Polisi Selidiki Kasus 52 Orang Keracunan Nasi Kenduri

Kamis, 15 Februari 2018 - 19:02 WIB
Polisi Selidiki Kasus...
Polisi Selidiki Kasus 52 Orang Keracunan Nasi Kenduri
A A A
BLITAR - Sedikitnya 52 orang warga Dusun Jatiroto, Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kenduri. Warga mengalami mual, pusing, dan buang air besar, terus menerus.

Beberapa korban keracunan di antaranya mengalami muntah. Para korban oleh anggota keluarga langsung dilarikan ke puskesmas setempat.

"Sebagian besar dirawat di puskesmas. Ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit Wlingi, "ujar Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya kepada wartawan Kamis (15/2/2018).

Mayoritas korban diketahui tamu undangan hajat akikah sekaligus khitanan seorang warga. Hajatan berlangsung Selasa 13 Februari 2018 dengan mengundang 80 warga. Tuan rumah menghidangkan menu nasi gulai kambing.

Sebelum pulang setiap tamu dibawakan nasi kenduri dengan menu daging, telur, urap sayuran. "Semua masakan hasil olahan sendiri," terang Slamet.

Setiba di rumah, gejala keracunan itu muncul. Dari semula satu dua orang, jumlah warga yang mual, pusing, demam dan muntah terus bertambah. Awalnya ada 30 orang dilarikan ke puskesmas setempat.

Pada Rabu 14 Februari 2018, jumlah korban terus bertambah hingga Kamis (15/2/2018) pagi menjadi 52 orang. Bahkan Sunarji selaku tuan rumah juga turut dirawat di puskesmas. Namun anehnya beberapa anggota keluarga yang ikut mencicipi nasi kenduri, ada yang tidak keracunan.

Menurut Slamet pihaknya telah mengamankan sampel sisa makanan. Kendati demikian penyebab keracunan belum diketahui. Apakah berasal dari bumbu gulai kambing atau nasi kenduri yang dibawa pulang.

"Sampel makanan akan kita bawa laboratorium forensik Polda Jawa Timur dan laboratorium dinas kesehatan setempat," ungkapnya.

Atas pertimbangan kondisi kesehatan, polisi belum memeriksa Sunarji. Namun sempat terlontar dari Sunarji, yang membikin masakan adalah tetangganya. Sebagaimana tradisi di pedesaan, setiap ada hajat, tetangga akan membantu rumah.

Slamet menambahkan, hasil labfor baru bisa diketahui 7 hari kemudian. Sampai tadi sore jumlah korban yang dirawat di puskesmas berangsur-angsur berkurang. Sebanyak 16 orang dibolehkan pulang, sebagian masih di puskesmas dan dua orang dirawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Kepala Puskesmas Doko Yudia Supradini mengatakan gejala awal keracunan muncul setelah enam jam pasien menyantap makanan. Saat tiba di puskesmas pasien rata rata dalam kondisi lemas. "Total yang sempat dirawat di sini sebanyak 52 orang. Dua di antaranya dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Saat ini secara umum sudah berangsur membaik," ujarnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1118 seconds (0.1#10.140)