200 Ekor Sapi Mati Terjangkit Virus Jembrana
A
A
A
MUSI RAWAS - 200 ekor sapi di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan, mati akibat terjangkit virus jembrana. Saat ini, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Musi Rawas sudah menggelar gerakan vaksinasi jembrana untuk mencegah meluasnya virus mematikan ini.
"Dua ratusan sapi yang mati itu sudah tersebar di beberapa kecamatan, seperti Tugumulyo, Purwodadi, Sumberharta, Megangsakti, Muara Beliti, TP Kepungut, dan Muara Kelingi," ungkap Tohirin, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Mura, Jumat (9/2/2018).
Dia menambahkan, banyak peternak yang khawatir dengan sapi-sapinya sehingga permintaan vaksinasi jembrana sangat tinggi. Dalam beberapa minggu ini, petugas peternakan sangat sibuk melayani permintaan vaksinasi dari kelompok ternak.
"Hingga saat ini, sudah hampir 5.000 ekor sapi yang dilakukan vaksinasi. Virus ini memang berbahaya, karena penyebarannya bisa melalui banyak media. Bahkan anginpun menjadi salah satu media penyebaran virus ini," ujarnya.
Awalnya daerah ini clear dari virus jembrana, namun ada beberapa blantik (pelaku usaha jual beli ternak) sapi dalam beberapa bulan belakangan memasukkan sapi dari Bengkulu. Nah diduga, sapi-sapi dari Bengkulu ini terjangkit virus jembrana dan menularkannya ke sapi-sapi lainnya di Mura.
"Virus jembrana ini layaknya virus HIV bagi manusia. Virus ini menggerogoti daya tahan tubuh. Hanya saja, kalau yang terjangkit HIV masih bisa bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama. Namun kalau virus jembrana ini, sapi yang terjangkit tidak bisa bertahan lama, paling lama tiga hari," katanya.
Bagi peternak yang mendapati sapinya sudah terjangkit virus jembrana, agar segera disembelih. Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. Sebab, menurut Tohirin, sapi yang sudah terjangkit ini, dagingnya bisa dikonsumsi. Namun jangan pernah mengolah jeroannya dan sesegera mungkin jeroan tersebut dikubur sedalam mungkin.
"Khusus bagi yang peternak yang sapinya ikut dalam program AUTS (Asuransi Usaha Ternak Sapi), maka sapi yang mati akan diberi ganti rugi. Sedangkan yang tidak ikut, maka jangan berkecil hati. Segera ikut program AUTS, untuk menghindari kerugian lebih besar," pungkas Tohirin.
"Dua ratusan sapi yang mati itu sudah tersebar di beberapa kecamatan, seperti Tugumulyo, Purwodadi, Sumberharta, Megangsakti, Muara Beliti, TP Kepungut, dan Muara Kelingi," ungkap Tohirin, Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Mura, Jumat (9/2/2018).
Dia menambahkan, banyak peternak yang khawatir dengan sapi-sapinya sehingga permintaan vaksinasi jembrana sangat tinggi. Dalam beberapa minggu ini, petugas peternakan sangat sibuk melayani permintaan vaksinasi dari kelompok ternak.
"Hingga saat ini, sudah hampir 5.000 ekor sapi yang dilakukan vaksinasi. Virus ini memang berbahaya, karena penyebarannya bisa melalui banyak media. Bahkan anginpun menjadi salah satu media penyebaran virus ini," ujarnya.
Awalnya daerah ini clear dari virus jembrana, namun ada beberapa blantik (pelaku usaha jual beli ternak) sapi dalam beberapa bulan belakangan memasukkan sapi dari Bengkulu. Nah diduga, sapi-sapi dari Bengkulu ini terjangkit virus jembrana dan menularkannya ke sapi-sapi lainnya di Mura.
"Virus jembrana ini layaknya virus HIV bagi manusia. Virus ini menggerogoti daya tahan tubuh. Hanya saja, kalau yang terjangkit HIV masih bisa bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama. Namun kalau virus jembrana ini, sapi yang terjangkit tidak bisa bertahan lama, paling lama tiga hari," katanya.
Bagi peternak yang mendapati sapinya sudah terjangkit virus jembrana, agar segera disembelih. Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar. Sebab, menurut Tohirin, sapi yang sudah terjangkit ini, dagingnya bisa dikonsumsi. Namun jangan pernah mengolah jeroannya dan sesegera mungkin jeroan tersebut dikubur sedalam mungkin.
"Khusus bagi yang peternak yang sapinya ikut dalam program AUTS (Asuransi Usaha Ternak Sapi), maka sapi yang mati akan diberi ganti rugi. Sedangkan yang tidak ikut, maka jangan berkecil hati. Segera ikut program AUTS, untuk menghindari kerugian lebih besar," pungkas Tohirin.
(wib)