Nurul Kampanye di Kiaracondong, Warga Keluhkan Biaya Beli Buku
A
A
A
BANDUNG - Kampanye pasangan calon Wali Kota Bandung Nomor Urut 1 Nurul Arifin diwarnai keluhan warga terkait biaya pendidikan yang masih memberatkan. Warga mengeluhkan masih adanya kewajiban siswa membeli buku tematik.
Deni, seorang warga mengaku keberatan dengan kewajiban siswa SD yang masih diwajibkan beli buku matapelajaran. Padahal, kata dia, setiap siswa di SD negeri telah mendapat alokasi dana operasional sekolah (BOS).
"Tetapi siswa masih diminta beli buku tema. Ini memberatkan. Saya pernah melihat salah satu orang tua siswa yang kebingungan harus beli buku tema. Padahal harganya Rp25.000. Tapi karena dia tidak mampu, harus pinjam uang," beber Deni, Jumat (2/3/2018).
Dia mempertanyakan penggunaan dana BOS oleh sekolah. Sehingga siswa harus terbebani membeli buku mata pelajaran. Bagi mereka yang tidak mampu, dia menilai memberatkan. "Kenapa siswa masih dibebani biaya untuk beli buku," pungkasnya.
Tak hanya soal buku mata pelajaran, warga Bandung pun masih belum sepenuhnya menikmati pendidikan gratis. Buktinya, masih ada siswa yang terbebani oleh dana sumbangan pendidikan (DSP). "Ini menjadi beban bagi kami. Mestinya menjadi perhatian pemerintah," imbuhnya.
Menanggapi masukan warga terkait pendidikan di Kota Bandung, Nurul Arifin yang pernah menjabat anggota legislatif di DPR RI mengaku langsung menyampikannya kepada salah satu anggota Komisi X DPR. "Ini menyangkut kepentingan masyarakat menikmati pendidikan," katanya.
Menurut Nurul, keluhan warga seperti itu bisa langsung dikomunikasikan ke pusat. Dia mengaku, masih mempunyai jaringan ke legislatif atau eksekutif. Sehingga apa yang menjadi persoalan masyarakat, bisa cepat disampaikan.
Nurul Arifin melakukan kampanye di Lapangan RW 7/6, Kelurahan Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung. Puluhan warga mengikuti kampanye tersebut. Kampanye berlangsung secara interaktif.
Deni, seorang warga mengaku keberatan dengan kewajiban siswa SD yang masih diwajibkan beli buku matapelajaran. Padahal, kata dia, setiap siswa di SD negeri telah mendapat alokasi dana operasional sekolah (BOS).
"Tetapi siswa masih diminta beli buku tema. Ini memberatkan. Saya pernah melihat salah satu orang tua siswa yang kebingungan harus beli buku tema. Padahal harganya Rp25.000. Tapi karena dia tidak mampu, harus pinjam uang," beber Deni, Jumat (2/3/2018).
Dia mempertanyakan penggunaan dana BOS oleh sekolah. Sehingga siswa harus terbebani membeli buku mata pelajaran. Bagi mereka yang tidak mampu, dia menilai memberatkan. "Kenapa siswa masih dibebani biaya untuk beli buku," pungkasnya.
Tak hanya soal buku mata pelajaran, warga Bandung pun masih belum sepenuhnya menikmati pendidikan gratis. Buktinya, masih ada siswa yang terbebani oleh dana sumbangan pendidikan (DSP). "Ini menjadi beban bagi kami. Mestinya menjadi perhatian pemerintah," imbuhnya.
Menanggapi masukan warga terkait pendidikan di Kota Bandung, Nurul Arifin yang pernah menjabat anggota legislatif di DPR RI mengaku langsung menyampikannya kepada salah satu anggota Komisi X DPR. "Ini menyangkut kepentingan masyarakat menikmati pendidikan," katanya.
Menurut Nurul, keluhan warga seperti itu bisa langsung dikomunikasikan ke pusat. Dia mengaku, masih mempunyai jaringan ke legislatif atau eksekutif. Sehingga apa yang menjadi persoalan masyarakat, bisa cepat disampaikan.
Nurul Arifin melakukan kampanye di Lapangan RW 7/6, Kelurahan Sukapura, Kiaracondong, Kota Bandung. Puluhan warga mengikuti kampanye tersebut. Kampanye berlangsung secara interaktif.
(wib)