Kotak Suara Dirampas, Seorang Pendemo Terluka
A
A
A
DELISERDANG - Meskipun pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang digelar pada 27 Juni 2018, Polres Deliserdang, Sumatera Utara sudah menyiapkan segala antisipasi jika ada massa yang anarkis.
Polres Deliserdang menggelar latihan simulasi pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang di depan Alun- Alun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang, Senin (26/2/2018). Dalam simulasi itu, Waka Polsek Lubuk Pakam Iptu Teddy Napitupulu dan Waka Polsek Tanjung Morawa Iptu Edianto berperan sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang. Empat skenario pun digelar pada simulasi itu.
Skenario pertama ketika massa dari salah satu pasangan memasuki lokasi kampanye. Iptu Teddy Napitupulu yang ketika itu berperan sebagai calon Bupati Deliserdang didampingi Wakil Bupati Iptu Edianto berorasi jika mereka sudah terbukti dan teruji.
Namun di tengah berorasi pada saat kampanye, massa pendukung dari calon Bupati dan wakil Bupati lain terus bergerak ke lokasi kampanye. Namun, personel Polres Deliserdang mampu mengatasi massa dengan memberikan pengarahan.
Lalu dilanjutkan dengan skenario kedua yaitu massa memasuki lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Satu persatu pemilih mencoblos pada kotak suara yang telah disediakan. Pencoblosan selesai dilaksanakan sekira pukul 12.00 Wib dan selanjutnya dilakukan penghitungan suara.
Saat penghitungan suara, massa melakukan protes karena ada surat suara yang tidak sah. Personel polisi memberitahukan situasi ke Posko Mantap Praja. Tak lama kemudian, personel polisi tambahan turun ke lokasi TPS dengan mengamankan oknum perusuh dan penghitungan suara dilanjutkan hingga selesai.
Situasi semakin panas ketika memasuki skenario ketiga dan keempat. Pada skenario ketiga, kotak suara yang rencananya akan dibawa ke kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan pengawalan personel polisi dirampas di tengah jalan oleh perampas yang mengemudikan sebuah mobil.
Personel memberitahukan kepada Posko Mantap Praja sehingga personil tambahan turun dan melakukan pengejaran terhadap mobil yang merampas kotak suara. Mendadak mobil yang membawa kotak suara yang dirampas itu dihentikan personil polisi ditengah jalan dan langsung mengamankan orang yang ada dalam mobil. Kotak suara berhasil diselamatkan dan oknumnya diamankan.
Situasi yang juga sangat panas terlihat pada skenario keempat. Saat KPU Kabupaten Deliserdang mengumumkan pemenang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang. Massa yang tidak terima berupaya masuk ke kantor KPU Kabupaten Deliserdang. Personil Polres Deliserdang tetap bersiaga didepan dan negosiator berupaya memberikan pengarahan kepada massa jika negeri ini negara hukum.
Namun, massa tidak perduli dan terus bergerak masuk ke kantor KPU Kabupaten Deliserdang dengan bertindak anarkis. Massa melempari personel polisi dengan kemasan air mineral. Situasi pun kian memanas. Bantuan Dalmas Polres Deliserdang semakin bertambah. Mobil water canon diturunkan. Tembakan peringatan diberikan tapi massa tetap bergerak menembus kantor KPU Kabupaten Deliserdang.
Untuk membubarkan massa, polisi menyirami massa dengan air. Satu orang dari massa pendemo mengalami luka-luka dan harus mendapatkan pertolongan dari tim medis. Petugas pun mengamankan beberapa orang pendemo yang diduga menjadi provokator. Lalu massa membubarkan diri dan situasi dapat terkendali.
"Saya menjamin keamanan petugas yang melaksanakan verifikasi faktual. Kita melibatkan 600 personel dalam simulasi ini, untuk pengamanan Pilkada kita melibatkan 3.200 personel gabungan," kata Kapolres Deliserdang AKBP Eddy Suryantha Tarigan.
Menurut Eddy, simulasi ini hanya analisa singkat pihaknya, masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang selalu pihaknya lakukan analisis setiap hari. "Saya berharap kepada seluruh personel agar tetap semangat proses masih panjang sampai pelantikan. Tujuan kegiatan ini memberikan gambaran situasi saat tahapan Pilkada," tegas Eddy.
