Edy Rahmayadi Miliki Jiwa Toleransi dan Penuh Kasih Sayang
A
A
A
MEDAN - Saat menghadiri acara Deklarasi dan pelantikan relawan Eramas (PRIMER) untuk pemenangan Cagub dan Cawagub nomor urut 1, Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah di Balai Namaken, Jalan Jamin Ginting Medan. Edy begitu sapaan Edy Rahmayadi disambut dengan penampilan Marching Band MB Nur Adia Corps.
Cagub nomor urut 1 ini langsung meminta Marching Band MB Nur Adia Corps untuk berhenti. Sambil mengepalkan tangan dan badan sedikit membungkuk, Edy meminta maaf.
Sontak seluruh relawan dan tentunya para pemain Marching Band terheran. Sedangkan Edy langsung menuju tempat duduk yang telah tersedia.
Saat menyampaikan kata sambutan, Edy menjelaskan alasan dirinya menyuruh pemain Marching Band untuk berhenti. "Saya minta maaf karena menyuruh adik-adik berhenti bermain. Tepat disebelah kita, ada yang kemalangan. Janganlah acara kita ini sampai mengganggu mereka," kata Edy seraya menunjuk gedung di sebelah pada Senin (19/2/2018).
Puluhan relawan tampak tersenyum dan berdecak kagum melihat sosok mantan Pangkostrad ini. "Pak Edy yang terbaik. Kami butuh Gubernur seperti ini," ucap seorang relawan, Nila Fauziah Nasution sambil tersenyum.
Saat ditanya apakah sosok Edy Rahmayadi adalah sosok yang kasar, arogan dan tidak memiliki toleransi, wajah Nila langsung berubah. "Siapa yang bilang begitu? Apa enggak dilihatnya Pak Edy ini cemana. Mereka asal menilai," kata Nila dengan nada kesal.
Bagi Nila, sosok Edy adalah sosok pemimpin yang berwibawa, tanggung jawab, toleransinya tinggi dan penuh kasih sayang.
"Saya sering lihat pak Edy di siaran Televisi. Beliau sering sekali bermain sama anak kecil. Tadi aja waktu masuk gedung, pak Edy langsung menggendong anak kecil. Dimana letak arogannya coba? Sudah seperti ini, apa masih seperti itu," tandas Nila.
Cagub nomor urut 1 ini langsung meminta Marching Band MB Nur Adia Corps untuk berhenti. Sambil mengepalkan tangan dan badan sedikit membungkuk, Edy meminta maaf.
Sontak seluruh relawan dan tentunya para pemain Marching Band terheran. Sedangkan Edy langsung menuju tempat duduk yang telah tersedia.
Saat menyampaikan kata sambutan, Edy menjelaskan alasan dirinya menyuruh pemain Marching Band untuk berhenti. "Saya minta maaf karena menyuruh adik-adik berhenti bermain. Tepat disebelah kita, ada yang kemalangan. Janganlah acara kita ini sampai mengganggu mereka," kata Edy seraya menunjuk gedung di sebelah pada Senin (19/2/2018).
Puluhan relawan tampak tersenyum dan berdecak kagum melihat sosok mantan Pangkostrad ini. "Pak Edy yang terbaik. Kami butuh Gubernur seperti ini," ucap seorang relawan, Nila Fauziah Nasution sambil tersenyum.
Saat ditanya apakah sosok Edy Rahmayadi adalah sosok yang kasar, arogan dan tidak memiliki toleransi, wajah Nila langsung berubah. "Siapa yang bilang begitu? Apa enggak dilihatnya Pak Edy ini cemana. Mereka asal menilai," kata Nila dengan nada kesal.
Bagi Nila, sosok Edy adalah sosok pemimpin yang berwibawa, tanggung jawab, toleransinya tinggi dan penuh kasih sayang.
"Saya sering lihat pak Edy di siaran Televisi. Beliau sering sekali bermain sama anak kecil. Tadi aja waktu masuk gedung, pak Edy langsung menggendong anak kecil. Dimana letak arogannya coba? Sudah seperti ini, apa masih seperti itu," tandas Nila.
(sms)