21 Hari Dirawat di RS, Yani Penderita Gizi Buruk Akut Meninggal Dunia
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Yani, bocah 6 tahun yang mengalami marasmus (gizi buruk) akut akhirnya meninggal dunia Rabu (17/1/2018) malam setelah dirawat intensif selama 21 hari di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng). Yani mengalami pendarahan pada lambung dan tidak bisa diselamatkan lagi oleh tim medis rumah sakit.
"21 hari kami merawat bocah Yani yang mengalami gizi buruk yang sempat telantar karena ia yatim piatu dan hanya dirawat ayah angkat. Padahal kondisi Yani sebenarnya mulai membaik, dari berat badan 6 kg sudah naik sekitar 8,2 kg," ujar seorang Relawan Kobar yang selalu mendampingi bocah malang ini, Indra Alfian, kepada MNC Media, Kamis (18/1/2018).
Indra menceritakan, Yani mulia drop seusai ditinggalkan oleh ayah tirinya sejak 10 Januari lalu. "Akhirnya para Relawan Kobar yang menjaga dan merawat Yani. Akhirnya bocah malang ini meninggal dunia."
Kamis pagi ini, jenazah bocah yatim piatu ini akan dimakamkan secara Katolik di Makam Pal 12, Desa Pangkalan Lima.
Diberitakan sebelumnya, bocah perempuan kurus yang ditemukan pengurus KNPI Lamandau telantar di sekitar sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kabupaten Lamandau, Kalteng, Kamis (28/12/1017) pagi, dinyatakan terkena penyakit marasmus (gizi buruk) akut. Hal ini disampaikan Plt Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Akhmad Faozan.
Sementara, ayah angkat korban Antonius mengatakan, putrinya mengalami menceret selama dua bulan terakhir. Sebelumnya mereka berdua berada di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) ke rumah anak kandung Antonius yang bekerja di sana.
"Namun karena Yani tak kunjung sehat, saya kembali lagi ke Kabupaten Lamandau numpang di rumah teman. Saat saya bersama Yani jalan kaki di sekitar sekolah MIN, Yani lelah dan pingsan, lalu ditolong orang KNPI Lamandau dan dibawa menuju RSUD Lamandau. Sekarang dirujuk ke RSUD SI Pangkalan Bun." (Baca Juga: Bantuan untuk Yani, Penderita Gizi Buruk Akut Mencapai Rp50 Juta Lebih(zik)
"21 hari kami merawat bocah Yani yang mengalami gizi buruk yang sempat telantar karena ia yatim piatu dan hanya dirawat ayah angkat. Padahal kondisi Yani sebenarnya mulai membaik, dari berat badan 6 kg sudah naik sekitar 8,2 kg," ujar seorang Relawan Kobar yang selalu mendampingi bocah malang ini, Indra Alfian, kepada MNC Media, Kamis (18/1/2018).
Indra menceritakan, Yani mulia drop seusai ditinggalkan oleh ayah tirinya sejak 10 Januari lalu. "Akhirnya para Relawan Kobar yang menjaga dan merawat Yani. Akhirnya bocah malang ini meninggal dunia."
Kamis pagi ini, jenazah bocah yatim piatu ini akan dimakamkan secara Katolik di Makam Pal 12, Desa Pangkalan Lima.
Diberitakan sebelumnya, bocah perempuan kurus yang ditemukan pengurus KNPI Lamandau telantar di sekitar sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kabupaten Lamandau, Kalteng, Kamis (28/12/1017) pagi, dinyatakan terkena penyakit marasmus (gizi buruk) akut. Hal ini disampaikan Plt Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Akhmad Faozan.
Sementara, ayah angkat korban Antonius mengatakan, putrinya mengalami menceret selama dua bulan terakhir. Sebelumnya mereka berdua berada di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) ke rumah anak kandung Antonius yang bekerja di sana.
"Namun karena Yani tak kunjung sehat, saya kembali lagi ke Kabupaten Lamandau numpang di rumah teman. Saat saya bersama Yani jalan kaki di sekitar sekolah MIN, Yani lelah dan pingsan, lalu ditolong orang KNPI Lamandau dan dibawa menuju RSUD Lamandau. Sekarang dirujuk ke RSUD SI Pangkalan Bun." (Baca Juga: Bantuan untuk Yani, Penderita Gizi Buruk Akut Mencapai Rp50 Juta Lebih(zik)