Polres Sleman Gelar Rekonstruksi Penodaan Masjid

Selasa, 06 Maret 2018 - 16:10 WIB
Polres Sleman Gelar...
Polres Sleman Gelar Rekonstruksi Penodaan Masjid
A A A
SLEMAN - Polres Sleman, DIY, menggelar reka adegan atau rekonstruksi kasus penodaan tempat ibadah, yaitu mencoret karpet dengan cat warna putih di masjid Al Ittihad Babadan, Kadipolo, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Selasa (6/3/2018). Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Are Setia memimpin langsung rekonstruksi tersebut.

Hanya saja kegiatan yang berlangsung satu jam lebih itu, yaitu mulai pukul 09.30 WIB hingga 10.45 WIB tersebut tertutup untuk umum, termasuk media. Sekitar lokasi masjid pun diberi garis polisi. Sehingga warga hanya dapat melihat dari luar garis polisi.

Pencoretan karpet dengan cat itu dilakukan oleh warga Kempul, Potorono, Banguntapan, Bantul. Suwardi (25) pada Senin (12/2/2018) sore sesudah salat Ashar. Ada tiga karpet berwarna hijau yang disiram cat warna putih. Selain karpet mimbar masjid dan satu mukena juga kena cat.

Atas kejadian itu warga setempat langsung melaporkan ke Polres Sleman. Petugas langsung melakukan penyelidikan kasus tersebut dan berhasil menangkap tersangka di daerah Mlati, Sleman, 21 Februari lalu.

Ketua Takmir Masjid Ittihhad Babadan, Kadipolo, Sendangtirto, Berbah, Ardi Sahami mengatakan, kejadian itu diketahui saat jamaah akan melakukan salat Magrib. Diduga pelaku melakukan pencoretan karpet dengan cat sekitar pukul 17.00 WIB atau sebelum magrib.

“Selain itu, juga ada saksi yang melihat pelaku ada di masjid ini sebelum magrib,” kata Ardi di sela-sela rekonstruksi tersebut.

Menurut Ardi, karena masjid itu terbuka umum untuk beribadah, sehingga adanya orang di tempat ini tidak dicurigai. Termasuk tidak memperhatikan apa saja yang dilakukan orang tersebut. Apalagi di sebelah masjid ada lapangan voli dan sedang digunakan untuk bermain voli. Warga baru kaget setelah hendak salat magrib mengetahui ada tiga karpet di dalam masjid ada coretan cat putih.

“Menurut saksi, melihat orang itu awalnya duduk di serambi masjid, kemudian ke kamar mandi dan duduk lagi di serambi, tetapi apa yang dilakukan tidak mengetahuinya. Kemudian melaporkan ke saya,” paparnya.

Ardi menambahkan setelah menerima laporan itu, langsung menuju masjid dan tetap melaksanakan salat magrib seperti biasa. Usai salat magrib, dia mengumumkan kepada warga agar tetap menjaga keamanan dan tidak terpengaruh dengan adanya pencoretan karpet masjid.

“Selanjutnya kami melaporkan masalah ini ke polisi,” terangnya.

Ardi yang mengikuti jalananya rekonstruksi tersebut menjelaskan ada 30 lebih dalam reka ulang penyiraman karpet masjid tersebut. Di akhir rekonstruksi Ardi tetap berpesan kepada warga untuk tetap tenang dan menyerahkan kasus tersebut kepada polisi.

“Dari pengakuan tersangka, motifnya karena sudah didoktrin. Namun doktrin apa saya tidak mengetahuinya,” ungkapnya.

Hal sama diungkapkan kepala desa (Kades) Sendangtirto, Berbah, Sardjono. Ia meminta warga tidak terpancing dengan peristiwa tersebut. sehingga suasana yang selama ini aman dan kondusif tetap terjaga. Termasuk terima kasih kepada kepolisian yang dengan cepat bisa menangkap dan mengungkap kasus ini.

Sayangnya Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Are Setia tidak mau memberikan komentar soal kasus tersebut. Sebab, hal itu ditanyakan, ia hanya menjawab agar tidak diekspos dulu sembari langsung meninggalkan lokasi kejadian. Sehingga apa motif dan pasal yang dikenakan belum diketahui.
Polres Sleman Gelar Rekonstruksi Penodaan Masjid
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1530 seconds (0.1#10.140)