Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup Satu Bulan
A
A
A
SEMARANG - Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) menutup semua jalur pendakian Gunung Merbabu untuk umum pada 1-28 Februari 2018. Ini dilakukan untuk pemulihan ekosistem gunung yang memiliki ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Pengendali Ekosistem BTNGM Resort Kopeng Hendro Prasojo menjelaskan, penutupan jalur pendakian ini untuk kepentingan kegiatan konservasi guna memulihkan ekosistem Gunung Merbabu yang rusak akibat kegiatan pendakian. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam konservasi antara lain, bersih gunung, pemeliharaan jalur pendakian dan penanaman pohon.
"Gunung Merbabu juga perlu istirahat dari aktivitas pendakian agar ekosistem dan kelestarian alamnya bisa terjaga dengan baik. Karena itu, kami minta kepada masyarakat bisa memahami dan mematuhi kebijakan ini serta mendukung upaya pemulihan ekosistem Gunung Merbabu," katanya, Senin (5/2/2018).
Dia menjelaskan, penutupan aktivitas pendakian dilakukan di lima jalur pendakian menuju puncak Gunung Merbabu yang terdapat di wilayah Kabupaten Semarang (Tekelen dan Cuntel), Boyolali (Selo) dan Magelang (Wekas dan Suwanting). BTNGM akan menindak tegas dan memberikan sanksi kepada masyarakat yang nekat melakukan aktivitas pendakian di Gunung Merbabu selama jalur pendakian masih ditutup.
Sanksinya adalah membayar denda sebesar dua kali lipat dari nilai retribusi pendakian Gunung Merbabu dan wajib lapor ke BTNGM selama satu bulan. "Selama jalur pendakian ditutup, kami juga akan melakukan patroli. Ini untuk mensterilkan Gunung Merbabu dari aktivitas pendakian, sehingga pelaksanaan kegiatan pemulihan ekosistem bisa dilakukan secara optimal," ujarnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Polsek Getasan Suwandi Aiptu Suwandi menambahkan, selain untuk kepentingan kegiatan pemulihan ekosistem, penutupan Gunung Merbabu juga didasarkan pada kondisi cuaca yang belakangan cenderung ekstrem. Dalam kondisi cuaca ekstrem, jalur pendakian Gunung Merbabu rawan terjadi hal yang tidak dinginkan seperti pendaki tersesat hingga kecelakaan.
"Kejadian semacam itu banyak terjadi saat cuaca Gunung Merbabu dalam kondisi ekstrem. Jadi, penutupan aktivitas pendakian ini selain untuk pemulihan ekosistem Gunung Merbabu juga untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pada cuaca buruk seperti sekarang ini," pungkasnya.
Pengendali Ekosistem BTNGM Resort Kopeng Hendro Prasojo menjelaskan, penutupan jalur pendakian ini untuk kepentingan kegiatan konservasi guna memulihkan ekosistem Gunung Merbabu yang rusak akibat kegiatan pendakian. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam konservasi antara lain, bersih gunung, pemeliharaan jalur pendakian dan penanaman pohon.
"Gunung Merbabu juga perlu istirahat dari aktivitas pendakian agar ekosistem dan kelestarian alamnya bisa terjaga dengan baik. Karena itu, kami minta kepada masyarakat bisa memahami dan mematuhi kebijakan ini serta mendukung upaya pemulihan ekosistem Gunung Merbabu," katanya, Senin (5/2/2018).
Dia menjelaskan, penutupan aktivitas pendakian dilakukan di lima jalur pendakian menuju puncak Gunung Merbabu yang terdapat di wilayah Kabupaten Semarang (Tekelen dan Cuntel), Boyolali (Selo) dan Magelang (Wekas dan Suwanting). BTNGM akan menindak tegas dan memberikan sanksi kepada masyarakat yang nekat melakukan aktivitas pendakian di Gunung Merbabu selama jalur pendakian masih ditutup.
Sanksinya adalah membayar denda sebesar dua kali lipat dari nilai retribusi pendakian Gunung Merbabu dan wajib lapor ke BTNGM selama satu bulan. "Selama jalur pendakian ditutup, kami juga akan melakukan patroli. Ini untuk mensterilkan Gunung Merbabu dari aktivitas pendakian, sehingga pelaksanaan kegiatan pemulihan ekosistem bisa dilakukan secara optimal," ujarnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Polsek Getasan Suwandi Aiptu Suwandi menambahkan, selain untuk kepentingan kegiatan pemulihan ekosistem, penutupan Gunung Merbabu juga didasarkan pada kondisi cuaca yang belakangan cenderung ekstrem. Dalam kondisi cuaca ekstrem, jalur pendakian Gunung Merbabu rawan terjadi hal yang tidak dinginkan seperti pendaki tersesat hingga kecelakaan.
"Kejadian semacam itu banyak terjadi saat cuaca Gunung Merbabu dalam kondisi ekstrem. Jadi, penutupan aktivitas pendakian ini selain untuk pemulihan ekosistem Gunung Merbabu juga untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pada cuaca buruk seperti sekarang ini," pungkasnya.
(zik)