Cerita Ganjar Menginap di Rumah Nenek Pengidap Stroke
A
A
A
SEMARANG - Sejak menjabat Gubernur Jateng 2013, Ganjar Pranowo lebih memilih tidur di rumah warga desa ketika kunjungan ke daerah. Kebiasaan itu masih terus dilakukan hingga masa kampanye Pilgub Jateng 2018.
Semalam, di Kabupaten Tegal, Ganjar tidur di rumah sangat sederhana milik Patonah, nenek renta yang lama mengidap stroke. Patonah kini berusia 80 tahun. Akibat stroke, dunianya sehari-hari tak lebih lebar dari sekotak dipan. Tidur, makan, dan salat ia lakukan di tempat tidur beralas kasur tipis itu.
Ketika Ganjar datang Minggu (4/3/2018) pukul 22.00, dua menantu Patonah, Atik Arni (38) dan Tasunah (53), lebih dahulu menemui di ruang depan. Keduanya menyambut Ganjar dengan sesenggukan.
"Saya merinding karena saking bungahe (terlalu bahagia). Bapak-bapak dari kelurahan saja belum pernah masuk rumah ini, sementara Pak Ganjar yang seorang pejabat malah tidur di sini. Kami rasanya masih tidak percaya," kata Atik.
Rumah yang ditinggali Patonah dan anak-anaknya hanya berdinding papan dengan ruang tamu berlantai tanah. Jendela-jendela dan dinding rumah banyak berlubang. Sementara, kamar Patonah tergolong sempit. Perkakas dapur seperti seperti ember dan panci bergeletakan di atas kasur.
"Ibu menderita stroke sudah tujuh tahun terakhir ini dan tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya. Kalau mandi pun terpaksa dibopong ke kamar mandi. Makanya di kasur ada ember dan panci karena untuk wudu ketika Ibu melaksanakan salat di tempat tidur," tambah Tasunah.
Tak lama, Ganjar masuk ke kamar Patonah. Cukup lama keduanya berbincang soal kesehatan dan keseharian. Awalnya Patonah nampak biasa saja menjawab pertanyaan-pertanyaan Ganjar.
Rupanya ia tidak mengenali siapa pria berbaju putih yang ada di depannya itu. Baru setelah anaknya membisiki, tangis Patonah pecah. "Oalah, Ya Allah, Pak Gubernur…," isak Patonah.
Kamar mandi milik Patonah yang juga dipakai oleh Ganjar pun kondisinya sangat mininalis. Kamar mandi itu terletak di bagian dapur. Saat akan mandi, Ganjar melewati dapur yang di sana juga dipakai sebagai tempat penyimpanan berbagai perkakas, termasuk kurungan ayam.
Dari seluruh lantai rumah itu, hanya sebagian kecil di ruang tengah yang berlapis plester semen tipis. Sehelai karpet pinjaman tetangga dipasang untuk menghormati para tamu yang berjubel datang.
Ya, jangankan rumah Patonah, Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, itu belum pernah 'kerawuhan' pejabat setingkat gubernur. Lokasi kecamatan Balapulang sekitar 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten Tegal, Slawi.
Maka, puluhan warga berdatangan. Tahu Patonah orang tak punya, para tetangga datang sembari membawa makanan dari rumah. Mereka 'melekan' sembari ngobrol santai dengan Ganjar yang rebahan melepas lelah.
Sementara itu, anak Patonah, Sholeh (60), mengaku tidak mengira Ganjar datang dan menginap di rumahnya. "Kami berharap banyak Pak Ganjar tetap memerhatikan rakyat kecil seperti ini. Kami mendoakan Pak Ganjar terpilih kembali jadi gubernur, beliau adalah sosok pemimpin yang kami harapkan," kata Sholeh.
Pagi harinya, seusai Subuhan, lebih banyak warga yang datang ke rumah Patonah. Mereka menemani Ganjar sarapan dan mengobrol hingga calon gubernur petahana itu berangkat melanjutkan perjalanan.