Polres Deliserdang menggelar latihan simulasi pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang di depan Alun- Alun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang, Senin (26/2/2018). Dalam simulasi itu, Waka Polsek Lubuk Pakam Iptu Teddy Napitupulu dan Waka Polsek Tanjung Morawa Iptu Edianto berperan sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang. Empat skenario pun digelar pada simulasi itu.
Skenario pertama ketika massa dari salah satu pasangan memasuki lokasi kampanye. Iptu Teddy Napitupulu yang ketika itu berperan sebagai calon Bupati Deliserdang didampingi Wakil Bupati Iptu Edianto berorasi jika mereka sudah terbukti dan teruji.
Namun di tengah berorasi pada saat kampanye, massa pendukung dari calon Bupati dan wakil Bupati lain terus bergerak ke lokasi kampanye. Namun, personel Polres Deliserdang mampu mengatasi massa dengan memberikan pengarahan.
Lalu dilanjutkan dengan skenario kedua yaitu massa memasuki lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Satu persatu pemilih mencoblos pada kotak suara yang telah disediakan. Pencoblosan selesai dilaksanakan sekira pukul 12.00 Wib dan selanjutnya dilakukan penghitungan suara.
Saat penghitungan suara, massa melakukan protes karena ada surat suara yang tidak sah. Personel polisi memberitahukan situasi ke Posko Mantap Praja. Tak lama kemudian, personel polisi tambahan turun ke lokasi TPS dengan mengamankan oknum perusuh dan penghitungan suara dilanjutkan hingga selesai.
Situasi semakin panas ketika memasuki skenario ketiga dan keempat. Pada skenario ketiga, kotak suara yang rencananya akan dibawa ke kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan pengawalan personel polisi dirampas di tengah jalan oleh perampas yang mengemudikan sebuah mobil.
Personel memberitahukan kepada Posko Mantap Praja sehingga personil tambahan turun dan melakukan pengejaran terhadap mobil yang merampas kotak suara. Mendadak mobil yang membawa kotak suara yang dirampas itu dihentikan personil polisi ditengah jalan dan langsung mengamankan orang yang ada dalam mobil. Kotak suara berhasil diselamatkan dan oknumnya diamankan.
Situasi yang juga sangat panas terlihat pada skenario keempat. Saat KPU Kabupaten Deliserdang mengumumkan pemenang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang. Massa yang tidak terima berupaya masuk ke kantor KPU Kabupaten Deliserdang. Personil Polres Deliserdang tetap bersiaga didepan dan negosiator berupaya memberikan pengarahan kepada massa jika negeri ini negara hukum.
Namun, massa tidak perduli dan terus bergerak masuk ke kantor KPU Kabupaten Deliserdang dengan bertindak anarkis. Massa melempari personel polisi dengan kemasan air mineral. Situasi pun kian memanas. Bantuan Dalmas Polres Deliserdang semakin bertambah. Mobil water canon diturunkan. Tembakan peringatan diberikan tapi massa tetap bergerak menembus kantor KPU Kabupaten Deliserdang.
Untuk membubarkan massa, polisi menyirami massa dengan air. Satu orang dari massa pendemo mengalami luka-luka dan harus mendapatkan pertolongan dari tim medis. Petugas pun mengamankan beberapa orang pendemo yang diduga menjadi provokator. Lalu massa membubarkan diri dan situasi dapat terkendali.
"Saya menjamin keamanan petugas yang melaksanakan verifikasi faktual. Kita melibatkan 600 personel dalam simulasi ini, untuk pengamanan Pilkada kita melibatkan 3.200 personel gabungan," kata Kapolres Deliserdang AKBP Eddy Suryantha Tarigan.
Menurut Eddy, simulasi ini hanya analisa singkat pihaknya, masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang selalu pihaknya lakukan analisis setiap hari. "Saya berharap kepada seluruh personel agar tetap semangat proses masih panjang sampai pelantikan. Tujuan kegiatan ini memberikan gambaran situasi saat tahapan Pilkada," tegas Eddy.
(rhs)