisata alam ini, dalam bentuk BUM Des.
“Di Desa Pujon Kidul, ada BUM Des yang mengelola kafe sawah, di mana pendapatannya sudah mencapai miliaran rupiah. Masyarakat desa juga dibina untuk mengembangkan home stay, sehingga ada rasa memiliki, dan bisa merasakan dampak ekonomi dari wisata,” ungkapnya.
Seluruh potensi ini, tentunya membutuhkan dukungan pemerintah dalam pengembangannya. Utamanya, peningkatan infrastrukturnya.
Keindahan pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang, akan semakin mudah dijangkau apabila Jalur Lintas Selatan (JLS) tuntas digarap. Selain itu, juga ada dukungan peningkatan kapasitas Bandara Abdulrachman Saleh Malang, untuk penerbangan internasional.
Rendra menyebutkan, untuk JLS sudah terbangun sebagian, diharapkan tahun ini ada penambahan hingga bisa menembus wilayah Kabupaten Blitar, dan Lumajang.
“Khusus untuk bandara internasional, kami sudah mengajukan ke Kementrian Perhubungan. Harapannya, peningkatan bandara ini akan semakin meningkatkan kunjungan wisata,” tuturnya.
Dalam diskusi tersebut, Pimpinan Redaksi Koran SINDO, Pung Purwanto mengatakan, setiap daerah sudah memiliki peta potensinya masing-masing. Tentunya, dibutuhkan dukungan dan sinergitas untuk pengembangannya.
Sinergitas tersebut, sangat dibutuhkan di segala bidang, termasuk di dalamnya pembangunan infrastruktur.
“Daerah memiliki potensi besar, tentunya dibutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangannya. Sinergitas mendesak dilakukan, agar potensi-potensi tersebut semakin berkembang,” ujar Pung.
Anugerah keindahan alam ini, juga berpadu dengan kekayaan yang dikandung alamnya. Lautnya menyimpan potensi ikan tuna yang mampu diekspor hingga ke mancanegara. Tanahnya, subur hingga menopang kebutuhan beras, gula hingga kopi untuk Indonesia.
Sejarah Nusantara, juga mencatat kemashuran wilayah Kabupaten Malang, sebagai salah satu cikal bakal lahirnya negara kepulauan ini. Kerajaan Kanjuruhan, Singhasari, hingga Majapahit yang mampu menyatukan Nusantara, terpahat di tanah Malang.
Berbagai potensi ini, membuat Kabupaten Malang, selalu menjadi magnet bagi siapapun untuk mengunjunginya.
“Tahun lalu, tingkat kunjungan wisata ke wilayah Kabupaten Malang, mencapai 5,5 juta. Jumlah ini, kita targetkan terus mengalami peningkatan,” ujar Bupati Malang, Rendra Kresna.
Saat diskusi dengan Pimpinan Redaksi Koran SINDO, Pung Purwanto, dan General Manager (GM) Biro Koran SINDO Doni Irawan. Rendra memaparkan, potensi wisata Kabupaten Malang, sangat besar. Utamanya, potensi wisata alam.
Dia menyebutkan, garis pantainya saja membentang sepanjang 115 kilometer (km). setiap pantainya, memiliki potesi keindahan alam tersendiri.
“Di sini (Kabupaten Malang), ada pantai yang keindahannya sepadan dengan Raja Ampat. Ada Pantai Wedi Awu, yang ombaknya sangat digemari oleh para peselancar,” ujarnya.
Keindahan bawah laut di Pantai Tiga Warna, juga bisa memanjakan para pecinta olah raga selam.
Di Pantai Modangan, terdapat perbukitan yang dijadikan tempat paralayang, sehingga para wisatawan bisa menikmati keindahan pesisir laut dari udara.
Rendra mengaku, keindahan alam ini juga terdapat di wilayah pegunungan. Di wilayah Turen, terdapat Bon Pring, yakni hutan bambu yang dikelola Badan Usaha Masyarakat Desa (BUM Des) untuk wisata alam.
Desa Ngadas, merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berada tepat di jalur menuju ke Gunung Bromo, dan Gunung Semeru, menjadikan desa ini akan selalu memanjakan setiap pengunjungnya.
Masyarakat, dilibatkan penuh dalam pengelolaan potensi-potensi wisata alam ini, dalam bentuk BUM Des.
“Di Desa Pujon Kidul, ada BUM Des yang mengelola kafe sawah, di mana pendapatannya sudah mencapai miliaran rupiah. Masyarakat desa juga dibina untuk mengembangkan home stay, sehingga ada rasa memiliki, dan bisa merasakan dampak ekonomi dari wisata,” ungkapnya.
Seluruh potensi ini, tentunya membutuhkan dukungan pemerintah dalam pengembangannya. Utamanya, peningkatan infrastrukturnya.
Keindahan pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang, akan semakin mudah dijangkau apabila Jalur Lintas Selatan (JLS) tuntas digarap. Selain itu, juga ada dukungan peningkatan kapasitas Bandara Abdulrachman Saleh Malang, untuk penerbangan internasional.
Rendra menyebutkan, untuk JLS sudah terbangun sebagian, diharapkan tahun ini ada penambahan hingga bisa menembus wilayah Kabupaten Blitar, dan Lumajang.
“Khusus untuk bandara internasional, kami sudah mengajukan ke Kementrian Perhubungan. Harapannya, peningkatan bandara ini akan semakin meningkatkan kunjungan wisata,” tuturnya.
Dalam diskusi tersebut, Pimpinan Redaksi Koran SINDO, Pung Purwanto mengatakan, setiap daerah sudah memiliki peta potensinya masing-masing. Tentunya, dibutuhkan dukungan dan sinergitas untuk pengembangannya.
Sinergitas tersebut, sangat dibutuhkan di segala bidang, termasuk di dalamnya pembangunan infrastruktur.
“Daerah memiliki potensi besar, tentunya dibutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangannya. Sinergitas mendesak dilakukan, agar potensi-potensi tersebut semakin berkembang,” ujar Pung.
(sms)