Kepada pemilik rumah, Ganjar pamit seraya meminta izin untuk membantu pembangunan rumah. Tak ada kata-kata keluar dari bibir Patonah. Ia hanya tersedu sembari memeluk erat pria berambut putih itu.
Semalam, di Kabupaten Tegal, Ganjar tidur di rumah sangat sederhana milik Patonah, nenek renta yang lama mengidap stroke. Patonah kini berusia 80 tahun. Akibat stroke, dunianya sehari-hari tak lebih lebar dari sekotak dipan. Tidur, makan, dan salat ia lakukan di tempat tidur beralas kasur tipis itu.
Ketika Ganjar datang Minggu (4/3/2018) pukul 22.00, dua menantu Patonah, Atik Arni (38) dan Tasunah (53), lebih dahulu menemui di ruang depan. Keduanya menyambut Ganjar dengan sesenggukan.
"Saya merinding karena saking bungahe (terlalu bahagia). Bapak-bapak dari kelurahan saja belum pernah masuk rumah ini, sementara Pak Ganjar yang seorang pejabat malah tidur di sini. Kami rasanya masih tidak percaya," kata Atik.
Rumah yang ditinggali Patonah dan anak-anaknya hanya berdinding papan dengan ruang tamu berlantai tanah. Jendela-jendela dan dinding rumah banyak berlubang. Sementara, kamar Patonah tergolong sempit. Perkakas dapur seperti seperti ember dan panci bergeletakan di atas kasur.
"Ibu menderita stroke sudah tujuh tahun terakhir ini dan tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya. Kalau mandi pun terpaksa dibopong ke kamar mandi. Makanya di kasur ada ember dan panci karena untuk wudu ketika Ibu melaksanakan salat di tempat tidur," tambah Tasunah.
Tak lama, Ganjar masuk ke kamar Patonah. Cukup lama keduanya berbincang soal kesehatan dan keseharian. Awalnya Patonah nampak biasa saja menjawab pertanyaan-pertanyaan Ganjar.
Rupanya ia tidak mengenali siapa pria berbaju putih yang ada di depannya itu. Baru setelah anaknya membisiki, tangis Patonah pecah. "Oalah, Ya Allah, Pak Gubernur…," isak Patonah.
Kamar mandi milik Patonah yang juga dipakai oleh Ganjar pun kondisinya sangat mininalis. Kamar mandi itu terletak di bagian dapur. Saat akan mandi, Ganjar melewati dapur yang di sana juga dipakai sebagai tempat penyimpanan berbagai perkakas, termasuk kurungan ayam.
Dari seluruh lantai rumah itu, hanya sebagian kecil di ruang tengah yang berlapis plester semen tipis. Sehelai karpet pinjaman tetangga dipasang untuk menghormati para tamu yang berjubel datang.
Ya, jangankan rumah Patonah, Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, itu belum pernah 'kerawuhan' pejabat setingkat gubernur. Lokasi kecamatan Balapulang sekitar 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten Tegal, Slawi.
Maka, puluhan warga berdatangan. Tahu Patonah orang tak punya, para tetangga datang sembari membawa makanan dari rumah. Mereka 'melekan' sembari ngobrol santai dengan Ganjar yang rebahan melepas lelah.
Sementara itu, anak Patonah, Sholeh (60), mengaku tidak mengira Ganjar datang dan menginap di rumahnya. "Kami berharap banyak Pak Ganjar tetap memerhatikan rakyat kecil seperti ini. Kami mendoakan Pak Ganjar terpilih kembali jadi gubernur, beliau adalah sosok pemimpin yang kami harapkan," kata Sholeh.
Pagi harinya, seusai Subuhan, lebih banyak warga yang datang ke rumah Patonah. Mereka menemani Ganjar sarapan dan mengobrol hingga calon gubernur petahana itu berangkat melanjutkan perjalanan.
Kepada pemilik rumah, Ganjar pamit seraya meminta izin untuk membantu pembangunan rumah. Tak ada kata-kata keluar dari bibir Patonah. Ia hanya tersedu sembari memeluk erat pria berambut putih itu.
(zik)