Hasil Survei di Posisi Buncit, Hasanah Geber Sosialisasi Masif
A
A
A
BANDUNG - Cyrus Network menempatkan pasangan Tubagus Hasanudin- Anton Charliyan (Hasanah) di posisi paling buncit dalam hasil survei popularitas dan elektabilitas pasangan bakal cagub-cawagub Jawa Barat di ajang Pilgub Jabar 2018. Bakal cagub Jabar Tubagus Hasanudin menanggapi santai hasil survei yang kurang menggembirakan tersebut.
Meski ditempatkan di posisi paling buncit dengan raihan persentase dukungan responden sebesar 2,5% itu, pria yang akrab disapa Kang Hasan tersebut menilainya wajar karena dirinya terbilang sosok baru di ajang Pilgub Jabar 2018.
"Ya, nda apa-apa karena saya baru masuk dengan nol persen," ungkap Kang Hasan seusai menghadiri acara Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Alumni Perhimpunan Pendidikan Pasundan Indonesia (PAPPI) di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
Meski Cyrus Network merilis hanya 2,5% responden memilih pasangan Hasanah, namun alumni STIE Pasundan itu mengaku mengantongi hasil survei lembaga survei lainnya yang menempatkan Hasanah di posisi 8,5% atau lebih baik dibandingkan hasil survei Cyrus Network. "Pembandingnya sekarang di angka 8,5%, yang lain malah turun dari 40% menjadi 32%, saya naik," tuturnya.
Kang Hasan mengaku tak begitu mempersoalkan hasil survei tersebut. Bagi dia, hasil survei hanyalah acuan, bukan patokan. Terlebih, kata dia, hasil survei yang dirilis berbagai lembaga survei cenderung berbeda-beda.
Dia menyebutkan, hasil survei yang tinggi bukan penentu kemenangan di ajang Pilgub Jabar 2018. Terlebih, pengalaman pun sudah berbicara,ketika sosok Agum Gumelar yang menempati top survei pada Pilgub Jabar 2008 silam harus rela menerima kekalahan. Hal serupa dialami Dede Yusuf yang kalah di Pilgub Jabar 2013.
Diketahui, dalam paparan opini publik di Jakarta, Senin 5 Februari 2018 Cyrus Network merilis hasil survey, pasangan yang diusung PDIP yakni Hasanah memiliki tingkat keterpilihan yang sangat rendah, hanya 2,5%. Hasil sini lebih buruk ketimbang pasangan yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN, yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang memiliki tingkat keterpilihan 5% saja.
Meski ditempatkan di posisi paling buncit dengan raihan persentase dukungan responden sebesar 2,5% itu, pria yang akrab disapa Kang Hasan tersebut menilainya wajar karena dirinya terbilang sosok baru di ajang Pilgub Jabar 2018.
"Ya, nda apa-apa karena saya baru masuk dengan nol persen," ungkap Kang Hasan seusai menghadiri acara Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Alumni Perhimpunan Pendidikan Pasundan Indonesia (PAPPI) di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
Meski Cyrus Network merilis hanya 2,5% responden memilih pasangan Hasanah, namun alumni STIE Pasundan itu mengaku mengantongi hasil survei lembaga survei lainnya yang menempatkan Hasanah di posisi 8,5% atau lebih baik dibandingkan hasil survei Cyrus Network. "Pembandingnya sekarang di angka 8,5%, yang lain malah turun dari 40% menjadi 32%, saya naik," tuturnya.
Kang Hasan mengaku tak begitu mempersoalkan hasil survei tersebut. Bagi dia, hasil survei hanyalah acuan, bukan patokan. Terlebih, kata dia, hasil survei yang dirilis berbagai lembaga survei cenderung berbeda-beda.
Dia menyebutkan, hasil survei yang tinggi bukan penentu kemenangan di ajang Pilgub Jabar 2018. Terlebih, pengalaman pun sudah berbicara,ketika sosok Agum Gumelar yang menempati top survei pada Pilgub Jabar 2008 silam harus rela menerima kekalahan. Hal serupa dialami Dede Yusuf yang kalah di Pilgub Jabar 2013.
Diketahui, dalam paparan opini publik di Jakarta, Senin 5 Februari 2018 Cyrus Network merilis hasil survey, pasangan yang diusung PDIP yakni Hasanah memiliki tingkat keterpilihan yang sangat rendah, hanya 2,5%. Hasil sini lebih buruk ketimbang pasangan yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN, yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang memiliki tingkat keterpilihan 5% saja.
(wib)