21 Pedagang Pelabuhan Roro Tanjunguban Akan Direlokasi
A
A
A
BANDAR SERI BENTAN - Sebanyak 21 pedagang di pelabuhan kapal roll off roll on (roro) PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Tanjunguban, Bintan, Kepulauan Riau, akan dipindahkan ke kios baru yang sudah dibangun.
Supervisor PT ASDP Tanjunguban Astuni mengatakan, pembangunan kios sudah selesai. Selanjutnya, pedagang yang berjualan di kawasan pelabuhan akan direlokasi ke 21 kios yang telah dibangun.
"Yang terdaftar 20 pedagang, tetapi yang belum terdaftar ada sekitar lima pedagang. Semua akan kita pindahkan ke kios baru," kata Astuni di Tanjunguban, Bintan Utara, Rabu (24/1).
Untuk penentuan harga sewa kios per bulannya, kata Astuni, bukan kewenangannya, melainkan oleh manajemen PT ASDP Cabang Batam.
"Kita pastikan pedagang yang menempati bukan pedagang baru, tetapi selama ini sudah berjualan di Pelabuhan ASDP Tanjunguban."
Menurut Astuni, relokasi pedagang ini bertujuan merapikan dan menjaga kebersihan serta meningkatkan kenyamanan penumpang, juga meningkatkan kelancaran arus kendaraan dan barang dari Batam ke Bintan dan sebaliknya. "Supaya indah," katanya.
Bangunan utama yang selama ini digunakan pedagang untuk berjualan, juga akan direhab, dijadikan kantor pelayanan satu atap, menjadi kantor beberapa instansi terkait seperti custom/bea cukai, imigrasi, quarantine/karantina, dan polisi pelabuhan (CIQP). "Gedungnya kita rehab dulu, bukan dibangun ulang," ujarnya.
Selanjutnya, kantor yang saat ini digunakan ruang administrasi ASDP dan kantor bersama akan disulap menjadi ruang tunggu bagi penumpang gerbang masuk atau toll gate juga akan dibuat terpisah antara toll gate penumpang dan toll gate kendaraan. "Juga menjadi tempat pembayaran tiket penumpang."
Sementara, untuk toll gate kendaraan tetap. Alur penumpang masuk melalui kantor Bea Cukai, melewat kantin, lalu memasuki ruang tiket dan ruang tunggu. "Rehabilitasi bangunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan penumpang," katanya.
Tian, warga yang akan menyeberang ke Batam, mengatakan, wajah pelabuhan saat ini nampak semrawut karena pedagang tidak tertata rapi. "Tempat berdagangnya sebagian becek. Bagusnya memang ditata agar rapi," kata Tian.
Walaupun direhab, ia berharap konstruksinya lebih bagus, fungsi penghijauan tetap dipertahankan, agar suasana pelabuhan tidak gersang dan panas. "Pohon penaung penghijauan harus dipertahankan."
Hana, warga lainnya meminta pihak ASDP membuatkan jalur penumpang yang lebih nyaman, rapi, dan bersih. Ruang tunggu penumpang agar dilengkapi dengan kakus/water closet (WC) yang terjaga kebersihannya. "Jangan hanya mengejar untung saja, tetapi utamakan kenyamanan," ujarnya.
Supervisor PT ASDP Tanjunguban Astuni mengatakan, pembangunan kios sudah selesai. Selanjutnya, pedagang yang berjualan di kawasan pelabuhan akan direlokasi ke 21 kios yang telah dibangun.
"Yang terdaftar 20 pedagang, tetapi yang belum terdaftar ada sekitar lima pedagang. Semua akan kita pindahkan ke kios baru," kata Astuni di Tanjunguban, Bintan Utara, Rabu (24/1).
Untuk penentuan harga sewa kios per bulannya, kata Astuni, bukan kewenangannya, melainkan oleh manajemen PT ASDP Cabang Batam.
"Kita pastikan pedagang yang menempati bukan pedagang baru, tetapi selama ini sudah berjualan di Pelabuhan ASDP Tanjunguban."
Menurut Astuni, relokasi pedagang ini bertujuan merapikan dan menjaga kebersihan serta meningkatkan kenyamanan penumpang, juga meningkatkan kelancaran arus kendaraan dan barang dari Batam ke Bintan dan sebaliknya. "Supaya indah," katanya.
Bangunan utama yang selama ini digunakan pedagang untuk berjualan, juga akan direhab, dijadikan kantor pelayanan satu atap, menjadi kantor beberapa instansi terkait seperti custom/bea cukai, imigrasi, quarantine/karantina, dan polisi pelabuhan (CIQP). "Gedungnya kita rehab dulu, bukan dibangun ulang," ujarnya.
Selanjutnya, kantor yang saat ini digunakan ruang administrasi ASDP dan kantor bersama akan disulap menjadi ruang tunggu bagi penumpang gerbang masuk atau toll gate juga akan dibuat terpisah antara toll gate penumpang dan toll gate kendaraan. "Juga menjadi tempat pembayaran tiket penumpang."
Sementara, untuk toll gate kendaraan tetap. Alur penumpang masuk melalui kantor Bea Cukai, melewat kantin, lalu memasuki ruang tiket dan ruang tunggu. "Rehabilitasi bangunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan penumpang," katanya.
Tian, warga yang akan menyeberang ke Batam, mengatakan, wajah pelabuhan saat ini nampak semrawut karena pedagang tidak tertata rapi. "Tempat berdagangnya sebagian becek. Bagusnya memang ditata agar rapi," kata Tian.
Walaupun direhab, ia berharap konstruksinya lebih bagus, fungsi penghijauan tetap dipertahankan, agar suasana pelabuhan tidak gersang dan panas. "Pohon penaung penghijauan harus dipertahankan."
Hana, warga lainnya meminta pihak ASDP membuatkan jalur penumpang yang lebih nyaman, rapi, dan bersih. Ruang tunggu penumpang agar dilengkapi dengan kakus/water closet (WC) yang terjaga kebersihannya. "Jangan hanya mengejar untung saja, tetapi utamakan kenyamanan," ujarnya.
(zik)