Nelayan di Bintan Panen Kuda Laut, Per Kilo Kering Rp5 Juta
A
A
A
BINTAN - Setiap memasuki Februari sampai awal April, nelayan di Bintan, Kepulauan Riau mulai dari Busung, Sekera, Lagoi, Berakit, juga di Pulau Pengujan, mengalami musim panen kuda laut.
Harga kuda laut yang sudah dikeringkan cukup mahal perkilonya mencapai Rp5 jutaan. Hewan jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus (latin) berfamily dengan Syngnathidae (latin). Hewan ini merupakan hewan langka yang dilindungi diatur dalam CITES sejak 15 Mei 2004 lalu, dan di Bintan pupulasinya masih cukup melimpah.
Junai, salah seorang nelayan di Teluk Sebong mengatakan, ia mengaku mendapatkan penghasilan lebih dari penangkapan kuda laut setiap musim angin munson (musim utara). Ketika sebagian nelayan tidak bisa mencari ikan.
Pencarian kuda laut, katanya, cukup mudah tidak dengan pancing, jaring, kelong, maupun bubu. Melainkan dengan snorkeling, dan alat kaca mata renang (google) dengan cara berenang karena kuda laut ini mengapung. Apabila dilihatnya ada kuda laut di dasar, barulah nelayan menyelam untuk mengambilnya.
Biasanya kuda laut di perairan dangkal kedalaman sekitar 2-4 meter. Dan biasanya musim kuda laut ini katanya, terjadi pada bulan Februari, dan berakhir pada awal April.
Pendapatannya dari penjualan kuda laut setiap musimnya sekitar Rp8-10 juta. Diakuinya pendapatan dari penangkapan kuda laut ini setiap tahun semakin kecil, seiring banyaknya nelayan yang ramai melakukan penangkapan.
"Setiap tahun pendapatan selalu menurun," katanya.
Kuda laut setelah ditangkap tidak bisa langsung dijual, namun dijemur terlebih dahulu. Setelah kering, barulah dibawa ke Pasar Pelantar II Tanjungpinang. Setiap 1 kilogram kuda laut kering dihargai Rp5 juta.
Satu-satunya hewan berkelamin jantan dapat hamil ini memiliki ukuran yang bervariasi antara 16 mm sampai 35 cm. Pemburuan kuda laut ini biasanya di Perairan Trikora, Berakit, Pengudang, Senggiling, Sekera, Kampung Bugis, hingga Busung.
Di Perairan Selat Bintan nelayan juga mencari kuda laut. Seperti yang dilakukan Rezal. "Di sini nelayan juga ramai menangkap kuda laut. Kalau sudah kering dijual ke pengumpul," kata Rezal.
Banyaknya kuda laut, menurutnya, memang semakin menurun. Tidak seperti sepuluh tahun lalu. Begitu juga dengan panjang badan dan beratnya. "Semakin sulit mencari, dan tidak sebesar beberapa tahun lalu," keluhnya.
Pengumpul kuda laut, di kampung Selat Bintan Cui Yong, menerangkan, harga kuda laut memang lumayan. Bahkan ia berani membeli kuda laut dalam hitungan per ekor, tanpa perlu ditimbang.
"Per ekor saya beli Rp18.000 sampai Rp20.000. Kalau saya menjual Rp25.000 per ekor," sebut Cui Yong, di rumahnya.
Harga kuda laut yang sudah dikeringkan cukup mahal perkilonya mencapai Rp5 jutaan. Hewan jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus (latin) berfamily dengan Syngnathidae (latin). Hewan ini merupakan hewan langka yang dilindungi diatur dalam CITES sejak 15 Mei 2004 lalu, dan di Bintan pupulasinya masih cukup melimpah.
Junai, salah seorang nelayan di Teluk Sebong mengatakan, ia mengaku mendapatkan penghasilan lebih dari penangkapan kuda laut setiap musim angin munson (musim utara). Ketika sebagian nelayan tidak bisa mencari ikan.
Pencarian kuda laut, katanya, cukup mudah tidak dengan pancing, jaring, kelong, maupun bubu. Melainkan dengan snorkeling, dan alat kaca mata renang (google) dengan cara berenang karena kuda laut ini mengapung. Apabila dilihatnya ada kuda laut di dasar, barulah nelayan menyelam untuk mengambilnya.
Biasanya kuda laut di perairan dangkal kedalaman sekitar 2-4 meter. Dan biasanya musim kuda laut ini katanya, terjadi pada bulan Februari, dan berakhir pada awal April.
Pendapatannya dari penjualan kuda laut setiap musimnya sekitar Rp8-10 juta. Diakuinya pendapatan dari penangkapan kuda laut ini setiap tahun semakin kecil, seiring banyaknya nelayan yang ramai melakukan penangkapan.
"Setiap tahun pendapatan selalu menurun," katanya.
Kuda laut setelah ditangkap tidak bisa langsung dijual, namun dijemur terlebih dahulu. Setelah kering, barulah dibawa ke Pasar Pelantar II Tanjungpinang. Setiap 1 kilogram kuda laut kering dihargai Rp5 juta.
Satu-satunya hewan berkelamin jantan dapat hamil ini memiliki ukuran yang bervariasi antara 16 mm sampai 35 cm. Pemburuan kuda laut ini biasanya di Perairan Trikora, Berakit, Pengudang, Senggiling, Sekera, Kampung Bugis, hingga Busung.
Di Perairan Selat Bintan nelayan juga mencari kuda laut. Seperti yang dilakukan Rezal. "Di sini nelayan juga ramai menangkap kuda laut. Kalau sudah kering dijual ke pengumpul," kata Rezal.
Banyaknya kuda laut, menurutnya, memang semakin menurun. Tidak seperti sepuluh tahun lalu. Begitu juga dengan panjang badan dan beratnya. "Semakin sulit mencari, dan tidak sebesar beberapa tahun lalu," keluhnya.
Pengumpul kuda laut, di kampung Selat Bintan Cui Yong, menerangkan, harga kuda laut memang lumayan. Bahkan ia berani membeli kuda laut dalam hitungan per ekor, tanpa perlu ditimbang.
"Per ekor saya beli Rp18.000 sampai Rp20.000. Kalau saya menjual Rp25.000 per ekor," sebut Cui Yong, di rumahnya.
(rhs)